Monday, December 22, 2008

Rumah murah


Beberapa teman, tetangga, hingga orang-orang yang tahu aku ambil kredit rumah bertanya, bagaimana cara ambil kredit rumah murah? mulai dari prosedur hingga syarat-syarat. Aku ingin berbagi tentang pengalamanku ambil rumah murah, dengan kredit melalui KPR BTN. Bagi yang kantongnya cekak, ini sangat-sangat membantu sekali untuk bisa mendapatkan rumah "idaman".

Faktanya, kebutuhan akan perumahan murah saat ini masih cukup tinggi. Tetapi penyaluran kredit, dalam hal ini KPR, masih sangat rendah. Banyak faktor menurutku. Pertama, memang sosialisasi dari bank cukup minim. Selain itu, banyak orang yang ngeper duluan kalo mau berurusan dengan bank. Ini terkait dengan akses perbankan masyarakat yang memang rendah. Banyaknya "kertas" yang harus diurus sudah terbayang di depan mata. Belum lagi bila kita hanya berwiraswata, apakah bisa tembus ke bank?. Sebenarnya, mungkin tak sesulit itu.
Dalam kasusku, yang seorang pegawai perusahaan swasta, aku cukup mendapatkan kemudahan, baik dari pihak pengembang maupun bank (BTN). Entah, apakah memang prosedurnya semudah ini. Tetapi ini patut menjadi masukan bagi yang ingin mengambil kredit rumah murah. Rumah yang aku ambil adalah tipe 21, dengan luas 64 meter persegi. Model rumah tipe 21, tak lagi kotak kayak kardus seperti keluaran Perumnas. Kebetulan, bapakku pernah memiliki rumah murah keluaran Perumnas tahun 1980. Harga rumah tipe 21 sekarang berkisar antara Rp 40 juta sampai Rp 55 juta. Belum termasuk dipotong subsidi pemerintah.

Rumah tipe 21 dari pengembang swasta sekarang ini sudah gaya. Tidak jarang pakai pilar, dengan model minimalis, atau bahkan genteng warna. Tak lagi konvensional. Yang membedakan dengan rumah tipe besar adalah luas tanah dan bangunan saja. Sedikit polesan, rumah tipe 21 ini sudah bisa gaya.
Lalu bagaimana cara "memperolehnya" ? Ini tips bagi yang ingin mengambil kredit rumah murah:
1. Lakukan survei ke sejumlah pengembang (developer). Bertanya tak ada salahnya. Lihat brosur mereka, bandingkan satu sama lain (dalam hal ini soal harga dan prosedur). Tetapi yang lebih penting lagi adalah soal bagaimana track record pengembangnya. Dalam banyak kasus, pengembang nakal dan melarikan booking fee (uang panjer tanda keseriusan/di luar uang muka). Sejumlah kasus sudah menjebloskan pengembang ke penjara. Bila perlu, anda tanya ke orang-orang yang pernah mengambil rumah atau berurusan dengan pengembang yang akan anda tuju. Pengalamanku, aku sampai harus bertanya ke tetangga dari si pengembang bagaimana track record-nya. Jangan malu, daripada menyesal seperti temanku yang Rp 1,5 juta -nya amblas dibawa kabur.
2. Bandingkan soal harga antara satu pengembang dengan pengembang lainnya. Biasanya, kita akan diminta membayar booking fee, untuk tipe 21 biasanya Rp 2 juta, kemudian uang muka yang jumlahnya bervariasi, minimal Rp 3,5 juta (seperti yang aku ambil). Harus minta penjelasan ke pengembang. Karena nanti dalam prosesnya, anda akan diminta uang lagi. Antara lain proses di bank Rp 2 juta, dan tetek bengek lainnya. Jadi kalo di brosur ada tulisan hanya dengan uang muka Rp 3,5 juta misalnya, itu belum dengan biaya-biaya lainnya. Sebagai contoh, untuk rumah yang aku ambil, total harus keluar Rp 7,5 juta untuk booking fee+uang muka+administrasi bank. Cicilan Rp 379.000 per bulan, selama 15 tahun.
Nah, untuk perhitungan ini, antara anda dan orang lain bisa jadi jatuhnya berbeda. Sebagai contoh, rumahku dengan rumah tetanggaku dengan tipe sama, tetanggaku hanya bayar cicilan gak sampai Rp 250.000 per bulan. Kenapa bisa begitu? ini karena pengaruh berapa besar subsidi yang diberikan kepada kita. Pemerintah kalau tidak salah memberikan subsidi antara Rp 8 juta sampai Rp 11 juta. Ini akan dilihat dari besarnya gaji kita. Semakin besar gaji, semakin sedikit subsidi. Beberapa orang mengakali ini dengan membuat slip gaji dengan batas minimal yang dikehendaki bank. Harapannya tentu mendapatkan subsidi tinggi. Aku tidak mengajari itu, karena bisa jadi ketika slip direkayasa menjadi lebih kecil nominal gajinya, malah gagal di approved gara-gara dianggap tak memiliki daya bayar yang cukup. Iya kan? Maka, lebih baik apa adanya. Kalau memang orang lain mendapat angsuran lebih rendah, itu rejeki mereka. Kita mendapatkan rejeki di tempat lain.
3. Bila sudah benar-benar paham akan perhitungan harga dan prosedurnya, tinggal menyiapkan berkas-berkasnya. Kita akan diminta untuk melampirkan surat keterangan dari kantor, slip gaji, ktp, pas foto, kartu keluarga, surat keterangan domisili, mengisi blanko dan lain sebagainya. Tidak terlalu repot bila memang kita sedikit memberi waktu luang. Untuk PNS akan lebih mudah prosesnya. Pegawai swasta akan disurvei via telepon, sedangkan wiraswasta akan disurvei ke rumah.
4. Setelah berkas selesai, tinggal menunggu wawancara dari pihak bank. Ini akan dijadwalkan oleh pengembang dengan pihak bank. Pihak pengembang yang akan menghubungi kita, kapan kita harus wawancara. Biasanya proses dari berkas masuk sampai wawancara antara 2 minggu sampai satu bulan. Jangan takut soal wawancara, karena ini hanya akan ditanya soal pekerjaan anda, penghasilan anda, budget untuk kebutuhan anda sehari-sehari, dan teknis administrasi lainnya. Ini untuk mengetahui sejauh mana daya bayar anda.
5. Setelah itu, minimal 2 minggu kemudian kita akan mendapatkan hasilnya, apakah pihak bank akan menyetujui pengajuan kredit kita atau tidak. Bila anda punya waktu, anda bisa menelpon pihak pengembang atau bank menanyakan status pengajuan kredit anda. Karena kadang-kadang bank tidak segera memberitahukan ke kita. Atau kadang sudah diberitahukan hasilnya ke pihak pengembang, tetapi belum diinformasikan ke kita.
6. Apabila disetujui, maka proses selanjutnya adalah menunggu panggilan akad kredit atau penandatanganan berkas-berkas kredit kita. Kita akan mendapatkan penjelasan dari pihak notaris, bank, kemudian diberi fotokopi sertifikat rumah kita. Setelah itu, kita akan segera menerima kunci rumah kita.
Secara garis besar, begitulah prosesnya. Tidak lama sebenarnya. Praktis hanya butuh maksimal 2 bulan sebenarnya. Nah, sekadar untuk masukan, dalam masa 3 bulan setelah kita terima kunci rumah, kita masih memiliki garansi. Cek benar-benar rumah anda, bila ada kerusakan, segera beritahukan ke pengembang untuk diperbaiki.
Oiya, sebelum lupa. Anda juga harus menanyakan soal listrik. Ini penting, karena dalam banyak kasus, ternyata listrik baru bisa berfungsi sembilan bulan sejak kita terima kunci. Bahkan ada yang sampai satu tahun lebih listrik belum mengalir. Dalam kasusku, sekitar 2 bulanan sejak terima kunci listrik baru masuk. Itu juga karena para pemilik rumah selalu proaktif tanya ke pengembang. Jadi lucu kalau kemudian anda punya rumah tapi tanpa listrik.
Okay, selamat berburu rumah murah...
regards,
A
*foto rumah diambil dari www.btn.co.id

Sunday, December 14, 2008

happiness only true when shared

Perjalanan mencari kebahagiaan yang murni memang terlalu berisiko. McCandless telanjur salah. He's already dead. Tapi dia membuka mata banyak orang akan pilihan hidup dan risikonya, dengan bayaran kematiannya.

Begini.
Kita mulai dengan memperkenalkan McCandless. Dia adalah Christopher Johnson McCandless, lahir 12 Februari 1968, meninggal 18 Agustus 1992. Seorang muda Amerika yang bermimpi menaklukkan keliaran Alaska, tanpa bekal makanan maupun perlengkapan yang cukup. Kelaparan. Mati dalam kesendirian.

"Menaklukkan keliaran Alaska". Terdengar seperti dia adalah seorang pecinta alam. Bukan seperti itu. Dia lebih sebuah pribadi gelisah. Terlalu muak dengan kondisi masyarakat. Memiliki situasi ideal bagi dirinya sendiri. Tepat di puncak ubun-ubunnya. Dia hanya membutuhkan sedikit hal, sedikit waktu, sedikit pemantik, untuk tiba-tiba meledak. Yeah, Saat itu sudah berada di ubun-ubun, maka mungkin begitulah cara kerjanya.

Wayne Westerberg: Yeah. Why not?
Christoper McCandless: You know, about getting out of this sick society. Society!
Wayne Westerberg: Society! Society!
Christopher McCandless: Society, man! You know, society! Cause, you know what I don't understand? I don't understand why people, why every fucking person is so bad to each other so fucking often. It doesn't make sense to me. Judgment. Control. All that, the whole spectrum. Well, it just...
Wayne Westerberg: What "people" we talking about?

Christopher McCandless: You know, parents, hypocrites, politicians, pricks.

Christopher McCandless menyebut dirinya Alex Supertramp. Dia berpikir, dan sepertinya tertanam begitu dalam dan tajam di benaknya, bahwa kita tidak butuh berhubungan dengan orang lain untuk menjadi bahagia. Pun sebuah keluarga seperti tidak ada artinya. You don't need human relationships to be happy. God has placed it all around us.
Aku berasumsi. Alex adalah penggelisah. Kebahagiaan bagi dia mungkin seperti udara di luar sana. Bergerak dari satu negara bagian ke negara bagian lain dengan leluasanya. Membelah luasnya samudera, menyelusup tanpa halang di lubang kancing baju di jemuran tetangga. Tanpa ada halangan. Kebahagiaan adalah kebebasan tanpa penghakiman, tanpa kemunafikan, tanpa kebencian. Kebebasan sebenar-benarnya.

Alex naif. Dumb ass. Berpikir sebuah idealisme tanpa menggunakan otak. Alex lupa, berpikir adalah menggunakan otak, dan bukan tanpa menggunakan otak. Alex berpikir bisa mendapatkan kebahagiaan di alam bebas, dengan Tuhan sebagai penyedia perlengkapan hidup lengkap dengan sajian sarapan hingga makan malam. Tinggal di sebuah bus bekas. Makan dari alam. Tanpa bantuan, tanpa uang, tanpa perhitungan matang.
Lalu, mungkin aku harus bertanya di mana bongkahan otak itu terselip? atau mungkin direnggut Beruang yang menghampirinya pada suatu hari?
Semua terlambat saat kelaparan datang. Tanpa makanan, tanpa uang (yang kalau pun ada, pertanyaan berikutnya adalah mau beli makanan di mana di alam bebas seperti itu?). Oiya, God has placed it all arround us. Mencarilah dia makanan yang tersedia di alam. Otaknya ketemu. Otaknya ketemu. Iya, ketemu.

Hanya beberapa saat kemudian, kelaparan membuat otaknya terselip lagi entah kemana. Tak lagi bisa membedakan mana tumbuhan beracun dan tidak. Bahkan saat dia memiliki buku panduan, do and dont. Terlambat. Tubuh lemahnya sudah teracuni. Sekarat, tanpa ada siapapun. Tanpa ada siapapun. Bahkan orangtua dan adiknya. Sampai kemudian otaknya ketemu lagi. Ketemu lagi. Di hitungan terakhir. Sayangnya, itu tidak mengubah apa-apa. Penyesalan selalu datang terlambat. Sebuah racun dari tumbuhan yang dimakannya siap membunuhnya.
He's smart ass !!! Tiba-tiba dia menjadi sangat pintar di saat sakaratul mautnya. Otaknya seperti berlipat-lipat membesar, dengan volume melebihi apa yang tengkoraknya mampu wadahi. Dunia membuatnya belajar banyak hal:

Happiness only true when shared...

Setidaknya bagi aku, dia menjadikan dirinya tikus percobaan bagi banyak orang yang kebingungan bagaimana mencari kebahagiaan murni di tengah kondisi masyarakat yang sakit. Kita butuh orang lain. Setidaknya kita butuh keluarga kita hanya untuk sekadar beringinan di prosesi pemakaman kita. Alex Supertramp. Dia bodoh, dia gegabah, dia ceroboh, dia adalah idealisme, dia adalah pejuang, pemberani, pengambil risiko yang ulung, dan inspirator bagi orang lain. Dalam banyak perjalanan menuju Alaska, dia menebarkan banyak kebajikan. Paduan sempurna, kebodohan+kepintaran+kebajikan. Dia manusia komplet dengan sebuah pesan dalam kematiannya. Setidaknya dia meninggalkan pesan bagi mereka yang bingung apa sebenarnya kebahagiaan itu.

Pesanku: Cari biografi si Alex ini. Atau lihat filmnya. Film garapan Sean Penn. Buruan. Semoga mendapatkan pencerahan...

regards,

A

Sunday, December 7, 2008

sweet mommy

Sabtu-Minggu ini jadi sebenar-benarnya akhir pekan. Jarang banget bisa dapet libur dua hari penuh kayak gini. Sebenernya dari kemarin pengen ngisi blog, supaya ada update terus aja. Ceritanya, dua hari penuh ini ada rencana buat bersih-bersih rumah, meski belum ditempati. Hari Sabtu, seharian penuh nambah-nambah instalasi listrik sesuai kebutuhan. Sampai di sini semuanya lempeng aja, sibuk dan gak ada yang istimewa.
Sabtu sore, temen kuliahku dulu yang sekarang di jogja, ngajak reunian. Sayangnya Sabtu gak bisa. Akhirnya ditunda Minggu. Langsung di skip aja deh di hari Minggu. Ceritanya, hari Minggu itu sibuk ngepel, bersihin kamar mandi. Sampai kemudian dateng nih serombongan orang; dua ibu-ibu, dua bapak-bapak, dan dua embak-embak (wah...serba dua. Lucky number two hehehe). Oh, rupanya mereka adalah orang yang mau ambil rumah satu kompleks dengan rumahku. Tepatnya di sebelah timurku.
Lalu, mampirlah mereka ke tempatku. Alih-alih nanya-nanya prosedur ambil KPR, kami akhirnya malah cerita ngalor-ngidul. Dari pertanyaan kerja di mana, sampai akhirnya oh kenal ini ? kenal itu berarti ya? Oh iya, dia tuh memang begitu...sambil ditimpali ketawa ngakak. Udah bener-bener kayak temen lama gitu. Padahal mereka udah pada tuwir-tuwir hehehehhe.

Akhirnya, satu persatu pada pamitan. Tinggal satu ibu ini yang nyerocos terus. Kayak nemu anaknya yang hilang aja, pengen cerita banyak, dan gak mau mutus obrolan. Padahal, udah bosen juga ngadepin dia. Eh...lha kok....begitu tinggal kami berdua...dia nanya.

"Sudah nikah belum?" tanyanya sambil senyam-senyum.
"Belum bu," jawabku dengan cungar-cungir.
"Wah, kebetulan. Mana nomor hp-nya? nanti tak kenalin anak saya, namanya Sofie. Dia kerja di TH*. Siapa tahu jodoh lho mas. Maklum ya sama ibu, ibu ini emang sukanya ada cowok langsung deh kepikiran anak di rumah. Wis Mas, kasih nomer hp saja, siapa tau jodoh," ujar si Ibu ini dengan puanjaaaaaaaaaaaaaaaaaaangnya, sampai susah mutus.

Nah lho.....hehehhehe....

Pusing dah. Belum juga selesai keterkejutanku. Si ibu sudah nyerocos lagi. "Gimana mas, mana nomer hpnya. Dicatat saja," desak dia.

"Wah bu, gak bawa bolpen. Ntar aja, kapan-kapan pasti ketemu lagi di sini," ujarku gaya, sok paling diinginkan gitu deh rasanya...hahahahhaa.

Akhirnya, si ibu menyerah. Pergi. Dan aku merasa sangat nyaman sekali sedetik kemudian. Ngelanjutin ngepel. Lima menit kemudian udah berasa inem pelayan seksi gitu deh, nungging sambil ngepel hehehehhe. Tapi ternyata, gak butuh lebih lama lagi bagi si inem ini untuk menikmati hobi ngepelnya. Tiba-tiba saja, si ibu tadi muncul lagi, dengan segelas es teh manis, dengan senyumnya selebar jendela kamar...huahahahhaa...mampus deh gw...

"Mas...ini es teh. Pasti capek ya...panas lagi. Gak papa...sudah, minum saja," ujar si ibu dengan gaya bicara renyah bak kremesan ayam goreng.

Dan aku cuma melongo, sebelum sempat merespons omongannya. "Oya mas, nomor hapenya berapa? Nanti biar dicatat cucu saya?" disusul dengan sesosok cewek mungil yang tiba-tiba saja sudah di depanku. Nah lho...
Akhirnya, nomorku dicatat di hape sang cucu yang berwajah oriental itu. Aku hanya bisa nahan tawa. Ya Tuhan, jadi si ibu ini serius mau jadiin aku mantunya ? dapet berapa perkara yak ? hahahhaha....
Setelah ritual tuker menuker nomor hp selesai, keluarlah si ibu dari rumahku. Tapi belum beberapa langkah udah nengok lagi....aduuhhh....kayak berat banget ngelepas aku...huahahhahahaha. Kayak yang takut gitu aku diambil orang, dan bukan untuk anaknya. Pffffhhhh.....udah berasa high quality jomblo aja aku...wakakakkakakak....

"Mas, jangan lupa Mas-nya telp Sofie dulu, kalau dia dulu gak berani. Malu dia," serunya.

"Iya bu...iya.."ujarnya dengan tak bisa menahan tawa.

Eh....lha kok belum selesai juga. Piye tho iki. Sebelum bener-bener menghilang, dia sempat nanya. "Sudah punya pacar belum?"

"Sudah bu..." jawabku mantap.

"Tapi belum ada rencana menikah kah?" kejarnya lagi.

"Hahahahhahaa....belum bu...belum,"

"Ya udah, nanti telpon anak saya ya," sambutnya riang.

HUahahahhahahhahaaha. Aku hanya bisa ngakak panjang. Sampai si ibu ilang pun belum bisa nahan tawa. Bener-bener kasih ibu sepanjang jalan banget !!! huahahhaha. Mencarikan jodoh anaknya, nembak cowok yang baru dikenal buat anaknya. Aduh, sumpah ini ibu benar-benar pejuang. Kalo saja...iya, kalo saja dia ketemu aku pas Hari Ibu 22 Desember nanti, pasti aku bakal luluh....hehehhehe...kidding. Eh, bener lho. Jarang-jarang ada ibu ginian. Hehehe, bukan mentang-mentang aku merasa tersanjung, tapi sumpah, ini compliments banget. Makasih ya bu...udah nawarin jadi mantu....hehhehehehe.

regards,

A

Saturday, November 29, 2008

The Wind That Shakes The Barley

Selalu menyenangkan melihat film-film dengan setting di Inggris Raya atau wilayah sekitarnya macam Irlandia. The Wind That Shakes The Barley menampilkan keindahan menawan alam Irlandia. Dengan rumah-rumah bak dalam dongeng. Dengan aksen seksi karakternya. Seingatku, ini film ketiga Cilian Murphy - aktor yang selalu terlihat seperti sedang fly - yang aku tonton, setelah On the Edge dan Cold Mountain. And it's nice...
Bercerita tentang Teddy dan Damien, kakak-beradik yang bergabung dengan gerilyawan kemerdekaan Irlandia untuk mengusir Inggris dari tanah Irlandia. Ketika Inggris memutuskan untuk membuat perjanjian damai, makakelompok perlawanan ini terpecah dua. Sebagian mendukung perjanjian tersebut tapi sebagian menolak. Teddy dan Damien harus berhadapan sebagai lawan. Teddy pula yang mengeksekusi Damien.
Dikutip dari www.jive-entertainment.com, film ini adalah pemenang dari Palme D'Or di Cannes Film Festival 2006. Sebagai film terbaik dalam European Film Awards 2006 untuk Cinematography. Dan penghargaan lainnya. Aku bilang, secara sinematografi memang keren. Meskipun menurutku masih kalah keren dibanding Cold Mountain. Ini 127 menit yang cukup menyenangkan...well recommended lahhhh...

regards



Tuesday, October 28, 2008

Your life is precious

Seperti yang sudah-sudah pernah aku ceritakan, film menjadi suatu hal yang sangat mempengaruhi hidup aku. Setidaknya sekarang ini. The brand new DVD player ...hohoho..., yup ini membuat aku semakin menikmati satu scene panjang dalam keseharianku. Khususnya selepas 00.00 WIB, waktu di mana aku bisa menikmati setiap detiknya tanpa ada intervensi orang.

Ada banyak jalan keluar dari segala hal yang mungkin membelenggu kita. Apapun itu namanya: diputus pacar, ditipu teman, dimarahi bos, dipalak orang, disumpahin, ban gembos saat harus segera meeting di kantor, kehujanan saat gak bawa mantel, dan segala sumpah serapah yang mungkin bisa menimpa kita. Ada banyak jalan keluar, dan film adalah My Way Out itu sudah pasti!!

Anak-anak penjaga movietime, rental film, pasti bosen ngeliat mukaku, hehehehe. Saban hari ke sana terus. Kali mereka juga bakal bertanya, gimana mungkin aku pinjem tiga film dan besoknya udah kembali semua ? hehehhe, aku habiskan semua dalam semalam. It's nice moment. Feel like Jumper, kalo mungkin udah liat filmnya Hayden Christensen yang mengecewakan itu hehehe. I mean, Anda bisa kemana saja dalam hitungan waktu. Anda bisa ke United States, even Afghanistan dalam itungan menit. :P

Ada banyak film dari banyak genre. Banyak yang menyenangkan, menyentuh, membosankan, sampai membuat terangsang...hehehe. Kalau itu begitu kuatnya mempengaruhi aku, maka akan kepikiran sampai berhari-hari, berbulan-bulan, sampai tidak pernah bisa melupakan. Misalnya beberapa film di bawah ini yang bagi aku cukup dalem. Kalau anda bukan orang yang sabar menikmati dialog panjang dan scene-scene indah, dan anda bukan humanis, maka jangan tonton film-film di bawah ini. Ini sangat brilian kalau anda ingin tahu apa pendapatku (gak nanya ya hehhehe):

Turtles Can Fly : dari tangan Kurdish Filmmaker Bahman Ghobadi, lahirlah film indah yang banyak menang penghargaan ini. Pesan antiperangnya sangat kuat sekali. Tidak menggurui, menampilkan apa yang dituai dari perang. Karakter semua pemeran utamanya yang masih anak-anak juga cukup kuat. Saya puas. Karakter Shirkooh yang mengabdikan diri sepenuhnya pada Satellite, dengan tangisannya yang sangat alami membuat saya harus mengulang scene-scene di mana ada Shirkooh. Dia sudah menunjukkan kekuatan aktingnya, bahkan di kesempatan pertama main film. He's a great actor !! Anda ingin bertanya seberapa beruntungnya hidup Anda ? lihat film ini.


The Kite Runner : Film di luar produksi Hollywood yang membuat saya tersentuh. Film hebat, yang sudah saya lirik di rak rental sejak lama. Tapi baru kesampaian beberapa pekan lalu. A magnificent film !! Sebagian besar mengambil setting di Afghanistan, ini film kuat di pesan moralnya. Dari novel bestseller karya Khaled Hosseini dengan judul sama, film tentang perang akan membuat kita berpikir banyak hal, tentang arti kesetiaan, pengabdian, persahabatan. Ahmad Khan Mahmoodzada bermain luar biasa sebagai young hassan. Dia sangat pantas diganjar dengan beberapa penghargaan atas talentanya.


The Schindler's List : salah satu masterpiece Steven Spielberg yang dirilis tahun 1993 yang pernah dicekal di Indonesia. Satu dari sekian banyak film tentang pembersihan etnis Yahudi yang menampilkan karakter Oskar Schindler sebagai "pahlawan". Salah satu quotes terbaik adalah, saat Oskar menangis karena tidak bisa menyelamatkan sejumlah nyawa, yang sebenarnya bisa dia tukar dengan pin emasnya, atau mobil yang dia gunakan:


"This car. Goeth would have bought this car. Why did I keep the car? Ten people right there. Ten people. Ten more people. This pin. Two people. This is gold. Two more people. He would have given me two for it, at least one. One more person. A person, Stern. For this."
Oughhh...anda harus melihatnya tanpa prasangka. Maka anda akan mendapatkan pesannya.
Kalau Anda ingin merasakan betapa kurang beruntungnya hidup Anda dengan kerepotan-kerepotan yang Anda alami, karena hanya bisa makan tahu tempe, gaji di bawah UMR hehehe, ban bocor mengumpat, diputusin pacar seakan akhir dunia, dan bla..bla...bla...lainnya, maka Anda harus melihat film-film di atas. Anda akan tahu, betapa...betapa sangat beruntungnya diri Anda. Bahwa...your life is precious...so..so.
regards,
A









Tuesday, October 14, 2008

There's only one sin

There is only one sin, only one. And that is theft. Every other sin is a variation of theft... When you kill a man, you steal a life. You steal his wife's right to a husband, rob his children of a father. When you tell a lie, you steal someone's right to the truth. When you cheat, you steal the right to fairness.
(The Kite Runner-Khaled Hosseini)

Tuesday, August 19, 2008

little house on the prairie


Hari ini mungkin menjadi salah satu fase penting. Yup, hari ini sebuah rumah mungil resmi menjadi milikku. Hasil pengendapan sekian lama, kristalisasi perjuangan, akumulasi balas dendam, dan lain sebagainya.

Rumah itu mungil. Sangat mungil. Beberapa menyebutnya tak layak. Tapi aku menyatakan itu lebih dari sekadar layak buatku. Bagi aku, ini mengingatkan pada romantisme Little House on The Prairie, serial TV produksi tahun 1974-1983 yang sangat booming di tahun 80-an. Ini mengingatkan pada damainya rumah mungil di tengah padang rumput luas terbentang yang dimiliki keluarga Ingals itu. Yap, mungkin berbeda, rumahku tak berada di padang luas...hanya memang masih terlihat hamparan sawah menghijau cukup luas saat aku membuka daun pintunya. Cukup menentramkan meski hanya ada satu kamar, satu ruang tamu, dan sebuah kamar mandi. Hey, setidaknya ada space untuk pagar di depannya. Dan ada ruang lapang setidaknya untuk dua kamar di belakangnya. Rumah yang terletak di daerah pinggiran Kota Solo sebelah utara ini bagian dari impian-impian yang ada di kepala. Ya, mungkin aku bukan orang yang memiliki keberuntungan mendapatkan semua mimpi, atau sebutlah dua mimpi saja sekaligus, untuk menjadi kenyataan. Ini seperti pecahan kaca berserakan, yang setiap pecahannya akan menjadi sesuatu yang indah bila aku memungutinya satu persatu, berjuang menjadikannya benda yang lebih dari sekadar pecahan.

Ini bisa menjadi kerajinan yang indah. Bila itu terlalu berserpih dan sepertinya tak lagi ada manfaatnya, ini bisa kita tumbuk, kita beri sedikit pewarna, kita beri air, kita celup senar layang-layang ke dalamnya, saat itu kering, maka berguna menjadi layang-layang petarung yang hebat, diadu di langit yang tinggi...

Ah, maaf kalau terlalu bersemangat dengan mimpi-mimpi. Karena aku memang percaya sebuah hal yang kita mimpikan sangat mungkin menjadi kenyataan. Seperti rumah kecil itu. Ini bukan kesombongan, karena bahkan orang miskin seperti aku tak berani sombong. Ini hanya untuk memberikan keberanian kepada setiap orang untuk tetap memelihara mimpinya.

Hari ini penuh semangat. meskipun tentu harus bekerja lebih keras lagi ke depan.
regards
A


Friday, August 15, 2008

kutipan hari ini

"Saya berharap orang membantu saya dengan tidak membuat saya pusing lagi. Cukup ombak saja yang membuat saya pusing, jangan masalah lain," kata Suster Rabiah, suster apung yang bekerja di laut lepas, tentang keberatannya terhadap penggunaan karakter dirinya di iklan kampanye Ketua Umum DPP PAN Soetrisno Bachir, yang sebelumnya dia pikir untuk kepentingan iklan layanan masyarakat, dan bukan untuk kepentingan politis.

Thursday, August 14, 2008

dua pekan



Ada dua pekan penuh menuju kebebasan yang aku rasakan. Terlalu mendramatisasi yak? hehehhe. Nop, aku percaya memang ini rasanya seperti kebebasan. Bayangkanlah moment di mana kita berteriak sekeras-kerasnya di atas bukit, dengan echo yang bisa sampai 20 kali...bebas...bas...bas...bas...bas...bas...bas...bas...lihat baru beberapa echo saja kita sudah merasa seperti menelan sekarung permen mint dengan "plong"-nya yang luar biasa menghantam...hmmmm....kata temanku di Jakarta (yang masih berbahasa gaul di usia kepala tiga) kalimat-kalimatku di sebut lebay...biasa kalo dia sms nulisnya begini *lebay dot com* hehehhehehe (sorry al, piss yo!!)
Tapi benar kok. Dua pekan yang diawali dari tanggal 11 kemarin memang kebebasan yang sebenar-benarnya. Berbeda dengan cuti-cuti sebelumnya yang biasanya aku sudah mempersiapkan pergi kemana, terakhir ke Bali, cuti kali ini tidak mungkin nggembel lagi ke luar kota. Finasial sangat berpengaruh, karena bulan ini juga harus menyelesaikan pembayaran rumah. Selain itu ada tugas marathon untuk mengadakan bakti sosial hingga akhir Agustus.
Tetapi ada hikmahnya. Aku memiliki banyak waktu luang untuk memikirkan hal-hal yang positif dan bahkan berpeluang menambah uang saku. Pertama, ada penawaran untuk menjadi penulis lepas di website milik sebuah perusahaan franchise makanan di Semarang. Masih dalam proses tes sih. Tetapi tulisan pertama, dari dua tulisan yang diujikan, mendapatkan review bagus dari pimpinan perusahaan. Jadi bersemangat rasanya.
Kedua, aku memiliki waktu luang untuk melampiaskan hasrat membacaku. Kali ini yang jadi pilihan adalah kumpulan Cerpen dari Korea yang Laut dan Kupu-Kupu. Buku yang aku beli dengan Dini di Gramedia seharga Rp 40.000. Tidak tahu kenapa memilih buku itu. Tetapi keinginan mencoba membaca fiksi yang berbeda saja. Semangat sekali. Dan saat ini sudah tiga Cerpen yang dibaca. Satu hal, aku sangat menyukai sekali cara penulis-penulis Korea menggambarkan sesuatu secara lugas. Bagaimana proses pipis yang dilakukan difable, detil-detil sederhana digambarkan tanpa kemudian berakhir sebagai jorok. Mereka lugas sekali dalam menulis. Cuman memang, kadang susah memahami model percakapan yang ada di hampir semua tulisan, secara kultur berbeda dengan kita. Sederhananya, ini seperti saat kita bertanya,"Apakah kamu lapar?" kemudian dijawab "Saya tidak tahu siapa namanya," well...harus ekstra fokus sampai kemudian kita menemukan apa yang dimaksudkan dalam percakapan-percakapan karakter di dalamnya.
Hmmm...see? aku sangat bersemangat bercerita. Yap, itulah yang aku bilang bahwa ini sebuah kebebasan. Mana sempat mendapatkan hal-hal yang remeh temeh namun membahagiakan seperti ini di hari kerja.
Oya, schedule-schedule hedon yang sempat tertunda dengan teman-teman juga akan segera direalisasikan. Dua pekan itu lama. Tetapi dua pekan juga tak lama. Menikmatinya sebagai kesenangan akan memperpendek waktu. Menikmatinya sebagai kesusahan akan memperpanjang waktu. Tetapi melewatkan begitu saja justru akan memperpendek umur. Yupppp...masih separuh jalan !!! :)
regards,
A

Monday, August 11, 2008

sakaw

Benar-benar sakaw (pinjem kosa kata ini meski tak tau rasa sebenernya gimana). Okay, aku ulang lagi. Bener-bener sakaw beberapa bulan terakhir. Dvd player rusak dan moment-moment terindah bersama film-film pilihanku pun hilang begitu saja.
Jangan anggap ini sebuah rutinitas reguler ya. Nop. Ini bahkan sangat menyenangkan. Serupa mendebarkan tapi tanpa desingan peluru huheheehhe. Sangat menegangkan. Iya, semua proses dari mulai mendata film apa yang harus ditonton di hari apa, apakah rental sudah ada, kalau sudah ada apakah aku akan kebagian atau harus menunggu 3 minggu sebelum bisa melihatnya? Begini lebih jelasnya.
Dulu (aku kembali sakaw bila harus memikirkan yang dulu), bangun pagi sudah ada list di otak....ssseeettttttttttttttttttttt....seperti berkelebat "Oh besok aku mau nonton ini film".....seeeetttttttt....berikutnya berkelebat, "Sudah ada belum ya di Movietime Honggowongso?"
Keesokan harinya, pasti sudah absen ke Movietime. Mengedarkan pandangan ke sudut paling selatan, mencari di rak new release. Satu out. Dua out. Tiga dan seterusnya biasanya begitu. Lalu, beranjak ke film-film lama di rak sebelah utara. Paling apes naik ke lantai dua meminjam film lebih lama lagi. Kalau beruntung, aku bisa ketemu mbaknya yang dulu pernah bantu aku menyimpankan pesananku dan rela telepon ke rumah untuk memberitahukan pesananku sudah ada (Thanks mbak...pfffhh...maap aku bahkan lupa namanya). Bila berhasil mendapatkan yang aku inginkan, maka langkahku ke kantor (aktivitas berikutnya nih) akan terasa lebih ringan. Berharap pekerjaan segera selesai, pulang ke rumah dan menikmati moment-moment menyenangkan dengan segelas kopi di mug kusam kesayangan.
Seperti sakaw saja kalau mengingat betapa menyenangkannya nonton Gladiator sebanyak tiga kali. Menahan genangan di mata saat melihat Jerry Maguire untuk ketiga kalinya. Nangis saat nonton Pay it Forward (malu sebenernya mengatakan hehehehe), atau perasaan excited melihat film Indonesia macam Gie.
Keharuan macam I'am David atau melankoli model Schindler's list pas Mr Schindler memberikan cincinnya untuk menebus satu nyawa tawanan perang. Kegilaan-kegilaan moderen ala Runaway Jury, One Flew Over The Cuckoo's Nest, serta ketegangan yang nyandu ala The Sixth Sense, Bourne Identity, Bourne Supremacy, Bourne Ultimate. Trilogi Bourne tergila gak akan terganti, sumpah.
Moment-moment itu terkadang terlalu sederhana. Simplifikasi itu kadang jatuhnya terlalu indah. Seperti halnya saat menikmati kesederhanaan Cold Mountain, In the Glooming, In the Name of Father, John Q, Being John Malkovich, Brokeback Mountain, Note on Scandal, Under The Tuscan Sun, The Terminal, Breaking and Entering, atau sesederhana keluarga "aneh" dalam Little Miss Sunshine.
Tapi aku kadang masih suka menikmati kerumitan ala Donnie Darko, Capote, pecahan-pecahan mozaik Crash, Rainman, the Sleepers, the History boy. Atau kerumitan sejarah macam downfall dan Munich. Dan beberapa sangat memperkaya, lihat saja the Pursuit of HappYness, The Good Girl, Philladelphia, I am Sam, Billy Elliot, Olliver Twist....ougghhh....daftar itu masih panjang, sangat panjang...semoga akhir bulan sakaw itu hilang*.
*aku sudah mengincar dvd player keren di pusat belanja deket rumah. Watch me!

Saturday, August 9, 2008

Sunset 12 maret


Sunset di Kuta, 12 Maret 2008. Keajaiban kamera membuatnya begitu indah. Padahal tak terasa seindah itu di sana. Hanya silau, remang, orang berjalan, dan orang duduk. Tak lebih dan tak kurang. Atau mungkin kala itu hidungku tuli, telingaku rabun, mataku mati rasa? Sepertinya bukan begitu, bukan...begini tepatnya, sebenarnya pada saat itu inderaku bebal, menyeluruh, tanpa ada sela, tak seinchi pun. Maka indah itu hanya dirasa kamera.
*Tidak menyalahkan orang yang berada di sampingku waktu 12 Maret itu. Bukan. Ini semata-mata kadang manusia dihinggapi kebebalan secara tiba-tiba. Seperti saat itu...No offense yak*

Thursday, August 7, 2008

hari yang kacau

Besok sabtu adalah bakti sosial ke empat kalinya. Tapi tidak habis pikir, di penyelenggaraan ke empat kalinya, masih saja ada kerjaan yang tidak bisa di-handle sama anggota tim. Semua jadi serba tidak on-schedule.
Pagi tadi rencananya aku harus menyampaikan banner dan undangan warga ke kelurahan. Banner aku yg urus, sementara undangan di urus sama sekretaris panitia. Tiga penyelenggaraan sebelumnya semua serba rapi untuk persiapan macem gini. Tapi tadi, semua berantakan, buang waktu, buang energi, hanya karena tidak ada persiapan dari sekretaris.
Ini kesalahannya :
1. Undangan dibuat pagi hari, sedangkan waktu yang sama harus diedarkan. Sebanyak 200 kopi.
2. Undangan belum aku tandatangani, sudah dikopi 200 lembar. Dan hanya tertera tandatangan sekretaris.
3. Undangan tidak menggunakan kertas kop perusahaan selain tanpa stempel, dan sekali lagi sudah dikopi 200 lembar.
Ini kenyataannya:
1. Lurah menolak undangan untuk warganya karena dinilai tidak jelas siapa penyelenggaranya. Dengan asumsi, kalau terjadi persoalan di belakang hari, lurah yang akan kena, dan bukan panitia penyelenggara.
2. Lurah minta ganti saat itu juga, dengan alasan, kalau jumat sudah terlalu mepet dengan acaranya. Ini masuk akal juga.
Alhasil :
1. Telepon ke sekretaris, mencak2, marah2.
2. Telepon ke bendahara minta diambil alih tugas sekretaris karena situasi
3. Dua kali kerja wara wiri ke sana kemari
Kenyataannya lagi:
1. Surat pengajuan order iklan belum dikirim ke bagian promosi
2. Surat pengajuan permintaan koran belum di kirim
Padahal tinggal dua hari lagi...............pusssssssssiiiiiiiiiiiiiiiiiing dah !!!
sebentar. penderitaan belum selesai. tiba di kantor sibuk dengan deadline. masih harus denger orang ngomong kalo aku ada pengadu (tanpa aku tau untuk alasan apa dia mengatakan itu). mampus..pusss....
akhirnya, cepet2 pengen selesain kerjaan. sambil online di YM tentu saja, berharap ketemu temen2 yang bisa dicurhati. hari ini dini gak online. akhirnya iseng sms-smsan wagu aja sama dia. alfian online, tapi kayaknya dia sibuk dengan deadline juga. ketemu deh si bay. chat lama sama bay, dari pisuh2an sama rusoh-rusohan. lumayan, mumpung si bay lagi bed rest jadi bisa nemeni kerja. coba kalo dia sehat, jangan harap bisa chat lama. cepet sembuh aja deh bay.
malemnya, sonny dari smg dan andreas stiller dari jerman katanya udah sampai di solo. telp ke aku, tetapi sayang kerjaan belum selesai. mereka rencana mau nunggu sampai aku kelar kerja jam 23.00 WIB. sambil nunggu, mereka makan di lesehan sebrang BCA Gladag. pas aku udah pulang, eh ternyata mereka keburu capek, dan udah keliling sendiri nyari homestay. oughhh...maap gak bisa bantu banyak. padahal rencananya kemarin mau bantu buat akomodasi di Solo....gak tau kalau ternyata datangnya tanggal 7, dimana aku masih masuk kerja.
Besok sonny sama andreas ngajak ketemu. sama minta dianterin keliling solo. semoga aku masih punya energi dan mood untuk jadi guide mereka. semoga besok lebih baik lagi keadaannya....
pfffhhh.....need some good rest now.......
regards,
A

Saturday, August 2, 2008

Batik invasions


Seorang temen dari Riau bertanya, sekarang lagi tren ya anak muda gaul pake batik? Iya, jawabku kali itu. Gak di Solo gak di Jakarta, kayaknya memang lagi tren dimodifikasi dengan baju kasual macam jeans. Kalau soal trennya, kali karena pengaruh televisi yang menampilkan figur artis muda yang mulai rame pake batik.


Lalu teman saya yang dari Riau itu kembali bertanya, kalo baju cowok motif batik bisa dimodif gak? I said no. Maksimal kemeja. Tetapi kemudian aku teringat dengan postingan temen dari sebuah milis. Ini mungkin bisa jadi jawaban teman saya itu :

Nah, ini cuman salah satu contoh saja. Adidas mereknya, batik motifnya. Cool huh ?? Sebagai perwujudan berpikir global bertindak lokal. Bagus juga. Sayang item yang dikeluarkan di Indonesia terbatas. Tentu juga dengan harga yang mahal juga.

Ngomong-ngomong soal harga, silakan mampir ke Solo untuk mendapatkan kemeja dan baju-baju batik dengan harga murah...rah...rah. Dengan modal Rp 35.000, bisa didapatkan model kemeja batik keren buat acara formal. Harga ini pun sebenernya bisa turun lagi kalo belinya dalam jumlah banyak.

Silakan ke Pasar Klewer atau Pusat Grosir Solo. Dua lokasi pilihan yang menawarkan batik dengan aneka motif dan modifikasi. Jangan takut untuk menawar. Karena kalau tidak menawar, anda akan menyesal bila ternyata teman anda mendapatkan harga yang jauh lebih murah.

Tetapi kalau pengen mendapatkan batik kualitas bagus, silakan datang ke show room Batik Danarhadi, Batik Semar, dsb, yang memang mematok harga relatif mahal. Tapi motif dan bahannya bagus dan halus.

Pengen belanja batik sambil melihat proses pembuatannya ? silakan datang ke Kampoeng Batik Laweyan. Anda akan mendapatkan keramahan khas Solo, batik murah hingga mahal, sampai bau "malam" (bahan pembuatan batik) yang khas. Jangan takut, meski menyebut dirinya "Kampoeng" tapi credit card sudah bisa digunakan di sini..think global act local lagi kan. Try it :)


Thursday, July 31, 2008

keplek ilat

Bagi sebagian besar orang yang menikmati Kota Solo, salah satu alasan kenapa mereka menyukai kota ini dapat dipastikan adalah makanannya. Sebagai orang asli Solo, aku juga sangat menikmati berbagai macam makanan asli dari daerah ini. Beberapa temen dari Jakarta, dan temen-temen asli Sumatera yang sempat mampir ke Solo bahkan sering ketagihan beberapa makanan khas Solo, dan biasanya minta dipaketin.

Beberapa tempat makan yang sudah cukup dikenal pengunjung luar kota antara lain:

1. Gudeg Ceker Margoyudan, di barat SMA 2 Solo
2. Soto Gading, Megawati Soekarnoputri selalu mampir ke sini kalo pas ke Solo
3. Kawasan Keprabon: nasi liwet khas Solo, wedang ronde, gudeg, wedang asle, bubur.
4. Soto Triwindu : keprabon juga, tapi buka pagi sampai sore
5. Thengkleng Pasar Klewer
6. Aneka jajan pasar dan makanan tradisional komplet di Pasar Gedhe, dan lain-lain.

Sedikit tips demi keselamatan dan kenyamanan:

1. Khusus tempat makan yang penyajiannya per porsi, cukup aman tanpa harus waspada nanya dulu harganya. Biasanya harga per porsi sudah standar.Tapi untuk makanan yang gak ada takaran per porsi, mending nanya di muka harganya berapa. Seperti di Keprabon, kalkulator yang jual suka rusak hehehe. Jadi bisa beda antara satu pembeli dengan pembeli lain. Buat pengunjung dari luar kota yang punya temen asli Solo, mending suruh nemeni. Biar dapat murah. Soalnya, pengunjung luar kota biasanya dikenai harga mahal. Apalagi logat Jakarta..whuehehehe.

2. Pengamen adalah gangguan paling menyebalkan. Lebih menyebalkan dibanding nyamuk. Pengamen ada dua, pengamen yang berandalan, dan pengamen tradisional dengan pake kecapi. Untuk yang pake kecapi dan sinden, mungkin cukup banyak pengunjung luar kota yang suka. Tetapi yang berandalan ini yang kadang menyebalkan. Untuk menghadapi pengamen berandalan ini, jangan terlalu royal memberi mereka uang, karena kalau ingin berlama-lama sambil makan, maka dapat dipastikan akan banyak rombongan berikutnya yang sama-sama berandal. Rp 500 cukup. Kalo gak ada uang receh, pinjem dulu sama yang jual makanan boleh kok. Kalau yang pake kecapi, boleh kasih Rp 1.000, toh jumlah mereka juga gak banyak.

Kami di Solo menyebutnya keplek ilat atau nyaris samalah artinya dengan goyang lidah, orang yang suka berkuliner. Itu tipikal orang Solo. Tetapi memang banyak tempat makan di Solo sekarang pasang harga mahal. Berhati-hatilah. Banyak sebenarnya lokasi makan di Solo yang murah meriah.

Beberapa tempat makan cukup memberikan kemudahan dalam hal finansial hehehe, enak, kenyang juga. Ini dia beberapa di antaranya :

1.Es buah Sraten : nasi bandeng atau oseng Rp 1.000, tempe gurih balut tepung Rp 500 dan es teler Rp 3.500. Lumayan murah dan nikmat di siang panas.

2. Wedangan: semua wedangan relatif murah. Langganan saya adalah wedangan depan Pengadilan Negeri. Nasi sambal sama ikan terinya nikmat. Tempe bongkonya crunchy, dan yup jahe gepuknya kental.

3. Warung Nasi timlo Makamhaji: Ini super-super murah. Lokasinya di barat STIES Surakarta, timur palang kereta makamhaji. Nasi timlo plus yang isinya ada sosis ayam, jamur, telur, suwiran ayam cuman Rp 3.500. Ditambah es beras kencur atau es asem cuman Rp 5000-an. Ada juga sop matahari, selat (khusus ini not recomended, soalnya asin banget :p) dsb.

4. Bakmi Tophrak Mangkuyudan: porsinya aman dan pas. Gak banyak gak sedikit. Bumbu pas. dan ini gak neeg kayak yang serupa di daerah Kartopuran. Ada juga es dawet nikmat.

Di luar itu, sebenarnya ada kekayaan kuliner yang jauh lebih nikmat dan bisa di eksplor. Silakan saja ke pasar tradisional. Pasar Gede sangat direkomendasikan. Cabuk Rambak, Pecel Ndeso, Dawet, Jenang Grendul, Klepon, Cenil, dan makanan super nikmat lainnya yang bisa dibeli dengan harga di bawah Rp 2.000. Di mana lagi bisa makan nikmat semurah itu. So, please...welcome to Solo. Need best guide ? kontak aku...hhehehehhe

Jackpot !!!


Kasus aliran dana BI mengungkap fakta persidangan yang cukup mencengangkan. Tersangka kasus aliran dana BI, Hamka Yandhu, bersaksi untuk terdakwa mantan Kepala Biro Gubernur BI Rusli Simanjuntak dan mantan Deputi Direktur Hukum BI, Oey Hoey Tiong, di Pengadilan Tipikor menyebutkan, seluruh anggota Komisi IX DPR periode 1999-2004 yang berjumlah 52 orang, menerima kucuran dana BI dalam jumlah antara Rp 250 juta hingga Rp 1 miliar. Nyaris semua Parpol besar menuai aib dalam kasus ini, karena anggota fraksi mereka disebut ikut menikmati dana haram ini. Kasus ini juga menyeret nama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas Paskah Suzetta yang disebut menerima Rp 1 miliar dan Menteri Kehutanan MS Kaban menerima Rp 300 juta, saat keduanya menjadi anggota DPR.
Kesaksian Hamka Yandhu ini semakin mengukuhkan stigma sosial terhadap institusi legislatif. Belum juga hilang keterkejutan masyarakat atas kasus Al Amin Nasution hingga Yusuf Emir Faisal, masyarakat kembali mendapatkan jackpot. Bedanya, kejutan kali ini bukan menyenangkan seperti kita memainkan mesin permainan di pusat hiburan, tetapi justru sangat memprihatinkan. Lalu kita bisa jadi teringat dengan isu utama semua media, yaitu Jagal Jombang, di mana polisi selalu mendapatkan jackpot, dibuat terkejut saat jumlah korban selalu bertambah. Hal yang sama bukan tidak mungkin terjadi di Gedung DPR. Kemarin satu, hari berikutnya tambah satu, lalu tambah 52, hingga kemudian masyarakat menunggu-nunggu sampai titik mana angka ini akan berhenti.
Terseretnya Paskah dan Kaban juga sangat memprihatinkan, terkait posisi mereka sebagai menteri. Meskipun kasus ini terjadi saat mereka masih menjabat anggota DPR, tetapi tingkat kepercayaan masyarakat sudah pasti akan jauh berkurang. Harus kepada siapa lagi masyarakat percaya?
Sayangnya, respons pemerintah maupun pimpinan Dewan relatif normatif, yaitu menunggu proses hukum yang berlaku selesai, baru akan melakukan langkah-langkah lebih lanjut. Berkaca pada kasus aliran dana BLBI, di mana Kejaksaan terpuruk dengan munculnya kasus suap oleh Pengawas Penyidik Pidana Khusus dalam kasus tersebut, langkah Jaksa Agung Hendarman Supandji yang menonaktifkan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kemas Yahya Rahman dan Direktur Penyidikan Pidana Khusus Muhammad Salim karena dinilai terkait kasus tersebut, patut ditiru. Langkah yang dilakukan untuk mengembalikan citra korps adalah penting, meskipun proses hukum belum selesai.
Sama halnya dengan Kemas dan Salim, penonaktifan Paskah dan Kaban dari jabatannya sebagai menteri perlu dilakukan Susilo Bambang Yudhoyono. Kondisi Paskah dan Kaban yang disebut-sebut terkait kasus ini juga bukan tidak mungkin akan mempengaruhi kinerjanya sebagai menteri. Hal itu juga akan mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap kabinet. Imbas yang lebih luas, bila kinerja menteri terganggu, ada kerugian ganda yang dialami rakyat tentunya.
Turunnya tingkat kepercayaan masyarakat diprediksi sejumlah pengamat akan tercermin pada Pemilu 2009 mendatang. Bukan tidak mungkin angka Golput yang dalam beberapa pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun ini di kisaran angka 40% bahkan lebih, diperkirakan akan mengalami peningkatan. Saat masyarakat merasa dibohongi, kondisi ini bisa jadi akan memunculkan sikap apatis dalam Pemilu.

Wednesday, July 30, 2008

Air Banned, pil pahit semoga menyembuhkan


Akhir pekan lalu, Uni Eropa (UE) menyatakan tetap mempertahankan larangan terbang bagi maskapai penerbangan Indonesia ke wilayah Eropa. Menurut penilaian mereka, maskapai penerbangan Indonesia belum mematuhi standar International Civil Aviation Organtization (ICAO). Komisi Eropa memaparkan pantauannya, sejak awal 2007 terjadi 62 kecelakaan pesawat terbang. Selain itu tiga tahun terakhir juga terjadi kecelakaan serius dengan korban jiwa mencapai 200 orang. Audit ICAO dan US Federal Aviation Administration (US FAA) juga menempatkan Indonesia pada kategori 2, yang berarti standar keselamatan penerbangan tidak terpenuhi. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, UE melarang maskapai Indonesia beroperasi ke wilayah Uni Eropa. Larangan ini sudah berlaku sejak 4 Juli 2007. Dan terus berlanjut hingga sekarang mengingat tak ada progres.
Pemerintah Indonesia mati-matian menyatakan telah melakukan perbaikan. Namun UE juga menyatakan implementasi perbaikan yang dilakukan Indonesia masih minim. Indonesia sebelumnya tercatat memiliki 121 temuan yang dinilai bermasalah dengan standar yang seharusnya diterapkan. Dari 121 temuan itu, 69 di antaranya terkait langsung dengan aturan-aturan Uni Eropa. Maskapai penerbangan nasional Garuda dijadwalkan melakukan 59 inspeksi, tapi baru terlaksana sembilan, Mandala Air baru melakukan dua dari 27 yang dijadwalkan, dan dua maskapai lainnya juga minim implementasi.
Sikap UE ini memang menyulut kekecewaan pemerintah dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pemerintah menyatakan tidak akan menandatangani perjanjian unilateral dengan UE dan SBY menyatakan tidak akan melakukan lawatan ke Eropa, selama larangan terbang tidak dicabut.
Dalam hal ini, pemerintah terlihat sangat reaktif dan tidak melihat pil pahit ini sebagai obat untuk menyembuhkan diri. Menteri Perhubungan (Menhub) Jusman Syafii Djamal menyatakan bahwa standar internasional yang diminta UE untuk segera dipenuhi sebenarnya sudah masuk dalam draf RUU Penerbangan yang saat ini masih dibahas. Menurutnya, hal ini menunjukkan niat baik memperbaiki diri.
Sayangnya, persoalan semacam ini tidak ada jaminan akan selesai. Pengalaman menunjukkan aturan saja dilanggar. Dan niat baik belum tentu diimplementasikan secara baik pula.
Tak perlu menoleh ke belakang terlalu jauh, dalam pekan yang sama dengan dikeluarkannya larangan terbang oleh UE saja berturut-turut terjadi kecelakaan pesawat, meskipun bukan kejadian yang menimbulkan korban. Hanya sehari sebelum UE mengeluarkan larangan terbang, pesawat Garuda dan Batavia Air mengalami pecah ban, Rabu (23/7). Sangat memprihatinkan, khususnya saat Garuda menjadi benchmark keselamatan penerbangan di Indonesia. Sehari setelah larangan terbang dikeluarkan, giliran Riau Airlines dibekukan air operator certificate (AOC)-nya, akibat kisruh di manajemen operasional dan chief pilot-nya.
Tak soal apakah persoalan teknis atau manajerial, kedua hal ini akan sangat mempengaruhi penilaian maskapai penerbangan yang bersangkutan dalam menjamin keselamatan penumpangnya. Di luar prasangka pemerintah ada aroma politis dari sikap UE ini, komitmen untuk berbenah diri adalah hal mutlak.

Saturday, May 3, 2008

Peluang buat para penulis

Dari milis tetangga
Untuk merangsang dan meningkatkan kreativitas pengarang Indonesia dalam penulisan novel, Dewan Kesenian Jakarta kembali menyelenggarakan Sayembara Menulis Novel. Lewat sayembara ini, DKJ berharap akan lahir novel-novel terbaik, baik dari pengarang Indonesia yang sudah punya nama maupun pemula, yang memperlihatkan kebaruan dalam bentuk dan isi.

Ketentuan Umum- Peserta adalah warga negara Indonesia (dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk atau bukti identitas lainnya).- Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu naskah.- Naskah belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apa pun, baik sebagian maupun seluruhnya.- Naskah tidak sedang diikutkan dalam sayembara serupa- Naskah dan judul ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik- Tema bebas

Ketentuan Khusus- Panjang naskah minimal 100 halaman A4, 1,5 spasi, Times New Roman 12- Peserta menyertakan biodata dan alamat lengkap dalam lembar tersendiri, di luar naskah- Lima salinan naskah yang diketik dan dijilid dikirim ke:
Panitia Sayembara Menulis Novel DKJ 2008Dewan Kesenian JakartaJl. Cikini Raya 73Jakarta 10330Telp. 021-3193 7639 / 316 2780- Batas akhir pengiriman naskah: 31 Agustus 2008 (cap pos atau diantar langsung)

Lain-lain- Para Pemenang akan diumumkan dalam Malam Anugerah Sayembara Menulis Novel DKJ 2008 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada akhir Desember 2008- Hak Cipta dan hak penerbitan naskah peserta sepenuhnya berada pada penulis- Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat dan tidak diadakan surat-menyurat- Pajak ditanggung pemenang- Sayembara ini tertutup bagi anggota Dewan Kesenian Jakarta Periode 2006—2009.

Hadiah:
Juara I Rp 20.000.000
Juara II Rp 15.000.000
Juara III Rp 12.500.000

Wednesday, April 16, 2008

Kucingnya mati...

Belum enam bulan sejak kematian kucingnya yang pertama, yaitu sang induk, hari ini kucing punya adikku mati. Mochi namanya. Semalem sepulang dari kantor, aku melihat kucing itu muntah-muntah dengan muntahan agak berbusa. Sempat berpikir diracun orang. Tapi gak tau juga.
Pagi ini, bak menghadapi seseorang yang tengah sakaratul maut, adikku menemani kucing yang tengah sekarat itu. Masih terasa bergerak-gerak, matanya nanar berkedap kedip. Sampai kemudian dia akhirnya mati.
Sedih memang, sejak kematian kerap menjadi definisi dari perpisahan dengan orang atau sosok yang disayang. Lebih sedih lagi, karena biasanya setelah itu adikku gak mau makan dan menangis semalaman...
*Lagi berpikir untuk mencari kucing jantan lagi, untuk dipelihara dirumah*

Thursday, April 10, 2008

D'masiv-satu lagi mesin uang musica



Pada keikutsertaan final A Mild Live Wanted 2007 lalu, D'masiv, dulu menggunakan nama Massive, memang tidak terlihat terlalu menonjol. Saat final yang dilaksanakan di Pantai Ancol oleh kalangan terbatas, termasuk jurnalis dari seluruh Indonesia yang mewakili masing-masing pemenang regional, D'Masiv pun tampil biasa. Walaupun satu sisi, D'masiv relatif tampil lebih "bersih" dari segi musikalitas lengkap dengan japanese look yang terlihat menonjol dibanding peserta lain.

Saat temen-temen wartawan saling melemparkan opininya siapa yang bakal juara, mereka dengan bangganya menyatakan wakil daerah mereka yang akan juara. Demikian juga aku. Aku bilang, North dari Solo(dulu menggunakan nama Utara) punya kans. Tapi sebenarnya, North pun tak menunjukkan kemajuan yang berarti dari penampilan mereka selama ini. North tampil "lumayan". Tapi tak cukup hanya berbekal "lumayan" untuk bisa menjadi juara. Label yang bakal mengkontrak mereka pasti punya pertimbangan lain.

Yup, North yang digawangi Brian, adeknya Tia AFI, mungkin memiliki sejumlah personel dengan tampang yang lumayan menjual. Pertanyaan berikutnya, seberapa besar faktor tampang dipertimbangkan dalam sebuah penentuan kontrak oleh pihak label. Beberapa mesin uang Musica Studio, label yang bakal mengkontrak pemenang A Mild Live Wanted ini, toh tak memiliki tampang yang licin. Tengok saja Nidji, Giring sangat kumal. Jadi terlalu naif kalau mengatakan North punya kans karena tampang. Tapi benar iya, tampang memang menjadi pendukung.

Kembali ke D'Masiv. Kala itu masih lumayan culun. Mereka juga sangat kooperatif dengan wartawan. Ingat sekali saat mereka diminta foto2 dengan wartawan, mereka nyeletuk "Aduh serasa udah jadi terkenal". Gaya humble mereka juga menjadi poin yang bagus. Tak bisa dipungkiri, wah atmosfer bermusik Jakarta sangat-sangat membuat jarak yang sangat lebar antara finalis daerah dan dari Jakarta. Dan D'masiv beruntung mereka tinggal di sebuah kota dengan iklim kompetisi yang sangat tinggi, ketat, dan tidak memberikan kesempatan yang lemah menjadi menang karena beruntung.

Pun saat mereka menang, sebagian besar jurnalis menyatakan permaklumannya. Bahwa secara perhitungan bisnis di industri musik, D'masiv memiliki kekompletan yang tidak dimiliki finalis lain. Angka akumulatif pasti akan menentukan pemenang yang memiliki kekompletan itu.

Dan lihat sekarang, singlenya "Tak bisa hidup tanpamu" memang tak terlalu menggigit tapi cukup berbicara. Baru kemudian di album perdana mereka "Perubahan" dengan hitsnya "Cinta ini membunuhku", band ini mampu menunjukkan taringnya. Sudah dapat dipastikan, D'masiv akan mampu menjadi mesin uang berikutnya bagi label lokal yang tengah bersinar, Musica Studio.


Di kantor, beberapa hari ini winamp rekan kantor kerap memutar "Cinta ini membunuhku". Demikian juga beberapa ring back tone milik temen2 kantor. Dan aku juga lumayan suka.


regards



Wednesday, April 9, 2008

you make me feel...so...beautiful...


I have lost my illusions-I have drowned in your words-
I have left my confusion to a cynical world-I am throwing my self at things I dont understand-
Discover enlightenment holding your hand....

just happy to be found....*)



*So beautiful - Darren Hayes (Savage Garden "Greatest hits")