Tuesday, August 19, 2008

little house on the prairie


Hari ini mungkin menjadi salah satu fase penting. Yup, hari ini sebuah rumah mungil resmi menjadi milikku. Hasil pengendapan sekian lama, kristalisasi perjuangan, akumulasi balas dendam, dan lain sebagainya.

Rumah itu mungil. Sangat mungil. Beberapa menyebutnya tak layak. Tapi aku menyatakan itu lebih dari sekadar layak buatku. Bagi aku, ini mengingatkan pada romantisme Little House on The Prairie, serial TV produksi tahun 1974-1983 yang sangat booming di tahun 80-an. Ini mengingatkan pada damainya rumah mungil di tengah padang rumput luas terbentang yang dimiliki keluarga Ingals itu. Yap, mungkin berbeda, rumahku tak berada di padang luas...hanya memang masih terlihat hamparan sawah menghijau cukup luas saat aku membuka daun pintunya. Cukup menentramkan meski hanya ada satu kamar, satu ruang tamu, dan sebuah kamar mandi. Hey, setidaknya ada space untuk pagar di depannya. Dan ada ruang lapang setidaknya untuk dua kamar di belakangnya. Rumah yang terletak di daerah pinggiran Kota Solo sebelah utara ini bagian dari impian-impian yang ada di kepala. Ya, mungkin aku bukan orang yang memiliki keberuntungan mendapatkan semua mimpi, atau sebutlah dua mimpi saja sekaligus, untuk menjadi kenyataan. Ini seperti pecahan kaca berserakan, yang setiap pecahannya akan menjadi sesuatu yang indah bila aku memungutinya satu persatu, berjuang menjadikannya benda yang lebih dari sekadar pecahan.

Ini bisa menjadi kerajinan yang indah. Bila itu terlalu berserpih dan sepertinya tak lagi ada manfaatnya, ini bisa kita tumbuk, kita beri sedikit pewarna, kita beri air, kita celup senar layang-layang ke dalamnya, saat itu kering, maka berguna menjadi layang-layang petarung yang hebat, diadu di langit yang tinggi...

Ah, maaf kalau terlalu bersemangat dengan mimpi-mimpi. Karena aku memang percaya sebuah hal yang kita mimpikan sangat mungkin menjadi kenyataan. Seperti rumah kecil itu. Ini bukan kesombongan, karena bahkan orang miskin seperti aku tak berani sombong. Ini hanya untuk memberikan keberanian kepada setiap orang untuk tetap memelihara mimpinya.

Hari ini penuh semangat. meskipun tentu harus bekerja lebih keras lagi ke depan.
regards
A


2 comments:

Anonymous said...

kita memang harus ada mimpi untuk motivasi kemajuan kita, mari kita hidupkan mimpi-mimpi itu...jangan cuma hidup dalam impian. sukses Bro!!

Regard
a.y.u

Anonymous said...

Horee.....aku punya tumpangan di Solo..*siap siap packing ke Solo*