Wednesday, March 30, 2011

Dear All,

Terkait persoalan saya dengan penulis lain, dan kemudian muncul surat terbuka saya di blog ini, atas pertimbangan beberapa pihak dan kesadaran pribadi, dengan ini saya menyatakan saya menghapus surat terbuka yang sebelumnya saya posting di sini. Saya menyadari, dengan surat terbuka, maka saya juga bersikap sama dengan orang yang mendeskreditkan saya. Karena niat saya baik, untuk mengingatkan pentingnya toleransi dan saling menghargai, maka saya putuskan mendelete surat terbuka saya. Surat serupa sudah saya kirimkan secara personal kepada yang bersangkutan, sehingga menurut saya sudah cukup.
Terima kasih atas support yang diberikan kepada saya.

Ariyanto

Thursday, March 17, 2011

Kamus Bebas Backpacker [iseng-usil]

Nggak bisa tidur, iseng-iseng akhirnya saya mau berbagi informasi saja soal istilah-istilah, kata, yang kerap dipakai dalam dunia backpackeran hehehe. Siapa tahu berguna ya. Tetapi ini adalah terjemahan bebas dari apa yang saya serap dan pahami lho ya, dan saya tulis secara random tidak urut alfabet...kalau salah atau kurang tepat, ya maap...hehehe...pissss !!

backpacker: orang yang melakukan perjalanan traveling dengan tas punggung. Dalam perkembangannya, kemudian lebih luas lagi biasa disebut seseorang yang melakukan perjalanan dengan budget yang sangat minim.

backpack: adalah tas punggung.

baggage allowance: berat atau volume bagasi yang dibawa traveler atau calon penumpang tanpa biaya tambahan.

boarding pass: adalah dokumen/serupa tiket yang diberikan oleh maskapai penerbangan saat calon penumpang melakukan check in. Dokumen inilah yang digunakan untuk masuk ke dalam pesawat terbang.

cash deposit: prosuder yang diterapkan hotel atau penginapan bahwa setiap tamu harus memberikan jaminan uang cash yang bisa dikembalikan saat yang bersangkutan check out.

dry bag: adalah tas tahan air yang biasa digunakan untuk aktivitas outdoor termasuk untuk kegiatan petualangan atau backpacking.

dorm: adalah kamar di penginapan yang digunakan secara bersama-sama semacam asrama. Dalam satu kamar bisa terdapat tiga tempat tidur hingga puluhan. Dorm merupakan fasilitas yang disediakan penginapan bagi para traveler ber-budget rendah.

double room: kamar untuk dua orang dengan tempat tidur ganda.

flip-flops: sama artinya dengan sandal.

hard sleeper: adalah fasilitas tempat tidur di kereta api, dengan jenis tempat tidur yang keras.

hard seat: adalah fasilitas kursi di alat transportasi baik kereta api maupun bus.

hitchhiking: adalah salah satu cara murah untuk melakukan traveling, khususnya dalam hal transportasi. Hitchhiking biasanya dilakukan dengan cara menyetop kendaraan di jalan dengan mengacungkan jempol. Budaya hitchhiking cukup dikenal di negara-negara barat khususnya.

hostel: adalah penginapan bagi traveler ber-budget minim, bisa dengan fasilitas atau private room atau kamar bersama bersama (dorm). Harga kamar per malamnya biasanya sangat murah.

homestay: hampir sama dengan penginapan ber-budget rendah.
hotel budget: hotel yang memasang rate atau harga kamar cukup murah dan ramah di kantong traveler.

hiking: adalah kegiatan outdoor, berupa jalan kaki di lingkungan alam, selain bagian dari olahraga, hiking juga sangat berkaitan dengan kegiatan traveling.

itinerary: adalah konsep perjalanan, detail rute, mencakup semua hal yang akan dilakukan dalam sebuah perjalanan traveling misalnya destinasi, waktu menuju ke suatu tempat, dan detail lainnya yang mendukung kelancaran perjalanan tersebut.

go show: istilah yang digunakan untuk check in di hotel atau penginapan tanpa booking terlebih dahulu.

guide book: adalah buku panduan perjalanan bagi traveler yang mengupas tentang suatu destinasti dan detail bagaimana cara menuju ke sana dan informasi penting lainnya.

guesthouse: setara dengan arti dari hostel atau homestay.
ngeteng: nah yang satu ini dari bahasa Indonesia yang berkembang di masyarakat urban, khususnya anak muda. Artinya kurang lebih adalah melakukan perjalanan atau traveling dengan cara murah, misalnya dalam hal penggunaan alat transportasi.

left luggage: adalah fasilitas di terminal, bandara, stasiun kereta api, atau pun di penginapan dan hotel yang disediakan bagi tamu atau traveler agar mereka bisa menitipkan barang-barangnya atau tasnya. Fasilitas ini kadang berbayar kadang gratis.

lonely planet: adalah buku panduan yang sangat terkenal di kalangan traveler dunia yang muncul dari prakarsa Tony Wheeler dan Maureen Wheeler. Ini adalah buku how to yang membahas detail suatu daerah, negara, atau tujuan wisata dengan pengerjaan yang rumit dan sangat komprehensif.

low cost carrier/airline: biasa disebut juga sebagai diskon atau budget carrier atau airline, yang secara umum adalah jenis penerbangan yang menerapkan harga tiket murah dan kenyamanan yang sedikit berkurang. Sementara bandaranya kadang disebut sebagai low cost carrier terminal.

overland: perjalanan traveling dengan menggunakan alat transportasi darat.

Passport: adalah dokumen yang merupakan identitas seseorang sebagai warga negara di suatu negara. Dokumen ini mutlak diperlukan saat seseorang melakukan perjalanan ke luar negeri atau masuk ke negara lain.

travelogue: adalah film atau program televisi bergenre dokumenter dengan subyek traveling secara umum. Dalam perkembangannya, dokumentasi juga berkembang dalam bentuk buku.

travel wallet: ini adalah dompet untuk menyimpan uang cash. Modelnya seperti ikat pinggang dan melekat di bagian pinggang atau perut dengan bentuk pipih tipis tidak seperti tas pinggang. Dompet yang cara kerjanya mirip tas pinggang ini terkenal di kalangan traveler barat karena anticopet. Di Indonesia juga mulai banyak dijual bebas.

travelmate/travelbuddy/travel company: adalah teman dalam perjalanan traveling. Bisa dalam satu perjalanan utuh, atau hanya dalam beberapa penggal perjalanan saja.

twin room: satu kamar dengan dua tempat tidur untuk dua orang.

road trip: perjalanan traveling yang menggunakan kendaraan, kadang bukan sesuatu yang direncanakan sebelumnya atau dilakukan secara spontan.

refundable: adalah jaminan uang untuk keperluan tertentu, misalnya jaminan di hotel atau lainnya yang bisa diambil lagi setelah urusan selesai.

sharing bathroom: adalah fasilitas kamar mandi yang digunakan untuk secara bergantian. Biasanya terdapat di hostel/homestay/guesthouse.

single room: adalah kamar dengan satu tempat tidur untuk satu orang.

save deposit box: adalah fasilitas untuk menyimpan dokumen penting atau barang penting lainnya, baik berbayar atau bagian dari sebuah fasilitas tambahan misalnya di hotel.

soft sleeper: adalah fasilitas tempat tidur yang nyaman di dalam kereta api.

sleeper bus: adalah bus yang tidak memiliki fasilitas tempat duduk berupa kursi, namun diganti dengan tempat tempat bertingkat. Ini misalnya banyak ditemukan di China.

Visa: adalah dokumen, bisa berupa surat, stempel atau stiker yang melekat di passport yang sebagai izin masuk ke suatu negara yang dikeluarkan pemerintah setempat kepada seseorang dari negara lain untuk keperluan wisata atau kegiatan lainnya. Visa diurus sebelum yang bersangkutan tiba di negara tujuan.

Visa on Arrival: adalah visa atau izin yang harus dimiliki dan dengan membayar sejumlah uang saat masuk ke suatu negara yang menerapkan Visa on Arrival. Pengurusan dilakukan saat berada di pemeriksaan imigrasi begitu seseorang tiba di negara tujuan.

Visa Run: ini adalah visa yang didapatkan dengan cara menyeberangi perbatasan suatu negara dengan negara lain demi perpanjangan izin tinggal di suatu negara.


Bersambung yaaa...sambil nanti di update lebih lanjut. Atau ada yang mau nambahin? monggo :)

Monday, March 14, 2011

Road Trip - cara traveling super menyenangkan




Saya baru tiba sore ini dari Madura via Surabaya, berujung di tempat tidur saya di Solo. Menikmati apeknya bau bantal kesayangan yang bagi saya harumnya bak kue aroma cengkeh kesayangan.

It was awesome road trip !! dan saya ingin berbagi dengan Anda tentang bagaimana caranya menikmati sebuah perjalanan, traveling, dan menemukan soul dari perjalanan itu. Bukan perjalanan yang hanya satu dua bulan akan hilang dari ingatan kita. Road trip bagi saya ada cara kita menikmati sebuah perjalanan, menyesatkan diri, dengan kendaraan pribadi (bisa motor atau mobil), dan menikmati setiap waktunya dengan elemen-elemen luar biasa: good songs, good food, good conversation. Kalau Anda penikmat film, silakan bayangkan perjalanan luar biasa road trip movies seperti dalam Little Miss Sunshine atau film kekonyolan mahasiswa dalam Road Trip.

Ke Pulau Madura bukanlah road trip pertama saya. Pada sekitar tahun 2001-an, saya juga melakukan road trip bersama sahabat baik saya. Kami menggunakan motor Honda - Legenda yang baru saya beli kala itu. Berangkat malam dari Solo - Yogyakarta - menyusuri kabupaten di pesisir selatan hingga berujung di Pacitan, tujuan kami. Tersesat, kemalaman di satu kota, kehujanan, duit cekak untuk beli rokok membuat kami membeli tembakau untuk kami linting sendiri dan jadi rokok penghangat perjalanan, serta tidur di hotel jelek setengah mampus adalah bagian dari perjalanan mengesankan itu.

Berangkat tanggal 12 Maret pagi, saya dan seorang teman berangkat dari Surabaya menuju ke Sumenep dengan mobil teman saya itu. Rencana awal kami naik motor. Namun kemudian berubah menjadi naik mobil. Menyalakan radio, sederet lagu-lagu keren dari Queen sudah menemani kami, menyeberangi Jembatan Suramadu yang keren dan mahal itu (Rp 30.000 / mobil hehehe).

Saya tidak akan menceritakan soal jembatan ini. Yang saya tahu, perjalanan ini akan sangat mengesankan, dan saya sudah tidak sabar untuk menikmatinya.

Ini adalah perjalanan panjang, more less 4 jam dari Surabaya menuju ke Sumenep. Dan baru saja melintas Jembatan Suramadu, kami berdua sudah tersesat (tidak jauh), kami harusnya belok kanan, tetapi malah belok kiri arah Bangkalan.

"Ke timur, lurus, masih sangat jauuuh..." kata seorang bapak-bapak yang saya tanya.

Kami hanya butuh kata-kata "ke timur" itu, soal jauh, kami sudah yakin masih jauh. Perjalanan kami sangat rileks dan menyenangkan. Di banyak penggalan rute, kami menyusuri jalan di bibir pantai mulai dari Sampang hingga Pamekasan. Atau kami harus berdesakan dengan sapi-sapi, truk pengangkut puluhan orang di baknya, membelah pasar tumpah, dan lain sebagainya. Di penggalan lain, teman saya harus mengumpat karena terjebak di belakang truk yang melaju pelan, atau juga karena di belakang ada mobil yang berulang-ulang membunyikan klakson seakan kami dua orang tuli yang tengah mengendarai mobil.

Berhenti di salah satu spot, sekadar merokok, ambil foto, atau sibuk mencari signal untuk dapat online di internet adalah salah satu kegiatan kami. Saya memang sengaja tidak membawa peta, tidak membawa data-data informasi jalur atau destinasi kami.

"Aku pikir kamu sudah mempersiapkan informasi," tanya teman saya. Hmmm...saya tidak mempersiapkannya. Sengaja hehehe. Maka perjalanan kami akan lebih nikmat, dengan harus berhenti beberapa kali, menyapa orang, bertanya kanan kiri, demi tidak tersesat terlalu jauh.

Ini seperti perjalanan lurus tanpa ujung. Saat kami sudah mendapatkan gapura "Selamat Datang di Sumenep" maka bukan berarti kami sudah tiba di destinasi yang dituju. Kami ternyata baru tiba di Kabupaten Sumenep. Apakah menjemukan? No...kami menikmati perjalanan itu. Berbatang-batang rokok, playlist lagu-lagu, radio yang tak pernah berhenti menyiarkan siaran berita dan penyuluhan (dan kami merasa hidup di masa Orde Baru hihihi), hingga iklan-iklan lucu berbahasa Madura membuat kami terhibur. Sejujurnya, inilah salah satu traveling yang sangat menyenangkan bagi saya, tentu dengan tingkat tantangan yang berbeda daripada saya solo traveling.

Siang hari tanggal 12 Maret itu, kami tiba di ujung Pulau Madura, Kota Sumenep. Ini adalah baru awal. Kami sudah menyiapkan hati untuk kembali tersesat untuk mengeksplorasi pulau ini.

Sekali lagi, ini bukan soal destinasi. Ini lebih soal bagaimana saya menikmati perjalanan itu. Bagi saya, menjadi tersesat bersama teman baik adalah perasaan menyenangkan. Saya sudah berasa menjadi kontestan The Amazing Race saja rasanya hahahha. Pada tingkat berbeda, ini memiliki kenikmatan tersendiri dibanding kita traveling dengan menggunakan transportasi umum.

Apa yang saya dan teman saya bawa dalam road trip itu?:

1. Kendaraan pribadi tentu saja (bisa mobil atau motor). *sejujurnya saya tidak tahu, apakah definisi road trip hanya masuk pada konsep menggunakan kendaraan pribadi, dan apakah naik transportasi umum bukan termasuk road trip (your thought pls !).

2. Playlist songs: Ini wajiiiiiib yaaa. Bisa dari alat pemutar macam mp3, ipod, cd atau lainnya. Tapi pastikan, bisa didengarkan bareng dan volume full :) karena tanpa musik, road trip Anda akan sangat hambar. Sumpah saya serius soal ini. Playlist songs kami waktu itu adalah lagu-lagu dari Lighthouse Family, Extreme, Mr Big, lagu-lagu jadul tahun 70-an, dan nemu acara radio yang khusus menyiarkan lagu-lagu Queen, what a prefect choice !!

3. Makanan ringan dan minuman. Ini tentang bagaimana kita menikmati hidup dan merayakannya. Ada biskuit dan pocari sweat. Lalu kami berhenti di satu supermarket untuk membeli ice cream dan menikmati setiap jilatannya :). Bagaimana mungkin merayakan sesuatu tanpa makanan dan minuman?

4. Pakaian secukupnya: nggak mungkin gak bawa juga kan?

5. Laptop: kami membawanya, dan ternyata cukup membuat perjalanan kami menyenangkan. Update status facebook, download lagu pilihan di youtube, browsing lokasi wisata yang bisa jadi pilihan, browsing hotel tempat kami harus menginap. Laptop membuat kami melakukan perjalanan tanpa harus melakukan persiapan.

6. Uang secukupnya. Karena perjalanan ini akan berat di bensin yaa...

Dan saya mendapatkan teman yang enak untuk ngobrol, nyanyi bareng, berbagi makanan, dan tidak pernah mengeluh soal kesulitan yang kami hadapi selama perjalanan. Maka segala kelelahan itu tidak lagi berarti. Bagi saya, itu adalah waktu yang berkualitas dalam traveling saya.

Soal teman perjalanan ini, menurut saya adalah poin paling substansial. Anda ingin menikmati perjalanan dengan nyaman, aman, dan penuh tantangan? lakukan perjalanan dengan orang yang tepat. Orang yang sudah menjadi teman baik Anda, keluarga Anda, atau bisa saja pacar Anda. Bila Anda sudah mengenalnya, maka perjalanan Anda akan sangat berharga.

Poin penting lainnya adalah, jadilah orang yang sangat toleran, jangan egois, jangan mudah mengeluh, jangan komplain terus. Karena energi-energi negatif semacam ini, meskipun kecil, akan merusak mood dan akhirnya akan membuat road trip Anda dengan partner menjadi berantakan.

Tertarik? Persiapkan road trip Anda sendiri, dan pilih travel buddy terbaik bagi Anda.

regards,

A

Sunday, March 6, 2011

Memilih negara untuk backpacking pertama kali

Ini salah satu hal sederhana yang juga kerap jadi pertanyaan. Kita set-back sebentar ya, kali ini kita ngobrol soal negara mana sih yang bisa kita jelajahi sebagai test case dan belajar backpacking?

Nah, ternyata tidak bisa lho sembarangan kita memilih suatu negara untuk belajar backpacking. Tetapi ini juga tergantung Anda, kalau nyali Anda gede dan duit cukup ya hajar aja ke negara manapun. Cuma tentu ada beberapa hal yang mungkin bagi para newbie agak menyulitkan ya. Nah, sebagai orang yang juga belum lama belajar backpacking, saya mau berbagai pengalaman nih, siapa tahu juga berguna.

Saya suka jalan-jalan sebenarnya sejak lama. Sudah baca cerita jalan-jalannya Prof Dr H.O.K Tanzil di Majalah Intisari pas SMA, dan juga baca seri buku sakunya Pak Tanzil yang keren ini pas kuliah. Keinginan backpacking seperti beliau yang menjelajah negara-negara di dunia tentu ingin. Pak Tanzil aja yang sudah manula berani, kenapa saya enggak? Persoalannya kemudian adalah uang. Tapi seiring dengan udah bekerja dan bisa nabung, akhirnya pada tahun 2009 lalu, secara resmi saya memulai backpacking pertama saya ke luar negeri dengan modal nekat. Gimana enggak, saya cuma bawa duit Rp 4,5 juta, tapi udah pengen aja ke empat negara. Berhasilkah? alhamdulillah berhasil. Saya akhirnya menginjakkan kaki di Singapura, Malaysia, Thailand dan Myanmar. Hasilnya, saya terbitkan tulisan features empat seri di Harian Solopos pada bulan November 2009. Puas ? sangat puas. Apakah awalnya takut? iya, setengah mati hahahahaha.

Lalu saya menyadari ketakutan itu hanyalah ada di benak kita. Kalau sudah punya modal niat kuat dan duit sedikit, maka tak ada alasan untuk tidak melakukan perjalanan kita. Saya memang tidak muluk-muluk dengan negara tujuan. Saya pikir, dengan dua negara saja waktu itu sudah super bagus bagi saya yang newbie ini. Saya waktu itu hanya berpikir Singapura dan Malaysia saja. Lalu setelah dalam perjalanan, saya pikir kenapa tidak ke Thailand? lalu saat di Thailand, teman asal Thailand mengajak saya ke Myanmar, wah kenapa tidak? toh budget masih hehehehe.

Nah, bagi Anda yang belum pernah pergi-pergi ke luar negeri, takut ini itu, takut duit nggak cukup, dan lain sebagainya, sebenarnya itu perkara mudah. Modalnya hanya niat bulat, sedikit tabungan, dan melakukan survei terlebih dahulu. Saran saya, negara-negara Asia Tenggara dulu saja sebagai sarana belajar. Paling gampang adalah negara-negara tetangga dulu saja.

Jadi pilihan saya, negara yang gampang buat belajar backpacking adalah : Malaysia, Singapura dan Thailand.

Alasannya:

1. Masuk ke Malaysia, Singapura dan Thailand, tidak diperlukan visa. Jadi modalnya adalah paspor saja. Gampang murah dan cepat.

2. Banyak penerbangan murah ke ketiga negara ini, sehingga menghemat biaya.

3. Banyak penginapan murah, makanan murah dan hampir sama dengan selera orang Melayu, serta bakal banyak bertemu orang Indonesia juga.

4. Cuaca hampir sama dengan Indonesia.

5. Singapura memiliki posisi yang strategis sebagai salah satu kota besar dunia, dengan sistem transportasi yang sangat rapi dan memudahkan backpacker, banyak infrastruktur yang mendukung backpacking, seperti misalnya di sini tersedia banyak homestay murah. Malaysia, hampir sama, memiliki infrastruktur yang mendukung backpacker, dari segi bahasa akan mudah bagi newbie yang lemah bahasa inggrisnya. Jangan heran kalau tiba-tiba bertemu dengan orang yang mengajak kita berbahasa Jawa hehehe. Di Malaysia, juga banyak ditawarkan tiket penerbangan murah. Bagaimana dengan Thailand? Inilah salah satu kota backpacker dunia. Bangkok dalam kacamata saya sudah seperti kota international. Bule-bule bersliweran, penginapan murah ada, transportasi murah dan mudah juga ada. Thailand adalah satu tujuan wisata dunia yang memesona.

Nah, dengan modal paspor, tiket pesawat pulang-pergi, serta survei destinasi-destinasi mana yang akan kita kunjungi plus sedikit uang, maka ketiga negara itu pantas untuk dikunjungi. Kita tidak perlu ribet mengajukan permohonan visa dan lain sebagainya.

Bila ketiga negara itu sudah sukses Anda jelajahi, maka Anda bisa menaikkan levelnya, mengunjungi negara-negara dunia ketiga lain seperti Vietnam, Kamboja, Laos, Myanmar, Fillipina. Level berikutnya, silakan keluar dari wilayah Asia Tenggara, masuk ke wilayah China, India, dan lain sebagainya dan lain sebagainya. Bila ini sukses juga, silakan lari ke Australia, atau ke daratan Eropa yang tentu saja memiliki tingkat kesulitan yang berbeda.

Atau seperti yang saya bilang tadi, Anda memiliki nyali gede dan uang lebih, skip saja Asia, langsung hajar Eropa...hehehehe. Selamat backpacking !!

regards,

A

Tuesday, March 1, 2011

menikmati jadi solo traveler [ tips aman traveling solo]


Saya banyak sekali menerima pertanyaan dari pembaca buku-buku saya via email, serta dari temen-temen Facebook saya yang ingin traveling, tentang kekhawatiran mereka untuk melakukan traveling secara solo alias sendirian. Pertanyaan memang didominasi oleh perempuan, tetapi bukan berarti para laki-laki juga tidak khawatir melakukan perjalanan solo. Mereka ini, perempuan maupun laki-laki, selalu memikirkan soal keamanan.

Saking khawatirnya, ada lho pembaca buku saya yang perempuan, selalu mencoba keep contact dengan saya, meskipun yang bersangkutan sudah berada di negeri orang. Artinya, kalaupun terjadi sesuatu yang tidak diharapkan sebagaimana yang ada di dalam benak dia, toh saya tidak bisa berbuat apa-apa, orang kami tidak traveling bareng.

Saat memulai merencanakan backpacking, tidak pernah saya berniat melakukan perjalanan dengan teman. Saya selalu memikirkan dan membuat rencana perjalanan secara mandiri, untuk diri saya sendiri. Tetapi dalam kenyataannya, setiap mendekati jadwal perjalanan, ada saja yang pengen ikut. Meskipun begitu, mayoritas backpacking yang saya lakukan adalah solo travel.

Apakah takut traveling solo? Sebenarnya tidak. Tetapi lebih kepada ada perasaan mengganjal, tidak nyaman dan lain sebagainya. Khawatir akan terjadi sesuatu. Ini perasaan normal, dan pasti akan kita alami ketika kita akan memulai perjalanan kita secara sendirian. Tetapi bagi saya, ini hanya ketakutan-ketakutan yang ada di benak kita.

"Saya dengar, traveling di Jawa itu berbahaya. Banyak orang yang suka menipu, curang terhadap traveler," ujar teman saya dari Thailand yang ingin datang ke Jawa.

Itu pertanyaan yang terlontar sejak beberapa bulan lalu, dan kembali diungkapkannya beberapa hari lalu. Saya menangkap kekhawatiran dia. Saya hanya jawab, "Di manapun, selalu ada kriminal. Di negara mana pun selalu ada pembunuh, perampok, pencuri, tukang curang dan lain sebagainya."

Bagi saya, tidak ada jaminan mana yang lebih aman ketika kita di rumah, atau traveling di Yogya atau traveling di Bangkok. Pengalaman saya cari bus di Terminal Pulo Gadung, Jakarta, turun dari taksi langsung disamperin calo kasar yang membentak saya dan menempelkan pisau di pinggang saya. Dia merangkul saya dan memaksa saya masuk ke bus jelek yang katanya jurusan ke Solo (dan saya ternyata diturunkan di Pekalongan, hebatt!!). Sementara di Chiang Mai, saya aman tentram dan sentausa mencari bus menuju ke perbatasan Myanmar. Tidak ada yang tahu kapan kita sial? dan tidak ada jaminan negeri kita lebih aman.

Moral ceritanya adalah, kalau Anda berkutat dengan kekhawatiran soal keamanan dalam traveling, maka Anda tidak akan kemana-mana. Masuklah kekamar Anda, kunci pintu kamar, tidur manis di kasur empuk Anda, dan Anda akan aman.

Apa yang harus kita lakukan adalah fokus pada antisipasi persoalan dan solusi. Misalnya, karena kita traveling solo, maka kita harus mandiri, mempelajari medan, mempelajari sosiologi masyarakat sekitar, budaya sekitar, karakter orang sekitar. Bagi saya, ketakutan itu bisa bersumber pada dua hal:

- Ketakutan karena alasan internal
- Ketakutan karena alasan eksternal

Internal, tentu alasan-alasan yang datang dari diri kita. Misalnya, secara psikologis kita adalah orang pemalu, nah bagaimana nih bila kita tersesat di jalan terus malu bertanya? atau misalnya alasan internal bahasa Inggris kita parah, gimana dong kalau di luar negeri sementara bahasa Inggris kita payah? Alasan internal lain misalnya terkait kondisi fisik kita, bagaimana misalnya nanti kalau kita sakit di jalan, siapa yang mau menolong? dan lain sebagainya.

Eksternal, ini adalah alasan yang datang dari luar diri kita. Bagaimana bila di jalan ketemu dengan orang jahat di negeri orang? dan lain sebagainya.

Nah, kalau sudah tahu sumbernya, saya kasih tips deh untuk Anda mengatasi persoalan-persoalan itu. Ini tentu subyektif versi saya, silakan mana yang sesuai dengan kondisi Anda.

Mengatasi persoalan internal:

1. Bikin itinerary atau rencana perjalanan sedetil mungkin. Bagi cowok atau cewek sekalipun yang suka tantangan, mungkin itinerary bisa dibikin garis besarnya. Tetapi kalau Anda tidak yakin, bikin saja sedetil mungkin. Misalnya mau naik transport dari satu destinasi ke destinasi lain dengan menggunakan apa, mau menginap di mana, dan lain sebagainya. Okelah kita bisa googling, tapi tetap ya antisipasi bila tiba-tiba Anda di suatu tempat tanpa koneksi internet.

2. Untuk perjalanan ke luar negeri, bila Anda merasa bahasa Inggris payah, jangan takut. Bahasa Inggris saya juga payah, tapi saya tak malu untuk belajar. Paling tidak, tahulah hal-hal yang basic. Bawa kamus juga nggak papa. Oya, saya banyak lho menemukan traveler dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, misalnya Jepang, China, atau Korea, dan mereka fun aja tuh jalan sendirian meskipun gak bisa bahasa Inggris. Toh kita bisa menggunakan bahasa tarzan kan? hehehehe.

3. Siapkan hal-hal terkait kesehatan kita. Saya selalu membawa obat-obatan dasar: obat sakit perut, obat sakit kepala/pereda nyeri, serta kadang juga bawa obat tetes mata. Obat sakit perut bagi saya penting, karena saya suka mencoba makanan baru, dan belum tentu itu cocok dengan pencernaan saya. Sementara obat sakit kepala, sangat membantu sekali. Oya, saya juga selalu membawa antiseptik cair untuk cuci tangan.

Mengatasi masalah eksternal:

1. Jangan takut bertanya bila kita tersesat dan kebingungan. Kebanyakan (dan menurut saya ini manusiawi banget) orang akan suka membantu orang asing dari negara berbeda. Seperti kita suka membantu bule gitu deh hehehe.

2. Jangan mudah percaya dengan orang. Hati-hati dengan orang yang tiba-tiba sangat baik dengan kita. Karena bisa jadi ada udang di balik batu. Ada satu cerita dari teman saya dari Amerika Serikat yang menginap di rumah saya. Saat berada di India, dia bertemu dengan pemuda setempat yang sangat baik dengannya (di awal). Pemuda itu kemudian mengundang teman saya makan malam di rumahnya dengan menu tradisional yang sangat ingin dicoba teman saya. Teman saya menganggap, undangan itu sebagai undangan dari teman baik. Namun, alangkah kagetnya saat selesai makan, pemuda itu meminta duit darinya untuk membayar makan...olala !! dan teman saya membalasnya dengan kalimat "Saya lebih suka bertemu penjahat daripada ketemu kamu. Seburuk-buruknya orang adalah orang jahat yang pura-pura menjadi orang baik, and you are the worst !!"

3. Jangan menerima pemberian makanan dan minuman secara sembarangan. Kita tidak tahu apa yang ada di dalam makanan dan minuman itu.

4. Simpan uang cash dalam beberapa tempat terpisah. Satu ilang, setidaknya Anda masih memiliki yang lain.

5. Jangan pernah lepaskan identitas diri (paspor) dari tangan Anda. Jangan ditinggal di hotel. Hilang paspor adalah bencana.

6. Bagi traveler cewek, terapkan jam malam. Kalau sudah larut, mending cepat kembali ke penginapan/hotel deh. Beradalah di lingkungan yang banyak orang. Jangan berada di lingkungan sepi atau tidak ada traveler lain. Ini menutup peluang terjadinya tindak kejahatan.

7. Jangan lupa siapkan nomor-nomor telpon khusus polisi atau institusi terkait keamanan wisatawan.

8. Kadang-kadang kejahatan juga susah dideteksi. Ukurannya ada di kita. Kalau kita sudah merasa tidak nyaman terhadap lingkungan tertentu, orang tertentu, lebih baik segera tinggalkan dan tidak perlu menunggu hal-hal buruk yang mungkin bakal terjadi.

9. Making friends. Saya suka sekali berkenalan dengan traveler lain. Apalagi yang solo traveler. Bukan tidak mungkin bisa merencanakan jalan-jalan bareng. Karena bernasib sama, biasanya bisa saling menjaga. Meskipun begitu, jangan lantas cepat percaya juga ya...

10. Kalau di luar negeri, alangkah bijaknya kita menghubungi Kedutaan Besar RI di wilayah itu, atau setidaknya perwakilan negara kita sekadar memberitahu keberadaan kita. Bila Anda punya kenalan orang Indonesia di negera itu, tentu akan lebih baik.


Itulah sedikit tips yang mungkin berguna bagi Anda. Pertanyaannya kemudian, apakah traveling secara solo itu menyenangkan? Bagi saya ada plus dan minusnya. Plusnya, kita bisa melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan kita. Gak ada beban atau perasaan tidak enak dengan teman misalnya. Mau pergi kemana juga asyik saja. Gak enaknya, gak ada tukang foto gratisan hahahaha. Tapi toh sekarang kan banyak kamera yang bisa disetel otomatis hehehe, tapi emang sih kurang sreg dibanding difoto orang.

Oya, menjadi solo traveler memang kadang suka kesepian gitu. Apalagi kalau perjalanan kita lama. Bagi saya, traveling solo tidak masalah dan cukup menikmatinya. Ada teman pun juga tidak masalah, asal jangan banyak-banyak ya. Jangan kayak study tour hehehe. Berdua saja bisa berantem dan merusak mood kita, apalagi berombongan hahahaha.

So, nikmati saja perjalanan solo Anda !

regards,

A