Friday, August 3, 2012

Jogja (Masih) Jadi Kota Idaman

Sekadar iseng-iseng di twitter dan bukan survei yang serius, saya mendapati bahwa masih banyak orang (followers) yang menempatkan Jogja sebagai Kota Idaman mereka. Kota pilihan di mana mereka ingin menghabiskan waktu untuk tinggal.
Di belakang Jogja, ada Malang yang juga mendapatkan suara cukup banyak dari para followers. Pilihan yang tanpa disebutkan alasannya ini cukup menarik. Tetapi memang tidak terlalu heran sih kalau Jogja menempati posisi di hati orang. Jogja yang merupakan tujuan wisata utama kedua setelah Bali memang namanya tersohor, tidak hanya di dalam, tetapi di luar negeri juga. Selain itu, Jogja juga memiliki banyak kampus dan menjadi melting pot dari aneka budaya di Indonesia yang dibawa para mahasiswanya. Jogja pula yang menjadi tempat di mana tradisi dan modernitas bisa duduk berdua sama tingginya. 
Bagi saya pribadi, Jogja menjadi tempat "pelarian" saya saat lagi suntuk di Solo. Terbalik dengan fakta, banyak orang Jogja yang "lari" ke Solo karena suntuk. Tak lain dan tak bukan karena ada kereta api komuter Prambanan Ekspress yang membuat "pelarian" itu menjadi mudah. Tetapi sejujurnya, saya mulai jengah dengan kemacetan yang terjadi di Jogja. Duh, kalau sudah sore, macet di beberapa titik. Paling sebel di depan Ambarukmo Plaza (Amplaz). Kalau malam minggu dan hari libur, bisa lebih menjengkelkan.
Malang menjadi pilihan kedua terbanyak. Saya pribadi suka Malang. Udaranya cukup sejuk, meski banyak warga asli Malang yang bilang kalau udara sekarang semakin panas. Saya beberapa kali ke Malang, menelusuri beberapa wilayahnya (dan paling suka adalah Malang Selatan). Kuliner dari kota yang juga disebut Paris Van Java (setelah Bandung) ini juga lezat. 
Dari pilihan followers, kedua kota ini bahkan mengalahkan Ubud (seharusnya Kabupaten Gianyar bila yang ditanyakan adalah kota/kabupaten idaman). Yang menyebut Bandung juga banyak. Setelah itu baru beberapa kota lain: Solo, Sukabumi, Magelang, Nganjuk, Wonosari, Kulonprogo, dan lain sebagainya. Tetapi yang mengherankan saya justru masih ada yang memilih kota besar seperti Surabaya dan Jakarta dengan segala kemacetan dan hiruk pikuknya.
Pilihan-pilihan di atas mungkin karena memang ada keterikatan emosional (faktor ini lebih banyak): lahir di sana, kampung halamannya, pernah kuliah, dan lain sebagainya. Tidak begitu mengherankan memang. Saya pribadi juga suka Solo, karena saya lahir dan besar di sini. Tetapi memang ke sini-sini-nya, saya mulai jengah juga dengan kemajuan kota ini, di mana kemacetan mulai muncul di mana-mana menyertai proses pembangunan itu. Jadi kalau di suruh memilih, saya memilih kota mana ? Saya dari dulu suka Salatiga.

Bagaimana dengan Anda?

11 comments:

Trica Jus said...

salam kenal gan, sukses selalu dan ku tunggu kunjungan ballllllik nya

Yudi Darmawan said...

aaa,
pengen ke jogja..

Ariy said...

Terima kasih kunjungannya mas brows. Marii ke Jogja :)

yanti said...

Bandung, nggak pernah berubah sejak 37 tahun yg lalu :D.

Anonymous said...

Saya dari Jakarta tapi kebetulan kuliah di Salatiga. Ya menurut saya Salatiga hampir mirip seperti Masstricht di Belanda kalo soal nyamannya :)

Ariy said...

yay...salatigaa !!

Fahrur said...

Saya belum pernah ke salatiga, yg saya tau Malang, krn lahir di sini.. he he.. dosen saya yg bkn asli malang pernah bilang, "Malang adalah tempat yg nyaman buat berkembang biak.. ?!"

Nah loh...! ha ha ha...

Anonymous said...

semua kok hanya Jawa dan Bali ya? saya urun rembug dech, gimana kalo Lampung, kota kelahiran saya ;D

saya pernah bbrpa hari tinggal di Balikpapan, rasanya kota itu nyaman buat berkembang biak, banyak tempat wisata nya, kota yg indah.

helgaindra said...

saya bercita-cita tinggal di daerah sejuk kelak.
salah satunya ya kota Malang.
yogya juga menarik sih tapi terlalu jauh dari sanak famili hehehe

Ariy said...

Saya juga suka Malang :)

Abdul Firman Ashaf said...

Jogja