Sunday, July 29, 2012

Tips Memilih Hostel

photo: travelwithamate.com
Memilih hostel, atau gueshouse, atau homestay, atau penginapan, atau apapun namanya menjadi salah satu pertanyaan yang sepertinya tidak pernah putus menghampiri saya di twitter.@ariysoc. Kebanyakan langsung memilih pertanyaan model : "Bisa direkomendasikan hostel di sini....di dekat ini...bla...bla...bla?". Bagi saya, tidak salah sih model pertanyaan seperti itu. Tetapi terkadang pertanyaan model semacam itu juga belum tentu mendapatkan jawaban memuaskan.
Saya berbagi bagaimana cara mendapatkan kamar hostel secara mandiri. Selain riset via google, Anda langsung bisa praktik untuk memilih via www.hostelbookers.com atau www.hostelworld.com. Dua situs ini yang sering saya pakai. Saya bukannya sok tidak butuh rekomendasi orang. Tetapi kadang, semakin saya googling semakin saya bingung. Si A tinggal di hostel ini bilang bagus, tetapi si B tinggal di hostel ini bilang jelek. Lalu alih-alih mencari rujukan, saya malah semakin dibuat bingung.
Kalau Anda juga mengalami hal semacam itu, ada baiknya mengikuti cara seperti yang saya lakukan, yaitu mencoba mencari secara mandiri. Dua situs itu bisa membantu kita.

1. Klik salah satu situs itu (www.hostelbookers.com atau www.hostelworld.com). Setelah itu pilih dulu mata uang yang digunakan sehingga kita tidak perlu mengkonversi ulang. Untuk www.hostelbookers.com belum ada pilihan mata uang dalam Rupiah (IDR) namun untuk www.hostelworld.com sudah ada, sehingga langsung muncul harga dalam Rupiah.

2. Ganti negara di kolom yang disediakan. Ganti juga kota di kolom yang disediakan, sesuaikan dengan kemana Anda akan pergi. Lalu tentukan tanggal di kolom tanggal dan berapa lama Anda akan tinggal. Lalu klik saja search. Maka akan muncul deretan nama-nama hostel dengan harga dan foto-foto, serta deskripsinya.

3. Tahap I, cek dulu overview dan prices. Kalau di hostelworld masuk di info + rates + facilities. Nah, pelajari benar  kondisi hostel, lihat baik-baik fotonya, model kamarnya, fasilitasnya, termasuk kita bisa update harga kamar yang kita inginkan. Pilih yang sesuai dengan selera hati, apakah ada free breakfast, wifi, AC, kamar mandi bagaimana apakah sharing atau private, dan lain sebagainya.

4. Tahap II, setelah menentukan pilihan hostel, kita baca teliti maps dan directions. Kita cek dulu lokasi hostel dan bagaimana cara menuju ke sana. Pastikan juga apakah lokasi dekat dengan spot-spot yang akan kita tuju selama kita traveling. Kalau harga kamar murah, tetapi jauh dari mana-mana, pasti akan boros juga di biaya transportasi jalan-jalan di dalam kota. Pastikan juga Anda mendapatkan hostel di tempat aman. Khususnya bagi cewek nih, beberapa hostel murah berada di lokasi red light district (prostitusi), nah...pelajari benar, kalau memang tidak mau ya hindari. Atau bagi yang suka ketenangan, cari hostel yang tidak dekat dengan area dugem, dekat club, atau lainnya. Nah, ini sesuaikan dengan selera Anda. Beberapa hostel juga mencantumkan tempat strategis, hanya sekitar 10 menit dari titik A dan lain sebagainya. Nah, tidak semuanya seperti kenyataan. Bagaimana cara kita mengetahuinya? Banyak testimoni/reviews  yang biasanya menuliskan soal lokasi. Bila tidak sesuai dengan kenyataan, biasanya langsung diprotes. Nah, cermati antara omongan orang yang pernah tinggal di sana yang ada di kolok reviews dengan info hotel. Kalau meragukan, ganti yang lain.

5. Bila sudah menentukan itu, cek kembali di bagian reviews. Bagaimana tanggapan orang yang pernah tinggal di sana. Soal kenyamanan ini memang sangat subyektif satu orang dengan orang lainnya. Traveler bule atau dari negara maju misalnya, akan lebih rewel soal higienis atau tidak, jenis bed- karena ukuran tubuh mereka beda, dan lain sebagainya. Sementara bagi kita orang Asia mungkin tidak terlalu rewel. Kebersihan, kondisi kamar, pelayanan dari pengelola atau pegawainya, serta lokasi, sering menjadi bahasan reviews orang yang pernah stay. Meskipun subyektif, tetapi tidak ada salahnya kita cermati. Biasanya kalau memang banyak orang membicarakan hal sama, itu banyak benernya. Misalnya sekian orang bilang pengelolanya judes, mungkin memang begitulah keadaannya.

6. Setelah itu putuskan mana yang akan Anda ambil. Bagi saya, harga menjadi pertimbangan nomor satu, kemudian baru lokasi dan kenyamanan. Nah, setiap orang memiliki standar berbeda. Apakah Anda mementingkan kenyamanan dulu soal harga bisa diatur? itu terserah Anda. Selamat berburu kamar.

Saturday, July 28, 2012

Pancake Durian (Medan)

Suasana di Durian House
Aneka makanan berbahan dasar durian menjadi salah kuliner yang pantas diburu di Medan, misalnya saja Pancake Durian. Namun, saat kita tiba di Medan, mungkin akan terbengong-bengong demi melihat dua potong Pancake Durian yang memang relatif mahal. Bila ingin cari yang agak miring, Anda bisa menuju ke Durian House. Inilah tempat yang menjadi tujuan awal pertama kali saat ingin mencicipi Pancake Durian. Nah, Pancake Durian di Durian House relatif lebih murah harganya. Dua potongnya, atau satu kemasan kotak plastic kecil, dihargai hanya Rp 7.500, untuk satu kotak berisi 10 biji, dijual Rp 80.000. Buat oleh-oleh, ini lebih ekonomis. Tetapi memang tidak bisa bertahan lama. Di tempat lain bisa tiga kali lipatnya. Pancake Durian di sini bentuknya hampir sama dengan satu biji durian itu sendiri, dengan tanpa pewarna, sekilas kita seperti menikmati durian asli. Kulit pancakenya tipis dan lembut, dengan rasa durian yang dominan. Not bad-lah. 
Pancake Durian
Variasi lainnya, cobalah pie durian yang harga sedikit lebih murah. Pie durian satu bijinya Rp 6.500. Produk-produk lainnya misalnya Bolu Gulung Durian dijual Rp 40.000 – Rp 50.000 per platnya, Brownies Durian Rp 40.000. Selain itu mereka juga punya produk turunan lainnya, seperti Lempok Durian, Dodol Durian yang harganya di kisaran Rp 10.000.
 
§     Durian House
Jl Krakatau No 43-43 A, Medan
Telp : 061- 6629546

Pancake Durian Nelayan
Durian House menjadi pilihan ekonomis untuk mendapatkan pancake durian. Tetapi kalau Anda punya budget lebih, dan ingin pancake yang lebih nendang juga rasanya, silakan langsung menuju Rumah Makan Nelayan, yang ada di Merdeka Walk atau di Sun Plaza. Beda pancake durian di Nelayan dengan di Durian House, adalah kulit pancake di Nelayan berwarna hijau muda dari campuran daun pandan, dan sedikit lebih tebal (meski bagi kami masih tetap tipis) sehingga kita bisa membelah dua tanpa lengket. 
Lapisan lain adalah krim sebelum kita menikmati daging durian asli di dalamnya. Rasanya memang lezat, maklum harganya untuk dua potong (satu porsi) adalah Rp 25.000. Oya, Rumah Makan Nelayan ini juga terkenal dengan Chinese food-nya. Dim Sum hingga kwetiaw, dan makanan Chinese  lainnya komplet, dengan harga Rp 20.000 ke atas satu porsinya. Bila Anda penikmat makanan lezat, ini salah satu tempat yang pantas Anda kunjungi, meski harganya memang relatif lebih mahal.
§ 

Friday, July 27, 2012

Rawon Setan (Surabaya)

Rawon yang cukup legendaries adalah Rawon Setan. Namanya sih serem, seserem harganya hehehe. Ini adalah warung nasi rawon yang legendaris di Surabaya yang konon sudah ada sejak tahun 1957. Lokasinya di Jl Embong Malang, seberang Hotel JW Marriot Surabaya. Kata orang, kalau ke Surabaya belum mencicipi Rawon Setan belumlah ke Surabaya. 

Hmmm…apakah senikmat itu? Kalau lezat atau tidak menurut saya selera saya. Bagi saya, rasanya standar rawon, dan soal rasa tidak seheboh harganya. Nah yang belum tahu apakah itu rawon, rawon adalah kuah daging sapi berwarna hitam pekat dengan bumbu kluwak (atau dalam bahasa Jawa Timur biasanya disebut kluwek) lengkap dengan daging sapinya, dan dibubuhi dengan bawang goreng. Makannya dengan nasih putih, dan biasanya dilengkapi dengan tauge besar dan perasan jeruk nipis serta sambal terasi. Sementara lauk pelengkapnya bisa telur asin atau kerupuk udang. Satu piring rawon campur nasi dihargai Rp 16.000,00. Sementara kalau menu rawon terpisah dengan nasi dihargai Rp 24.000,00. 


 Saya memesan menu campur dan di depan saya tersedia satu piring rawon dengan tiga potong daging yang ukurannya tidak besar. Hmm, bila Anda ingin yang harga miring, maka Anda akan menemukan banyak warung nasi rawon dengan harga Rp 10.000,00 atau bahkan kurang, dengan rasa tak kalah nikmatnya. Namun, mengunjungi Warung Rawon Setan bagi saya adalah mencoba pengalaman dan merasakan kelegendarisan warung ini. Selebihnya? Saya harus cari makan lagi karena perut belum juga kenyang setelah melahap satu porsi hahahaha.

Thursday, July 26, 2012

Nemu Lemper di China

Nanning adalah salah satu kota di daratan China yang menjadi kunjungan saya pada 2010 lalu. Saat itu masih musim dingin. Tetapi kalau cuma dihabiskan buat meringkuk di apartemen seorang teman ya nggak seru.
Maka jalan-jalanlah saya. Kebetulan ada semacam bazaar, dan kami menuju ke sana. Ada stan makanan, jualan alat-alat rumah tangga, permainan, dan lain sebagainya. Nah, pas sampai di depan sebuah stan makanan, saya lumayan kaget nih. Awalnya ada tulisan Indofood. Saya pikir, wah hebat juga nih, produsen mie instan di Indonesia sudah masuk ke China juga. Usut punya usut, ternyata maksud tulisan Indofood adalah "Indonesian Food" alias makanan Indonesia. Maka bertemulah saya dengan Lumpia dari Semarang yang mereka tulis dengan Lompia (seperti orang Jawa melafalkan makanan ini), kemudian ada Lemper, yaitu ketan yang diisi ayam dengan rasa gurih (kalau di Indonesia dibungkus daun pisang). Ada lagi Kue Ku - biasanya ada dijual di penjual kue basah. Warnaya merah menyala (ada juga yang hijau) terbuat dari tepung ketan dan isinya kacang hijau manis. Selain itu juga ada bikang ambon.
Mereka sudah membuatnya terlebih dahulu kemudian disimpan di dalam kotak makanan, bila ada yang membeli akan dihangatkan kembali. Hmmm...rasanya lumayan lho. Hanya bikang ambonnya yang agak benyek. Tapi menurut saya sudah cukup lumayan membunuh kangen saya pada Indonesia. Saat saya tanya, apakah mereka membuat sendiri? mereka menyatakan tidak. Namun, si pembuat maupun penjual bukanlah orang Indonesia atau keturunan Indonesia.
Dari informasi yang saya dapatkan melalui teman asli setempat, masuknya makanan-makanan Indonesia ini karena memang banyak imigran dari Indonesia yang merupakan warga keturunan Tionghoa. Pada tahun 1960-an, saat situasi politik tidak berpihak kepada warga keturunan Tionghoa, banyak yang lari dari Indonesia untuk mengadu nasib di negeri leluhurnya, yaitu China.

Wednesday, July 25, 2012

Icip-icip Kipo & Legomoro (Kotagede)

Aneka makanan kecil, mulai tradisional hingga kue-kue modern
Dalam jalan-jalan saya suatu sore di Kotagede yang terkenal dengan kerajinan peraknya, saya mampir ke sebuah pasar. Beberapa sudut pasar itu tampak penuh dengan pedagang makanan dengan jenisnya mencapai puluhan dan bentuknya yang mengundang selera. Mulai dari kue basah, pastel, kue lapis, bika ambon, wajik, waaah … pokoknya jenisnya bisa puluhan dan beberapa saya tidak mengenalnya. Saya sempat bertanya kepada pedagang, apa yang khas dari Kotagede. Nah, inilah jawaban mayoritas beberapa pedagang.

Kipo
1. Kipo:  Ini adalah jajan pasar yang merupakan khas warga Desa Jagalan. Rasanya manis, seperti kue basah dari adonan tepung gandum, dengan bagian tengahnya diisi gula kelapa. Harga kipo ini sangat murah, lima buah kipo hanya dihargai Rp1.000,00.

2.  Legomoro: Nah, kalau yang ini adalah makanan serupa lemper, terbuat dari ketan, dibungkus daun pisang, kemudian diikat dengan tali bambu. Satu ikat terdiri tiga atau empat bungkus. Ini juga merupakan makanan khas.Desa Jagalan yang kemudian berkembang menjadi makanan khas Kotagede. Biasanya makanan ini disajikan dalam upacara tradisional. Kata legomoro diambil  dari flosof bahwa orang yang mengikuti upacara harus datang dengan hati ikhlas.Harga Legomoro Rp 1.000.

Legomoro.
Jadi kalau lagi jalan-jalan ke Yogyakarta, jangan lupa untuk mampir ke Kotagede, sebuah kecamatan di Kota Yogyakarta yang merupakan kawasan kota lama di Yogyakarta yang berbatasan dengan Kabupaten Bantul. Selain terkenal dengan kerajinan peraknya, jangan lupa untuk mengeksplorasi makanan khas mereka. Selamat jalan-jalan. :)

Regards,

A

Oseng-Oseng Mercon (Yogyakarta)

Hoiii...para penyuka masakan pedas, saatnya berpestaa!! Hueheheheh....inilah masakan yang saya rekomendasikan dengan sangat-sangat-sangat untuk para penikmat masakan pedas.
Namanya adalah Oseng-Oseng Mercon. Demi melihat diksi "mercon" dan "pedas", maka kita pun pasti langsung paham...kenapa namanya jadi Oseng-Oseng Mercon.
Datanglah ke kawasan Jl Ahmad Dahlan, maka akan Anda temukan sejumlah warung lesehan yang menjual Oseng-Oseng Mercon. Untuk menuju jalan ini gampang kok, dari arah Malioboro lurus saja sampai titik nol kilometer (perempatan depan Benteng Vredreburg), lalu belok kanan saja. Nah, itulah kawasan Jl Ahmad Dahlan.
Saya memilih Oseng-Oseng Mercon di depan SMA Muhammadiyah 5, di  jalan yang sama. Yaitu warung lesehan milik Bu Narti. Konon nih, resepnya sudah ada turun temurun sejak tahun 1940-an. Lalu apa sih sebenarnya Oseng-Oseng Mercon itu? ini adalah masakan bumbu oseng-oseng biasa, tetapi isinya didominasi oleh thethelan, koyor...kalau roaming karena menggunakan bahasa Jawa, maka biar gampang disebut lemak sapi. Yang mendominasi lainnya? tentunya cabe. Bagi saya, sebenarnya masakan ini sedaaaaap....bumbunya terasa. Kalau orang Jawa bilang nglawuhi atau teman yang sangat pas bila disandingkan dengan nasi. Tetapi kok sebenarnya? Jadi bagi saya, yang tidak sebenarnya apa dong? ya maaf, karena saya bukan penyuka pedas yang sangat (sambal sih oke aja, tapi bukan yang menyengat), maka saya tidak bisa menghabiskan banyak. Cukup beberapa sendok saja saya sudah kibar-kibar bendera putih tanda menyerah. 
Oseng-Oseng Mercon di masak di atas arang

Oseng-Oseng Mercon paling nikmat dimakan dengan nasi putih hangat, kemudian ada lalapan mentimun sekadar membuat mulut kita istirahat sebentar dari rasa menyengat hueheueheue. Disajikan di atas piring kecil, sementara nasinya diletakkan di daun pisang, makanan ini sering jadi ajang seru-seruan, taruhan bagi mereka yang tidak bernyali makan pedas hehehe. Seporsinya Rp 7.000 (kalau belum naik ya...soalnya tempe tahu aja sekarang harganya melangit hihihi). Nasinya Rp 3.000. Kalau tidak tahan pedas, ada pilihan makanan lain di sini, seperti lele goreng dan ayam goreng/bakar. Serius, kalau ke Jogja, jangan lupa ya mampir ke sini. :)

Tuesday, July 24, 2012

Soto Sinar Pagi (Medan)

Sajian Soto Sinar Pagi
Inilah warung soto tersohor di Medan. Salah satu cirri sebuah warung tersohor adalah banyaknya selebriti yang berkunjung. Demikian juga yang terjadi di Soto Sinar Pagi. Warung yang tidak seberapa luas ini berada di Jl. Sei Deli 2 – D/1, Medan. Padat, penuh dan terlihat pegawainya sangat sibuk. Yang selalu membuat kagum adalah, dalam situasi padat dan penuh pengunjung semacam ini, tidak perlu waktu lama semua hidangan tiba-tiba sudah di depan kita. 
Suasana RM Sinar Pagi
 Pilihan soto yang bisa kita nikmati adalah ayam, daging, dan campur. Kita juga bisa memesan soto jerohan. Begitu memesan satu porsi makanan, meja kita seperti langsung diserbu para pegawainya, yang dengan tangkas menyajikan soto pesanan, minuman, dan tawaran penganan seperti aneka keripik dari paru, udang, hingga hidangan pencuci mulut seperti agar-agar. Soto Sinar Pagi bumbunya santan pekat, tampilannya hampir sama dengan Soto Betawi, namun warnanya lebih kuning. Harga per porsinya saat tulisan ini dibuat adalah Rp 19.000 per porsi. Jangan lupa ya...kalau ke Medan, harus mampir ke RM Soto Sinar Pagi. Met jalan-jalan :)

Mie Aceh Titi Bobrok (Medan)


Mie Aceh mungkin bisa dengan mudah ditemukan di Medan. Namun, Mie Aceh Titi Bobrok mungkin salah satu yang susah dikalahkan dalam hal jumlah pengunjung. Yeap, warung makan Mie Aceh Titi Bobrok yang ada di Jl Setia Budi ini selalu penuh dengan pengunjung. Baik yang makan di tempat, maupun antre untuk dibawa pulang. Jalan Setia Budi adalah salah satu jalan yang banyak terdapat rumah makan. Namun di satu titik, di mana Mie Aceh Titi Bobrok berada, kita akan menemukan parkiran yang penuh sepeda motor. Nyaris hampir semua kursi terisi pengunjung. Sementara di kursi sisi terdekat dapur tempat mengolah masakan, terdapat kursi di mana berjajar orang antre.
Tapi jangan khawatir bahwa saat makan di sana kita harus menunggu lama. Beberapa saat setelah kita duduk, para pegawai rumah makan itu akan menghampiri kita. Apakah Mie Aceh Titi Bobrok itu? Ini adalah mie kuning yang dimasak pedas, dengan campuran bisa daging atau kepiting. Versi kepitingnya banyak digemari. Nah, di sini ada dua jenis mie yang ditawarkan, yaitu mie kering dan mie kuah. Pedasnya cukup menyengat, dan dalam penyajiannya selalu ditemani dengan lalap mentimun, beberapa potongan emping, acar dengan irisan bawang, dan disajikan dalam porsi yang cukup besar. 
 
Harga satu porsi untuk mie kuah dengan daging atau kepiting pada saat tulisan ini dibuat adalah Rp 17.000. Bila ingin sedikit murah, bisa pesan mie kuah atau mie kering biasa yang hanya Rp 8.000. Jangan khawatir, untuk mie yang biasa pun porsinya cukup besar. Disebut sebagai Mie Aceh Titi Bobrok karena cikal bakalnya warung ini dulu adalah warung kecil yang berada di pinggir jembatan yang sudah rusak.
Met berburu Mie Aceh yak....:)

Sunday, July 22, 2012

Al-Quran Tulis Tangan Peninggalan Keraton Sumenep


Salah satu yang berkesan saat jalan-jalan ke Pulau Madura beberapa waktu lalu adalah saat berkunjung ke kompleks sisa-sisa peninggalan Keraton Sumenep, di Kabupaten Sumenep.Sumenep, bagi saya, adalah highlight-nya Pulau Madura, bila dibandingkan dengan tiga kabupaten lain di pulau garam itu, yaitu Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, serta Kabupaten Bangkalan.
Salah satu yang berkesan bagi saya adalah saat berkunjung ke Museum Keraton  Sumenep. Lokasinya tepat downtown-nya Sumenep. Kabupaten ini menurut saya tidak terlalu besar untuk dijelajahi (atau mungkin destinasi buat turisnya terkonsentrasi di tengah? saya kurang tau). Nah, di "kota"-nya, kita bisa menemukan alun-alun, mesjid agungnya, kemudian sisa-sisa peninggalan Keraton Sumenep.
Saya sarankan untuk masuk dulu ke Museum Kabupaten Sumenep, yang di dalamnya akan kita dapati cikal bakal Sumenep, yang dulunya adalah Keraton Sumenep. Yang membuat saya kaget adalah tiket masuknya. Kaget karena mahal? bukaaaan...tapi saking murahnya. Cuma Rp 1.000 buat dewasa dan Rp 500 buat anak-anak. Huehehehe....bisa dibayangkan, di terminal jumlah itu hanya laku untuk masuk WC umum kan? hehehe.
Nah, di sini saya akan bercerita khusus tentang Al-Quran tulisan tangan yang membuat saya terkesima. Di dalam museum, Al-Quran ini menjadi koleksi berharga. Konon ditulis tangan oleh Sultan Abdurahman, yang memerintah Keraton Sumenep sejak 1812-1854 M. Konon pula, Sang Raja yang menguasai 10 bahasa ini mampu menyelesaikan penulisan Al-Quran ini dalam waktu satu hari satu malam. Dalam keterangannya, Al-Quran ini memiliki berat mencapai 500 kg, dan dalam keadaan dibuka, memiliki ukuran 4x3 meter.
Serius saya merinding melihatnya demi melihat kertas lebar berwarna kecoklatan yang beberapa bagian pinggirnya sudah sobek ini. Menurut saya, ini peninggalan yang tidak ternilai harganya. Tetapi satu hal yang membuat saya prihatin adalah cara pemerintah kabupaten setempat dalam menangani koleksi ini. Saya pernah berbincang dengan teman yang menjadi staf pengelola Museum Radya Pustaka Solo yang memiliki banyak naskah kuno yang tidak ternilai harganya. Menurut dia, untuk memelihara dan merawat naskah kuno, termasuk Al-Quran Sumenep ini, harus digunakan obat-obatan tertentu, penempatan dalam suhu tertentu, dan perawatan lainnya supaya koleksi tidak rusak. Sementara Al-Quran ini hanya diletakkan begitu saja tanpa penutup dan pengunjung bisa memegangnya. Mungkin perlu dipikirkan pemerintah setempat untuk menganggarkan dana di APBD, demi pelestarian barang-barang peninggalan sejarah seperti Al-Quran tulisan tangan ini.

Thursday, July 12, 2012

Antologi Catatan Perjalanan : "Norak-Norak Bergembira"

Saya dibikin kaget dengan kehadiran buku ini, yang secara resmi menjadi buku saya yang ketujuh (weeww...cepet juga ya). Kenapa kaget? ya karena saya awalnya pesimistis aja bahwa buku ini akan terbit.

Jadi awalnya begini, seorang teman menyodori saya tawaran untuk bergabung dengan penulis-penulis lain di antologi terbitan Pastel Books (Mizan Pustaka) ini. Itu sekitar Juli 2011 (baru sadar, ternyata sudah setahun). Karena kebetulan saya banyak cerita yang mungkin bisa di- publish, ya sudah saya sambut tawaran itu.
Lalu dimulailah proses itu. Komunikasi dengan sang editor, sampai kemudian berhenti lama kagak ada kabar. Saya pikir, ya sudahlah, mungkin memang tidak jadi terbit. Sementara saya kemudian fokus mempersiapkan Travelicious Medan yang saya kerjakan bersama Ajie Hatadji. Menyusul berikutnya, saya harus mempersiapkan TraveLove hasil dari diskusi saya dengan Trinity dan Rini Raharjanti.
Akhirnya lupa deh. Baru di awal 2012, saya mulai ingat, oh kayaknya dulu pernah mau bikin antologi catatan perjalanan deh. Saya tanyakan akhirnya ke penerbit, dan ternyata memang akan diwujudkan, meskipun agak ke-pending. Setelah itu lama tanpa kabar, baru kemudian bulan Juni 2012 saya mendapatkan kiriman buku bukti terbit. Kejutan saja, karena nggak terasa saya sudah memiliki tujuh buku sejak saya mulai menulis buku di awal 2010. Dan senangnya, semua buku saya adalah buku-buku traveling.
Dalam buku "Norak-Norak Bergembira: Catatan Traveling Penulis Gokil" (NNB) ini saya menyumbangkan dua tulisan lho...paling banyak, tapi juga paling belakang. Jadi kalau mau baca, langsung aja buka halaman belakang...hehehe. Saya menyumbangkan tulisan berjudul "Orkestra Ludah" dan "She's a Man". 

Sebenarnya saya bukan penulis gokil juga sih. Malah kalau lihat saya, orang selalu bilang "Kamu serius amat sih!" nah lho...hueheheh. Tetapi iya, orang seserius apapun kan pasti pernah juga dong punya pengalaman lucu. Ya begitulah, akhirnya si penulis serius ini berbagilah pengalaman lucunya. Kalau akhirnya yang baca nggak ngikik juga, ya maap :). Di dalam buku ini ada delapan cerita atau catatan perjalanan di berbagai negara hasil pengalaman para penulisnya. Kalau penasaran banget, segera ke toko buku saja. Kalau sekadar penasaran, boleh kok pinjem temen yang beli. Kalau merasakan antara penasaran dan enggak, ya sudah ke toko buku saja, baca di tempat hihihihii...

Akhirnya, apapun buku ini, saya bangga dengan kehadirannya. Semoga semangat saya untuk menulis memberikan inspirasi kepada Anda untuk menuliskan catatan-catatan perjalanan Anda. Pssstt...saya juga masih ada satu "simpanan" buku yang belum terbit lho...Anda nggak ngiri tuh? yakin? nggak ngiri? seriusan? Harus ngiri dong :) . Makanya, mulailah nulis. Sayang kalau punya banyak pengalaman traveling tapi disimpen doang dalam hati. Mari berkarya, jadikan duit, bersemangat untuk berbagi. Mulailah dengan nge-blog, siapa tahu Anda akhirnya memiliki buku sendiri seperti saya, suatu saat nanti. You never know ;)

Regards,

A

Wat Arun - The Temple of The Dawn


Wat Arun akan lebih memesona bila dinikmati saat senja
Kalau lagi traveling ke Bangkok, Thailand, jangan lupa mampir ke Wat Arun. Ini juga biasa disebut Temple of The Dawn. Memiliki ciri yang berbeda dengan Wat lainnya di Thailand. Yang membedakan juga adalah, Wat ini berada di tepi Sungai Chao Phraya.  Menurut saya, karena posisinya yang berada di pinggir Chao Phraya, temple ini terlihat lebih eksotis. Lalu bagaimana saya menuju ke sana dari Khao San Road? Jalurnya sama dengan jalur yang saya lalui saat ke Kompleks Grand Palace dan Wat Pho.
Karena lokasinya yang berada di seberang sungai, maka kita harus menyebrang dengan perahu untuk bisa mencapai Wat Arun. Ada beberapa dermaga yang bisa kita gunakan untuk menuju ke Wat Arun. Dengan perahu bertiket 2 Baht, kita bisa menuju ke Wat Arun. Namun, kadang staf dermaga juga meminta kita membayar 10 Baht (Rp 2.800) dengan berbagai alas an. Salah satu dermaga yang menjadi akses termudah adalah dermaga Tha Tien, yang lokasinya berada di barat daya kompleks Grand Palace. Perahu akan meninggalkan dermaga ini setiap beberapa menit sekali. Yang ingin naik bus menuju ke sini juga bisa. Ambil bus nomor 1, 25, 44, 47, 62 dan 91, turun di Maharat Road, dari sini cukup dekat ke dermaga.
Wat Arun dibuka setiap pukul 08.30 hingga 17.30, dengan tiket masuk 20 Baht (Rp 5.600).  Ini salah satu landmark terkenal di Bangkok, dengan kuil yang sangat indah. Bahkan dilihat dari seberang sungai pun, dengan pemandangan perahu dan sungai, temple ini terlihat sangat mempesona. Ada satu puncak Wat di tengah yang bergaya Khmer dan disebut Prang, dikeliling dengan empat prang kecil di masing-masing sudutnya. Wat ini juga dipengaruhi gaya China, dapat dilihat dari beberapa prang yang berhias kulit kerang dan porcelain. Datanglah saat matahari tenggelam, anda akan melihat matahari tenggelam di punggung Wat, dan cahaya keemasannya berpendar di permukaan Sungai Chao Phraya. Indah. Bagi yang suka fotografi, menurut saya angle paling bagus adalah dari seberang sungai. Dengan pemandangan beberapa perahu berseliweran di depannya.