Monday, October 28, 2013

Transaksi Kebutuhan Traveling Lancar dengan BCA KlikPay

Dear Journer...


Suatu hari, si  A menghubungi saya via inbox di akun Facebook saya. Dengan penuh harap -  dilihat dari beberapa diksi di kalimatnya seperti  “Mas...please...minta bantuannya ya. Mohon banget dibantu...” - si A meminta saya untuk membelikan tiket promo pesawat yang harganya memang lagi ancur-ancuran jatuhnya, dengan menggunakan kartu kredit saya. Alasannya, karena dia nggak mempunyai kartu kredit untuk bisa booking tiket pesawat itu. Dia berharap saya bisa membantu, kemudian dia akan mentransfer uang pembelian tiket promo itu ke rekening saya. “Saya kan masih pelajar Mas, nggak mungkin bisa bikin kartu kredit. Please ya Mas...keburu habis promonya”.

Sampai di sini aja udah puyeng kan ngebayanginnya?

Persoalannya kemudian, kalau dia cuma bayar harga sesuai nominal tiket pesawat yang ada di itinerary yang dikirim pihak maskapai via email, jadinya saya kan yang rugi? Lu pikir kartu kredit nggak pake bunga? Lu pikir booking pesawat, ngulik harga terbaik dari satu tanggal ke tanggal lain nggak habisin waktu? Belum lagi kalau tiba-tiba salah ngetik nama atau nomor paspor misalnya, isshhh!! Bisa ribet urusannya, salah-salah justru harus gantiin tiket yang baru.

Lebih puyeng lagi kan ngebayanginnya?

Saya akan menambah kepuyengan Anda dengan fakta bahwa: si A ini hanya teman Facebook. Kami belum pernah ketemu, dia tinggal di kota lain yang jaraknya ratusan kilometer. Sebagai informasi, akun Facebook saya memang terbuka bagi siapa saja yang mau nge-add, terlebih lagi posisi saya sebagai travel writer. Jadi emang banyak teman-teman yang saya bahkan tidak kenal sebelumnya. Fakta lainnya, si A ini hanya satu contoh dari beberapa teman Facebook atau follower di Twitter saya yang meminta bantuan untuk meminjam kartu kredit buat booking tiket pesawat murah. Dubidam dubidam :)
.
Duit ada, tapi akses untuk membeli yang nggak ada. Itu persoalan yang banyak saya lihat di kalangan traveler, utamanya sih newbie, mahasiswa atau pelajar yang mungkin belum bisa bikin kartu kredit karena persoalan persyaratan. Tetapi nih, sebenarnya persoalan ini sudah mendapatkan jawaban dari kalangan perbankan lho. Perbankan berlomba-lomba memberikan kemudahan bertransaksi di banyak merchant, termasuk maskapai penerbangan. Nggak harus pakai kartu kredit kok, kalau memang masih belum memenuhi syarat untuk membuat kartu kredit. Contoh yang paling mudah adalah fasilitas BCA KlikPay, solusi gampang bayar belanja online bagi nasabah BCA. Fasilitas ini cukup mudah, praktis, aman dan nyaman digunakan. 

Cuma perlu menjadi nasabah doang, kemudian memiliki fasilitas KlikBCA. Kalau belum punya KlikBCA ya tinggal lari aja ke ATM untuk melakukan registrasi Internet Banking atau kalau masih bingung, langsung aja ke cabang BCA terdekat. Langkah untuk menggunakan fasilitas BCA KlikPay pun gampang banget, tinggal registrasi dengan cara akses ke www.klikbca.com/klikpay dan buat akun BCA KlikPay Anda. Lalu langkah kedua, aktivasi, untuk jenis pembayaran Klik BCA dengan cara akses ke www.klikbca.com login dan pilih menu aktivasi. Kalau sudah selesai registrasi dan aktivasi, Anda sudah bisa melakukan transaksi secara online dengan BCA KlikPay.



Transaksinya pun aman, karena akan ada kode aktivasi yang dikirim melalui SMS ke telepon selular kita, sebelum pembayaran disetujui untuk dilakukan. Kalau mau tahu lebih banyak, silakan klik di sini nih : www.klikbca.com/klikpay

Sebagai traveler, saya pribadi selalu menjamah beberapa situs yang memang menjadi kebutuhan saya, mulai dari www.airasia.com untuk berburu tiket pesawat ala fakir travel J, atau ngeklik www.aeroticket.com buat beli tiket kereta api daripada ngantri di stasiun sampai kering, atau salah satu situs yang sering banget saya gunakan karena memadukan banyak hal untuk booking tiket, yaitu mulai pesawat – kereta api – hotel – sampai tiket nonton konser pun ada yaitu www.tiket.com. Nah, situs-situs itu adalah tiga dari banyak situs yang sudah masuk daftar merchant  BCA KlikPay. Masih banyak situs lain yang bisa disesuaikan dengan gaya dan kebutuhan traveling Anda yang sudah masuk daftar merchant BCA KlikPay, lengkapnya ada di link ini : http://www.klikbca.com/KlikPay/daftar_merchant.html




Bukannya saya tidak mau bantu ya, dengan tidak mau meminjamkan kartu kredit untuk booking. Tetapi sebenarnya kartu kredit itu kan sifatnya personal. Selain itu, saya menyadari benar, kadang-kadang proses pinjam meminjam kartu kredit ini ujungnya ribet lho. Misalnya nih, pernah teman saya minjam kartu kredit buat booking hotel. Di situs booking hotel itu sebenarnya sudah diperingatkan, bahwa kemungkinan saat check in akan diminta menunjukkan kartu kredit yang digunakan untuk melakukan pembayaran saat booking in advance. Bila tidak bisa menunjukkan, maka kemungkinan akan kena extra charge.  Nah lho! Mau untung malah buntung kan? 

Tapi saya punya pengalaman lumayan menjengkelkan juga soal dipinjami kartu kredit ini. Gara-garanya ini anak telepon saya sambil buru-buru, buat di-booking-kan hotel dengan meminjam kartu kredit saya. Karena terburu-buru, dan saya sendiri tidak terlalu ngeh baca SMS dia...saya salah memasukkan tanggal check in dan check out !! Padahal pembayaran sudah selesai dilakukan. Mampus dah. Okelah ini salah saya, dan saya pun akhirnya mengganti dengan booking ulang buat dia, pakai duit saya. Catet ya, pakai duit saya. Sedihnya, dia nggak sensitif dengan penderitaan saya, misalnya minta saya bayar separuh saja atau gimana kek. Padahal kamar hotel itu buat dia kan. 

Sejak saat itu, nggak ada acara pinjam meminjam kartu kredit. Jadilah traveler yang smart dan mandiri. Kalau mau belajar sedikit saja...semua persoalan yang dihadapi traveler terkait keribetan transaksi online sebenarnya sudah difasilitasi bank dengan memberikan solusi yang praktis, aman dan nyaman. Tinggal gimana kitanya aja sih :).

Cheers,

A

Saturday, October 26, 2013

Pertama Kali Naik Kereta Eksekutif

Dear Journer,

Sebut saya ndeso...tapi memang begitulah. Sejak lahir sampai tanggal 19 Oktober 2013 lalu, belum pernah yang namanya saya naik kereta api kelas eksekutif di Indonesia. Kenapa saya sebut "Indonesia"  saja? Karena saya tidak yakin, kereta api yang saya naiki dalam perjalanan Singapore - Malaysia dulu apakah masuk kelas eksekutif atau nggak. Tapi dilihat dari fasilitasnya, setelah saya membandingkan dengan di Indonesia, kayaknya memang kereta api Senandung Malam di Singapore - Malaysia itu kelasnya kelas eksekutif :), cuma ada kelebihan yang dimiliki kereta api eksekutif Indonesia.

Saya naik Argo Sindoro, dari Stasiun Tawang dengan tujuan akhir Stasiun Gambir Jakarta. Saya mendapatkan kursi 4A gerbong 3. Sekadar info saja bagi yang belum tahu, kalau pengen nyaman berkereta, belilah tiket untuk kursi A atau D. Dua kursi ini tepat berada di samping jendela. Kalau siang, bisa bonus pemandangan, sementara kalau malam, jendelanya bisa buat nyender kepala :). Sementara untuk kursi B dan C adalah kursi di samping lorong. 

Untuk perjalanan kali ini, saya mendapatkan tiket Rp 270.000. Bukan tiket yang murah, karena hanya selisih sedikit dengan tiket pesawat. Tetapi saya tetap memilih kereta karena saya ingin sekali mencoba kelas eksekutif. Lagi pula perjalanannya pun tak lama, hanya 6 jam 30 menit. Gerbong kereta cukup bersih, dengan pesawat televisi ada di ujung lorong. 


Sandaran kursinya empuk, dengan bantal kecil. Di balik kursi ada tempat untuk menaruh barang seperlunya, atau botol minuman, dengan bagian bawahnya terdapat pijakan kaki. Selain itu, juga terdapat colokan listrik yang memang sangat membantu penumpang. Menurut saya ini paling penting. Colokan listrik tidak saya temui di fasilitas kereta api Senandung Malam Singapore - Malaysia. Sementara itu AC-nya disetel dengan ukuran pas untuk suhu orang Indonesia. Beda banget dengan kereta Singapore - Malaysia itu yang membuat saya dan teman saya menggigil kedinginan. Nah, sebenarnya, fasilitas semacam ini, bahkan menurut hemat saya lebih keren lagi, sudah pernah saya nikmati di Kereta Api Sriwedari Yogyakarta - Solo atau sebaliknya. Harga tiketnya pun hanya Rp 20.000. Tetapi memang tidak semua KA Sriwedari memiliki fasilitas tersebut karena beberapa waktu kemudian, saat saya naik KA Sriwedari lagi, ternyata mendapatkan fasilitas yang lebih jelek :).


So far, saya menikmati perjalanan dengan kereta api eksekutif ini. Memang sih harga yang dibayar cukup menguras kantor traveler kere macam saya, tetapi kalau Anda memilih kenyamanan, naik kereta eksekutif sangat tepat. Waktu keberangkatan dan kedatangannya pun relatif tepat. Sementara bagi saya, waktu yang tepat untuk menikmati perjalanan kereta api secara umum adalah pagi - siang, atau siang - sore, sehingga kita bisa bener-bener dapat menikmati perjalanan. 
Begitulah sedikit tentang ke-ndeso-an saya, yang ingin sekali menikmati kereta api eksekutif. Karena sudah terbayarkan rasa penasarannya, pulangnya dari Jakarta - Semarang saya memilih naik kereta api ekonomi hihihihi...turun pangkat. Tetapi kereta api ekonomi yang saya tumpangi nggak jelek-jelek amat kok. Saya pulang naik KA Majapahit ekonomi AC, harga tiket Rp 190.000. Lumayan tidak menguras kantong, tetapi tidak fasilitasnya tidak terlalu menyengsarakan.

Ketemu lagi di cerita yang lainnya ya...

cheers,

A

Friday, October 11, 2013

Jogja Memang Istimewa (Jogja A Thousand Weddings to Green).

Dear Journer,

Belum juga seminggu, saya sudah harus kembali ke Jogja, setelah sebelumnya juga ke Jogja. Kalau jalan ke Jogja, nggak tahu kenapa saya selalu dapat event. Dibikin rencana random pun selalu ketemu event. Jadi emang bener kata sopir taksi Jogja kala itu, kerjaan orang Jogja yang utama adalah bikin event budaya. 
Yang terakhir kali sih sebenarnya bukan kebetulan, tetapi karena diajak saudara untuk memenuhi undangan dari Pertamina dan Forum Taaruf Indonesia (Fortais) untuk hadir dalam "resepsi" pernikahan massal yang diberi judul "Jogja A Thousand Weddings to Green". Kegiatan ini juga dibarengkan dengan perayaan HUT Kota Jogja ke-257.

Acara ini seru lho ternyata. Memadukan program Green Education - Pertamina Foundation dengan program taaruf-nya Fortais. Green Education-Pertamina Foundation ini memfasilitasi 1.000 pernikahan dengan souvenir bibit pohon serta komitmen masing-masing pasangan untuk menjadikan generasi cinta lingkungan. Malah, mahar pernikahannya pun seperangkat alat sholat dan sebatang pohon. Hollaaa : ) !!


Kamis, 10 Oktober, di Titik Nol Kilometer Jogja, 16 pasangan pengantin pun menunaikan janji pernikahan sehidup semati. Sebelumnya, mereka berjalan kaki dari Benteng Vrederburg, menuju area Titik Nol Kilometer Jogja. Kirab pengantin ini dibuka dengan pasangan pagar ayu dan pagar bagus yang merupakan paduan pasangan warga Jogja dan warga negara asing. Bule-bule ini tampak anggun dan ganteng dengan menggunakan pakaian adat Jogja. Kehadiran mereka menarik perhatian wisatawan maupun warga yang menjejali area sekitar Titik Nol Kilometer.


"Pernikahan adalah keberanian mengambil tanggung jawab..." sang MC pun memberikan petuah. Para pasangan pengantin sebagian tampak sumringah, sebagian lain wajahnya datar saja. Ini adalah pasangan-pasangan yang menggenapi pasangan-pasangan sebelumnya sehingga jumlahnya mencapai 1.000. Fortais telah berhasil menjodohkan banyak pasangan dalam beberapa periode. Para pasangan pengantin yang dinikahkan berbarengan ini juga akan mendapatkan hadiah menginap gratis di hotel-hotel berbintang di Jogja, untuk menikmati malam pertama mereka. Seru kan :). 

Kelar nonton kegiatan ini, saya jadi pengen nikah. Terus diarak, terus dibarengkan dengan ulang tahun Kota Jogja kayak mereka...hihiii....Jogja Memang Istimewaaah yaak.

regards,

Ariy