Tuesday, November 19, 2013

Hati-hati Tukar Uang di Negara Tujuan

                                                                           photo: www.tradeviewforex.com
Dear Journer

Saya nulis ini karena dendam. Dan semoga jadi pelajaran buat yang lain, supaya tidak mengalami kesialan seperti saya hihihi....
Kasus ini sudah lama sih, tetapi dari kasus ini saya selalu berhati-hati bila ingin tuker duit dari rupiah ke mata uang asing di negara tujuan.
Bagi yang udah berpengalaman, kalau baca ini mungkin akan melihat betapa bodohnya saya. Tetapi bagi yang masih newbie, semoga berguna.
Tahun 2009, saya ke Thailand dalam rangka jalan-jalan doang, gak ada misi bikin buku atau apa. Nah, karena ini rangkaian dari perjalanan Singapore - Malaysia - Thailand, saya rada ribet membagi berapa Rupiah yang harus saya tukar dalam SGD, berapa yang Ringgit, berapa yang Baht.
Thailand adalah negara terakhir sebelum saya kembali ke Indonesia. Oya, FYI...saya jalan dengan budget yang sangat mepet, jadi bisa dibayangkan bagaimana saya harus berhemat mengatur keuangan saya. Nah, singkat cerita, saya sudah sampai Thailand nih, tepatnya di Chiang Mai. Duit Baht saya tinggal beberapa lembar doang. Serius, tidak akan cukup untuk hidup saya sampai hari di mana  pesawat Air Asia akan menerbangkan saya kembali ke Indonesia. Tetapi di sisi lain, saya masih pegang uang Rupiah Rp 1,5 juta. Waktu itu, duit segitu mah sangat berarti. Persoalannya, bagaimana saya menggantikan Rupiah saya dengan Baht?
Secara logika, saya menyadari bahwa Rupiah di Thailand pasti tidak sepopuler Rupiah di Malaysia maupun di Singapore (di mana banyak WNI yang tinggal). Jadi dari sini saya rada was-was akan jadi seperti apa Rp 1,5 juta saya ini. Tetapi karena kepepet, saya nukar juga. Dianter seorang teman, saya diajak masuk ke sebuah bank, namanya Siam Commercial Bank. Ternyata teller-nya adalah sahabat teman saya, jadi ya saya agak tenang.
Setelah dimintai paspor, saya lepaslah Rp 1.500.000. Waktu itu, seingat saya 1 Baht = Rp 300, more less, kalau sekarang kan Rp 360-an. Nah, saya pikir dengan duit Rp 1.500.000, saya akan mendapatkan 5000 Baht. Duit gede kan itu. Atau apes-apesnya yang 4.500 Baht. Tetapi ternyata...oh ternyata....saya hanya mendapatkan 3.000 Baht poin...poin dikitlah. Kalau dirupiahkan ya Rp 850.000-an lebih-lebih dikitlah. Hanjrittt...hancur banget harganya. Kata teman saya, ya begitulah...Rupiah memang tidak "berharga" di Thailand. Sedih nggak tuh...
Tapi mau bilang apa, saya sudah terlanjur tanda tangan di blanko sebelum menyadari kebodohan saya. Harga di luar bank pun konon sama. Teman saya pun menyalahkan saya, kenapa tidak membawa dollar saja dari Indonesia, jadi nilainya relatif stabil.
Dari situ, saya belajar untuk lebih cermat menghitung kebutuhan saya menggunakan mata uang negara asing, dan menukarnya di Indonesia lebih dulu. Kalau takut sisa banyak, backup-nya mata uang dollar Amerika saja yang ditukar di mana-mana juga masih stabil. Oya, info saja, kalau di Malaysia atau Singapura tidak terlalu masalah dengan tukar menukar uang Rupiah. Mereka menghargai Rupiah, bahkan kadang nilainya lebih tinggi daripada tukar di Indonesia. Selain itu, tukar uang kecil pun di Malaysia misalnya, dilayani lho. Saya pernah tukar uang Rupiah Rp 50.000 doang ke Ringgit Malaysia di Bayan Lapas International Airport, Penang dilayani lho...pake senyum lagi. Entah senyum ramah atau senyum sambil membatin..."Iih...ini kere amat ya yang nuker" hahahaha...peduli amat aaah.

Cheers,

A