Sunday, September 13, 2015

Pra-Indochina Trip (Vietnam-Kamboja-Thailand-Myanmar)

Dear Journo,

Dua kali sudah rencana trip saya ke Vietnam batal semua. Pertama, gara-gara ada kerjaan dadakan, yang kedua, karena uang saku harus digunakan untuk keperluan lain yang mendesak. Akhirnya menyimpan keinginan itu dalam hati.
Vietnam menjadi negara yang ingin saya kunjungi karena saya teracuni komik favorit saya, yaitu Tintin. Bagi angkatan tua macam saya, pasti dong kenal karakter ini. Selain Vietnam, Tintin di Tibet juga sangat nancep di kepala saya (duuuh...kapan bisa ke Tibet). Sementara itu, Tintin yang episode di China...well, setidaknya saya sudah mengunjungi China juga. Tintin menjadi karakter yang seperti representasi dari diri saya. Tintin yang seorang jurnalis ( yeap, saya juga mantan jurnalis hihihi), suka traveling (sama lagi), dan rambutnya cepak (sekarang saya juga  potong cepak, niru dia) hihihi. Temen saya, Alan, sampai bilang, sekarang saya "Tintin banget" hehehe.

                                                                    www.ebay.com
Bagi saya, namanya mimpi ya harus dijaga, dan soon or later harus direalisasikan. Nah, nggak ada angin nggak ada hujan, sekitar sebulan yang lalu tiba-tiba ada temen japri saya. Ngajak jalan lagi, well...sebenernya saya tahun ini memang merencanakan jalan lagi (setelah hibernasi lama), cuma belum tahu kapan dan kemana. Nah, temen saya ini ngajak ke India sekitar bulan November tahun ini. Saya oke saja, tetapi kelar mantengin skyscanner, saya langsung salim minta pamit saja. Gila aja, harga tiket pesawat round-trip sampai 6 yutaaaa!! Total jenderal bisa 10 yutaaaaan tuh buat lain-lainnya.

Putus asa mau kemana, karena tujuan terbatas (baca duit terbatas), jual diri buat beli tiket pesawat pun sudah pasti nggak laku, akhirnya saya kembali inget mimpi saya ke Vietnam. Ya sudah, tidak ada India, Vietnam pun jadi. Pas saya tawarin ke temen, dia oke dengan ketentuan berlaku macam promo-promo itu. Rencananya berempat, dua sudah mundur, akhirnya hanya tinggal berdua. Parahnya lagi, temen saya sudah pernah ke Vietnam. Piye jal ?

Akhirnya, kami kompromi. Dan inilah rute yang akan kami jalani nanti :

Solo (Jakarta) - Singapura (terbang)
Singapura - Ho Chi Minh City (terbang)
Ho Chi Minh City - Pnom Penh, Kamboja (bus)
Pnom Penh - Seam Reap (naik bus)
Seam Reap - Poipet (bus)
Poipet - Aranyaprathet, Thailand (naik tuktuk kayaknya)
Aranyaprathet - Bangkok (kereta)
Bangkok - Chiang Mai (kereta/bus)
Chiang Mai - Tachileik (bus)
Balik ke Chiang Mai lagi - Bangkok (kalo nggak capek bakal naik kereta/bus)
Bangkok - Jakarta
khusus saya, Jakarta - Solo naik kereta.

Tiket Solo - Singapura sudah di tangan, dapet Rp 100.000 doang pake Airasia. Tiket Singapura - HCMC dapet Rp 650.000 sekian dengan Tigerair. Terus tiket baliknya Bangkok - Jakarta yang rada mahal, udah dapet sekitar Rp 1,1 juta. Itu pun sudah promo. Total jenderal untuk pesawat saja hampir Rp 2 juta. Untungnya, saya barusan dapet honor nulis ikut buku keroyokannya Trinity, jadi ya kebayar. Alhamdulillah. Maklum sekarang saya kerja buat diri sendiri bukan mas-mas kantoran macam dulu, nggak bisa ngarepin gaji hehehehe. 

Nah, sebenernya problem awal adalah teman saya sudah pernah ke Vietnam. Sementara saya malah sudah dua kali ke Chiang Mai, Bangkok, Tachileik. Yang kami belum pernah kunjungi adalah Kamboja. Setelah melalui diskusi yang panjang, dan berusaha memendekkan ego, akhirnya sepakat dengan rute di atas. Highlight alias gongnya nanti adalah, kami akan menikmati Lantern Festival di Chiang Mai !! Ihiirrr, dua kali saya ke Chiang Mai nggak pernah dapet ini festival.

Kalau bagi saya pribadi, saya juga ngarep banget ke Killing Fields Museum di Kamboja. Selain itu, saya juga sangat tertarik dengan sejarah Vietnam. Maklum, sejak SD saya menikmati kisah-kisah tentang perang Vietnam, bagaimana warga vietnam tinggal di bawah tanah, ada rumah sakitnya pula. Saya bacanya di Majalah Intisari, berseri-seri dan keponya luar biasa sampai lupa makan lupa mandi. Deg-degan, itu kenapa bisa bertahan hidup di bawah tanah ya? Terus nggak ada yang kena claustrophobia ya? Ribuan orang lho hidup di bawah tanah, sembunyi dari perang. Nah, cerita dahsyat ini bener-bener merasuk di otak saya.

Sementara teman saya pengen banget ke Mui Ne, Vietnam di mana di sono ada Sand Dunes, semacam gurun pasir gitu deh. Kami akan mempertimbangkan dengan sangat untuk berkunjung ke Mui Ne ini. Perjalanan akan berlangsung selama 12 hari. Responsnya langsung pada "Gilaa! mundur aja deh kalau 12 hari". Kalau temen saya masih orang kantoran, kalau saya? Orang bebas. Asal kerjaan bisa diatur, ya berangkat aja atuh. Tidak ada target khusus dari perjalanan ini. Karena banyak teman yang nanya, mau bikin buku lagikah? Well, target utama saya mau fun aja. Kalau kemudian nanti muncul ide bikin buku, dan itu pun kalau penerbit mau, ya tidak ada salahnya. Tetapi sampai saat ini, belum ada rencana bikin buku apapun.

Doakan semoga berjalan lancar dan menyenangkan ya....sekarang giliran kamu, punya mimpi traveling kemana ? :)

Regards,

A

2 comments:

Unknown said...

Selamat malam mas.. Saya monic dari jakarta.. Salam kenal ya mas.. Boleh minta itinerarynya gak mas? Kebetulan sy & teman2 kantor ada rencana mau ke vietnam, kamboja dan myanmar..

Ariy said...

Mbak Monic, kirim email ke saya aja ya : bervakansi@gmail.com
Terima kasih