Hasil diwawancara Media Indonesia. Artikel asli bisa Anda buka di link berikut:
http://www.mediaindonesia.com/mediatravelista/index.php/read/2011/10/28/3250/2/Ayo-Kunjungi-Warisan-BudayaWARISAN budaya merupakan kekayaan bangsa yang harus terus dikelola dan dilestarikan. Pasalnya, warisan budaya merupakan sumber daya budaya dan juga pusaka bagi bangsa Indonesia.
Warisan budaya menurut Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) terdiri dari budaya benda dan budaya tidak benda.
Budaya benda ialah monumen, candi, dan pemandangan alam, sedangkan budaya tak benda atau budaya hidup terdiri dari budaya lisan, seni, adat istiadat kebudayaan masyarakat, dan kerajinan tradisional.
Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang menjadi faktor penting dalam pariwisata. Di sini terdapat taman nasional, gunung, dan kawasan terumbu karang terkaya di dunia.
Bukan cuma itu, Indonesia juga memiliki 850 situs yang diakui menjadi warisan budaya dunia UNESCO. Dari jumlah itu, 689 di antaranya merupakan situs budaya dan 176 situs alam.
Dari jumlah itu, Indonesia memiliki sejumlah situs yang sudah populer, di antaranya Candi Borobudur, Candi Prambanan, Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Ujung Kulon, dan Situs Manusia Purba Sangiran.
Bloger dan penulis buku The Naked Traveller Trinity mengaku kerap mendatangi situs warisan budaya milik Indonesia, baik yang terkenal maupun yang tidak terkenal, seperti Candi Muara Jambi.
"Kalau menarik dan unik pasti akan saya datangi, mulai dari Candi Borobudur, Candi Prambanan dan masih banyak yang lainnya," ujarnya.
Ia mengakui wisatawan domestik memang jarang menyukai wisata sejarah. Mereka umumnya lebih memilih untuk berwisata alam. Tidaklah mengherankan, bila objek wisata sejarah pun masih belum digarap secara optimal.
Untuk mengunjungi candi yang tidak dikenal, lanjut Trinity, kita pasti akan kesulitan, karena tidak terdapat papan penunjuk jalan. Ironisnya, informasi mengenai sejarah candi itu pun tidak dimiliki pengelola objek wisata tersebut.
Kondisi ini berbeda dengan jika mengunjungi objek wisata di Eropa atau negara Asia lainnya. Mereka telah mengelola objek wisata itu secara profesional, bahkan terdapat sarana audio guide sehingga kita tidak membutuhkan pemandu wisata. "Yang disayangkan justru promosi situs warisan budaya Indonesia cenderung untuk memasarkan objek wisata yang sudah terkenal dan hanya menargetkan wisatawan asing. Padahal, kita seharusnya dikenalkan dengan ragam objek wisata di Indonesia. Kalau bukan bangsa Indonesia yang memberikan penghargaan dan apresiasi dari segi budaya, siapa lagi yang memajukannya," papar Trinity.
Dilestarikan
Trinity berharap situs warisan budaya Indonesia dapat dilestarikan. "Warisan budaya Indonesia tidak kalah bagusnya dengan objek wisata di luar negeri, namun memang banyak hal yang tidak sesuai ekspektasi," ujarnya.
Sementara itu, traveller yang juga penulis buku Travelicious Yogya & Solo dan Travelicious Malang, Batu, Surabaya dan Madura Ariyanto mengungkapkan Indonesia memiliki sumber daya alam yang kaya.
Namun, objek wisata itu belum dikelola dengan baik. Ia memberi contoh fasilitas toilet di sejumlah objek wisata Indonesia yang belum memadai. Bukan cuma itu, di sejumlah objek wisata sejarah sering dijumpai coretan pada tembok sehingga memberi kesan jorok. Untuk itu, dia meminta agar pengelola memberikan aturan yang ketat pada setiap pengunjung.
Ia mengakui, masyarakat kita kurang menghargai situs warisan budaya sendiri. Tidak mengherankan bila dijumpai banyak sampah berserakan di area situs seperti Candi Borobudur. Justru hal itu akan membuat kondisi candi rusak dan tidak terpelihara.
"Dalam hal menjaga situs warisan budaya Indonesia, terdapat dua hal yang patut dipersalahkan, yakni pengunjung dan pemerintah. Pengunjung kerap mengabaikan kebersihan dan pemerintah kurang memberikan perhatian lebih.
Bila Candi Borobudur dan Candi Prambanan masih seperti itu bagaimana dengan wisata kelas dua yang tidak mendapat dana dari APBN?" tanyanya.
Kita, lanjutnya, seharusnya dapat memperlakukan aset dan potensi situs itu dengan baik. Selain itu, ikut pula mempromosikannya melalui media sosial dan internet. (S-1)
Warisan budaya menurut Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) terdiri dari budaya benda dan budaya tidak benda.
Budaya benda ialah monumen, candi, dan pemandangan alam, sedangkan budaya tak benda atau budaya hidup terdiri dari budaya lisan, seni, adat istiadat kebudayaan masyarakat, dan kerajinan tradisional.
Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang menjadi faktor penting dalam pariwisata. Di sini terdapat taman nasional, gunung, dan kawasan terumbu karang terkaya di dunia.
Bukan cuma itu, Indonesia juga memiliki 850 situs yang diakui menjadi warisan budaya dunia UNESCO. Dari jumlah itu, 689 di antaranya merupakan situs budaya dan 176 situs alam.
Dari jumlah itu, Indonesia memiliki sejumlah situs yang sudah populer, di antaranya Candi Borobudur, Candi Prambanan, Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Ujung Kulon, dan Situs Manusia Purba Sangiran.
Bloger dan penulis buku The Naked Traveller Trinity mengaku kerap mendatangi situs warisan budaya milik Indonesia, baik yang terkenal maupun yang tidak terkenal, seperti Candi Muara Jambi.
"Kalau menarik dan unik pasti akan saya datangi, mulai dari Candi Borobudur, Candi Prambanan dan masih banyak yang lainnya," ujarnya.
Ia mengakui wisatawan domestik memang jarang menyukai wisata sejarah. Mereka umumnya lebih memilih untuk berwisata alam. Tidaklah mengherankan, bila objek wisata sejarah pun masih belum digarap secara optimal.
Untuk mengunjungi candi yang tidak dikenal, lanjut Trinity, kita pasti akan kesulitan, karena tidak terdapat papan penunjuk jalan. Ironisnya, informasi mengenai sejarah candi itu pun tidak dimiliki pengelola objek wisata tersebut.
Kondisi ini berbeda dengan jika mengunjungi objek wisata di Eropa atau negara Asia lainnya. Mereka telah mengelola objek wisata itu secara profesional, bahkan terdapat sarana audio guide sehingga kita tidak membutuhkan pemandu wisata. "Yang disayangkan justru promosi situs warisan budaya Indonesia cenderung untuk memasarkan objek wisata yang sudah terkenal dan hanya menargetkan wisatawan asing. Padahal, kita seharusnya dikenalkan dengan ragam objek wisata di Indonesia. Kalau bukan bangsa Indonesia yang memberikan penghargaan dan apresiasi dari segi budaya, siapa lagi yang memajukannya," papar Trinity.
Dilestarikan
Trinity berharap situs warisan budaya Indonesia dapat dilestarikan. "Warisan budaya Indonesia tidak kalah bagusnya dengan objek wisata di luar negeri, namun memang banyak hal yang tidak sesuai ekspektasi," ujarnya.
Sementara itu, traveller yang juga penulis buku Travelicious Yogya & Solo dan Travelicious Malang, Batu, Surabaya dan Madura Ariyanto mengungkapkan Indonesia memiliki sumber daya alam yang kaya.
Namun, objek wisata itu belum dikelola dengan baik. Ia memberi contoh fasilitas toilet di sejumlah objek wisata Indonesia yang belum memadai. Bukan cuma itu, di sejumlah objek wisata sejarah sering dijumpai coretan pada tembok sehingga memberi kesan jorok. Untuk itu, dia meminta agar pengelola memberikan aturan yang ketat pada setiap pengunjung.
Ia mengakui, masyarakat kita kurang menghargai situs warisan budaya sendiri. Tidak mengherankan bila dijumpai banyak sampah berserakan di area situs seperti Candi Borobudur. Justru hal itu akan membuat kondisi candi rusak dan tidak terpelihara.
"Dalam hal menjaga situs warisan budaya Indonesia, terdapat dua hal yang patut dipersalahkan, yakni pengunjung dan pemerintah. Pengunjung kerap mengabaikan kebersihan dan pemerintah kurang memberikan perhatian lebih.
Bila Candi Borobudur dan Candi Prambanan masih seperti itu bagaimana dengan wisata kelas dua yang tidak mendapat dana dari APBN?" tanyanya.
Kita, lanjutnya, seharusnya dapat memperlakukan aset dan potensi situs itu dengan baik. Selain itu, ikut pula mempromosikannya melalui media sosial dan internet. (S-1)