Friday, February 13, 2009

Valetine atau tidak Valentine

Mulai bosen nih. Saban menjelang tanggal 14 Februari selalu muncul isu serupa. Bukan soal Valentinenya. Tetapi soal perdebatan valentine itu cocok atau tidak dengan budaya kita, valentine adalah ini, valentine adalah itu.
Lebih heran lagi, mosok anak TK dimobilisasi untuk demo menolak valentine ke SMA-SMA. Dan isu ini selalu dihembuskan setiap tahun, seperti tidak ada isu lebih penting lainnya yang bisa didemo saja. Lagian anak-anak TK, come on ????
Bisa ditebak, setelah tanggal 14 Februari, pasti semua akan balik seperti biasa. Lalu seperti tidak terjadi apa-apa, sampai kemudian tanggal 13 Februari atau menjelang valentine tahun depannya lagi akan muncul masalah serupa. Bosan, karena tidak progress apapun dari isu semacam ini. Progress lain? iyak, misalnya MUI keluarkan fatwa haram valentine gitu deh. Biar seru, biar bisa dibikin berita yang gak monoton. Hehehehe, nop, just kidding. Bukan usulan bagus itu, cuma merasa bosan aja orang mempersoalkan valentine.
Aku bukan orang yang merayakan dan mengenal valentine. Persoalan pro kontra sangat disadari sebagai bagian dari kebebasan berpendapat, tapi pleaseeee...pake pendekatan baru deh...., pake argumen baru, pake apalah yang tak berhenti soal budaya. Kalo ngomongin budaya, yang namanya Lea-Wranglers juga bukan punya kita atuh. Lalu apa dong? ya itu hal yang harus dipikirkan oleh orang-orang yang mau kontra.
Kalo aku mah, bukan yang merayakan valentine, bukan penikmat valentine, tapi juga gak nolak dan gak mempersoalkan. Ini salah satu kenyataan besar, saat kita membuka mata, maka dunia bergerak, berkembang, tumbuh, tanpa kita bisa mencegahnya. Aku mencoba menikmati saja semuanya, menjadi bagian masyarakat internasional (mau tidak mau). Membiarkan orang dengan pikiran dan tindakan terbaik maupun terburuk mereka. Asal jangan ganggu aku aja.

Let people with their thoughts, their desires, which do not harm other people...

PS: boleh protes pendapat aku ini kok. :)
regards,

- a -