Saya baru tiba sore ini dari Madura via Surabaya, berujung di tempat tidur saya di Solo. Menikmati apeknya bau bantal kesayangan yang bagi saya harumnya bak kue aroma cengkeh kesayangan.
It was awesome road trip !! dan saya ingin berbagi dengan Anda tentang bagaimana caranya menikmati sebuah perjalanan, traveling, dan menemukan soul dari perjalanan itu. Bukan perjalanan yang hanya satu dua bulan akan hilang dari ingatan kita. Road trip bagi saya ada cara kita menikmati sebuah perjalanan, menyesatkan diri, dengan kendaraan pribadi (bisa motor atau mobil), dan menikmati setiap waktunya dengan elemen-elemen luar biasa: good songs, good food, good conversation. Kalau Anda penikmat film, silakan bayangkan perjalanan luar biasa road trip movies seperti dalam Little Miss Sunshine atau film kekonyolan mahasiswa dalam Road Trip.
Ke Pulau Madura bukanlah road trip pertama saya. Pada sekitar tahun 2001-an, saya juga melakukan road trip bersama sahabat baik saya. Kami menggunakan motor Honda - Legenda yang baru saya beli kala itu. Berangkat malam dari Solo - Yogyakarta - menyusuri kabupaten di pesisir selatan hingga berujung di Pacitan, tujuan kami. Tersesat, kemalaman di satu kota, kehujanan, duit cekak untuk beli rokok membuat kami membeli tembakau untuk kami linting sendiri dan jadi rokok penghangat perjalanan, serta tidur di hotel jelek setengah mampus adalah bagian dari perjalanan mengesankan itu.
Berangkat tanggal 12 Maret pagi, saya dan seorang teman berangkat dari Surabaya menuju ke Sumenep dengan mobil teman saya itu. Rencana awal kami naik motor. Namun kemudian berubah menjadi naik mobil. Menyalakan radio, sederet lagu-lagu keren dari Queen sudah menemani kami, menyeberangi Jembatan Suramadu yang keren dan mahal itu (Rp 30.000 / mobil hehehe).
Saya tidak akan menceritakan soal jembatan ini. Yang saya tahu, perjalanan ini akan sangat mengesankan, dan saya sudah tidak sabar untuk menikmatinya.
Ini adalah perjalanan panjang, more less 4 jam dari Surabaya menuju ke Sumenep. Dan baru saja melintas Jembatan Suramadu, kami berdua sudah tersesat (tidak jauh), kami harusnya belok kanan, tetapi malah belok kiri arah Bangkalan.
"Ke timur, lurus, masih sangat jauuuh..." kata seorang bapak-bapak yang saya tanya.
Kami hanya butuh kata-kata "ke timur" itu, soal jauh, kami sudah yakin masih jauh. Perjalanan kami sangat rileks dan menyenangkan. Di banyak penggalan rute, kami menyusuri jalan di bibir pantai mulai dari Sampang hingga Pamekasan. Atau kami harus berdesakan dengan sapi-sapi, truk pengangkut puluhan orang di baknya, membelah pasar tumpah, dan lain sebagainya. Di penggalan lain, teman saya harus mengumpat karena terjebak di belakang truk yang melaju pelan, atau juga karena di belakang ada mobil yang berulang-ulang membunyikan klakson seakan kami dua orang tuli yang tengah mengendarai mobil.
Berhenti di salah satu spot, sekadar merokok, ambil foto, atau sibuk mencari signal untuk dapat online di internet adalah salah satu kegiatan kami. Saya memang sengaja tidak membawa peta, tidak membawa data-data informasi jalur atau destinasi kami.
"Aku pikir kamu sudah mempersiapkan informasi," tanya teman saya. Hmmm...saya tidak mempersiapkannya. Sengaja hehehe. Maka perjalanan kami akan lebih nikmat, dengan harus berhenti beberapa kali, menyapa orang, bertanya kanan kiri, demi tidak tersesat terlalu jauh.
Ini seperti perjalanan lurus tanpa ujung. Saat kami sudah mendapatkan gapura "Selamat Datang di Sumenep" maka bukan berarti kami sudah tiba di destinasi yang dituju. Kami ternyata baru tiba di Kabupaten Sumenep. Apakah menjemukan? No...kami menikmati perjalanan itu. Berbatang-batang rokok, playlist lagu-lagu, radio yang tak pernah berhenti menyiarkan siaran berita dan penyuluhan (dan kami merasa hidup di masa Orde Baru hihihi), hingga iklan-iklan lucu berbahasa Madura membuat kami terhibur. Sejujurnya, inilah salah satu traveling yang sangat menyenangkan bagi saya, tentu dengan tingkat tantangan yang berbeda daripada saya solo traveling.
Siang hari tanggal 12 Maret itu, kami tiba di ujung Pulau Madura, Kota Sumenep. Ini adalah baru awal. Kami sudah menyiapkan hati untuk kembali tersesat untuk mengeksplorasi pulau ini.
Sekali lagi, ini bukan soal destinasi. Ini lebih soal bagaimana saya menikmati perjalanan itu. Bagi saya, menjadi tersesat bersama teman baik adalah perasaan menyenangkan. Saya sudah berasa menjadi kontestan The Amazing Race saja rasanya hahahha. Pada tingkat berbeda, ini memiliki kenikmatan tersendiri dibanding kita traveling dengan menggunakan transportasi umum.
Apa yang saya dan teman saya bawa dalam road trip itu?:
1. Kendaraan pribadi tentu saja (bisa mobil atau motor). *sejujurnya saya tidak tahu, apakah definisi road trip hanya masuk pada konsep menggunakan kendaraan pribadi, dan apakah naik transportasi umum bukan termasuk road trip (your thought pls !).
2. Playlist songs: Ini wajiiiiiib yaaa. Bisa dari alat pemutar macam mp3, ipod, cd atau lainnya. Tapi pastikan, bisa didengarkan bareng dan volume full :) karena tanpa musik, road trip Anda akan sangat hambar. Sumpah saya serius soal ini. Playlist songs kami waktu itu adalah lagu-lagu dari Lighthouse Family, Extreme, Mr Big, lagu-lagu jadul tahun 70-an, dan nemu acara radio yang khusus menyiarkan lagu-lagu Queen, what a prefect choice !!
3. Makanan ringan dan minuman. Ini tentang bagaimana kita menikmati hidup dan merayakannya. Ada biskuit dan pocari sweat. Lalu kami berhenti di satu supermarket untuk membeli ice cream dan menikmati setiap jilatannya :). Bagaimana mungkin merayakan sesuatu tanpa makanan dan minuman?
4. Pakaian secukupnya: nggak mungkin gak bawa juga kan?
5. Laptop: kami membawanya, dan ternyata cukup membuat perjalanan kami menyenangkan. Update status facebook, download lagu pilihan di youtube, browsing lokasi wisata yang bisa jadi pilihan, browsing hotel tempat kami harus menginap. Laptop membuat kami melakukan perjalanan tanpa harus melakukan persiapan.
6. Uang secukupnya. Karena perjalanan ini akan berat di bensin yaa...
Dan saya mendapatkan teman yang enak untuk ngobrol, nyanyi bareng, berbagi makanan, dan tidak pernah mengeluh soal kesulitan yang kami hadapi selama perjalanan. Maka segala kelelahan itu tidak lagi berarti. Bagi saya, itu adalah waktu yang berkualitas dalam traveling saya.
Soal teman perjalanan ini, menurut saya adalah poin paling substansial. Anda ingin menikmati perjalanan dengan nyaman, aman, dan penuh tantangan? lakukan perjalanan dengan orang yang tepat. Orang yang sudah menjadi teman baik Anda, keluarga Anda, atau bisa saja pacar Anda. Bila Anda sudah mengenalnya, maka perjalanan Anda akan sangat berharga.
Poin penting lainnya adalah, jadilah orang yang sangat toleran, jangan egois, jangan mudah mengeluh, jangan komplain terus. Karena energi-energi negatif semacam ini, meskipun kecil, akan merusak mood dan akhirnya akan membuat road trip Anda dengan partner menjadi berantakan.
Tertarik? Persiapkan road trip Anda sendiri, dan pilih travel buddy terbaik bagi Anda.
regards,
A