Musik tidak pernah lepas dari hidup saya, meskipun saya hanya sekadar penikmat saja. Hambar banget kalau hidup tanpa musik. Kegemaran saya pada musik seperti terpuaskan saat saya kuliah di semester 3, bergabung di sebuah radio swasta jadi penyiarnya...duuh, setiap sore kelar kuliah, siaran lagu-lagu keren (jaman itu dpt siaran Indohits - khusus lagu Indonesia). Karena enak kerjanya, enak duitnya, saya betah di radio sampai total jenderal 7 tahun lamanya, dan sempat kerja di dua radio swasta dalam periode berbeda.
Satu hal yang membuat saya berbeda -sebelum dan setelah keluar dari radio- adalah saya lebih rewel soal musik. Telinga saya ini nggak mempan kalau dengerin lagu dengan volume yang standar-standar saja. Karena saat jadi penyiar, saya harus mengoperasikan sendiri semua peralatan, meng-handle mixer segede bagong nyetel mic-music-harus pas bass-treble-nya. Dan untuk mengatur itu semua, saya harus kencengin volume dan mengkontrol via headset. Alhasil, telinga saya mulai berteman akrab dengan volume musik kenceng. Ketahuannya baru sekarang-sekarang nih. Kalau denger musik, selalu volumenya di atas rata-rata.
Itu juga terjadi pas traveling. Sebagai travel writer, intensitas traveling saya lumayan lebih tinggi dari sebelum saya jadi travel writer. Musik menjadi bagian yang tidak boleh lepas dari aktivitas traveling saya. Inilah obat dari rasa sepi saya kalau lagi melakukan solo traveling, di negeri antah berantah :). Saat saya tidak menemukan orang berbahasa Indonesia di luar negeri, maka dengerin lagu Indonesia sudah bisa mengobati kangen saya akan Indonesia hehehe. Jadi peralatan untuk memanjakan telinga saya dengan musik menjadi salah bagian penting dalam traveling yang harus saya bawa. Bahkan nyaris sejajar dengan paspor. Artinya??? itu penting bangettt!.
Andalan saya, bila dalam kondisi mobile, adalah mp3 player segede korek api gas yang tidak pernah ketinggalan kemanapun saya pergi. Tetapi dalam kondisi tertentu semacam di foto ini, saya menikmati musik dengan cara beda.
Weekend di Singapore Botanical Garden |
Ini adalah pemandangan di Singapore Botanical Garden, salah satu spot favorit saya. Empat kali ke Singapore, selalu menyempatkan waktu bersantai di sini.
Saya banyak menemukan taman-taman keren di luar negeri dan selalu menikmati saat-saat rileks di sana. Selain Singapore Botanical Garden, saya juga demen banget menikmati hari di Lumphini Park, Bangkok. Kalau domestik, saya suka banget dengan Taman Balekambang Solo. Pengennya sih saya juga ke Kebun Raya Bogor, tapi sampai sekarang belum sempat.
Nah, foto ini saya ambil di Singapore Botanical Garden pas weekend. Sabtu sore itu rame banget. Kita bisa piknik di taman indah dan tertata. Lebih seru lagi, banyak acara di sini kalau weekend. Nah, pas saya ke sana waktu foto ini diambil, tikar-tikar bagus buat piknik itu dibagikan gratis lho. Selain itu disediakan jas hujan sederhana antisipasi kalau hujan, plus kipas kertas. Semuanya gratis-tis-tis. Nah, namanya juga piknik ya...saya dan travelmates saya melengkapinya dengan membawa makanan, sekadar snack, maen kartu sambil dengerin musik bareng-bareng. Dan itu surga banget hehehehe....
Inget gak, jaman dulu tahun 1990-an, orang-orang kita sering meniru anak-anak muda Amerika, dengan membawa tape recorder segede bayi saat piknik atau hang out bareng temen-temen? Duh, saya dulu waktu SMP rekreasi ke Tangkuban Perahu juga ada temen yang bawa tape macam begitu. Jaman itu sih keliatan cool, terus musiknya disetel kenceng. Bass-nya sampai menggedor-gedor jantung. Tapi sekarang, serius mau bawa gituan pas traveling? heheheh....malu kan? :). Apalagi kaset pita bukan jamannya lagi.
Logitech Mini Boombox |
Kalau saya sih gampang, produsen elektronik sekarang ini berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan orang dan mempermudahnya. Salah satu yang saya gunakan adalah produk keluaran Logitech, yaitu Mini Boombox. Waktu lihat tampilannya di awal, sempet gak yakin juga...kecil banget, cuma segenggaman tangan orang dewasa. Tapi begitu dicoba...suaranya mantappsss....
Bagi saya pribadi, Logitceh Mini Boombox itu kayak anak kucing yang mengeong, tapi suara yang muncul adalah singa jantan mengaum....grrawww....hehehe.
Perangkat ini fungsinya adalah sebagai speaker mobile ataupun combo speakerphone. Merupakan perangkat sistem suara untuk musik, film, game, bahkan bisa jadi speakerphone saat melakukan panggilan telepon. Logitech Mini Boombox bergerak melalui koneksi Bluetooth. Hanya dalam hitungan detik dan setelah dilakukan pairing, speaker mini dapat mengambil alih keluaran suara dari perangkat bergerak kita.
Selain itu, sebagai traveler, yang saya suka dari alat ini adalah ringkes. Tidak makan tempat, nggak bakal nambah-nambahin bagasi pesawat, atau memberatkan backpack kita hehehe. Lha wong beratnya cuma 219 gram. Desainnya pun keren. Punya saya warnanya merah dan hitam, sangat elegan buat cowok.Oya, di sisi lain perangkat portable ini juga ada semacam layar kontrol model sentuh. Kita bisa menambah atau mengurangi volume, men-skip lagu menuju track berikutnya atau balik ke track sebelumnya hanya dengan sekali towel saja. Lebih mendukung kegiatan hang out kita bareng temen-temen karena baterai internalnya mampu bertahan 10 jam penggunaan.
Lebih Personal
Ada saat di mana saya ingin memanjakan diri dengan musik dalam traveling, namun secara lebih personal. Headset adalah perangkat yang memungkinkan hal itu. Tetapi sejak saya mengenal headset pas kerja di radio, masalah saya selalu sama: gangguan di kabel, yang berakibat suaranya jadi sebelah doang, kadang kirinya mati, kadang giliran yang kanan. Atau bahkan mati total baik kanan maupun kiri. Atau yang lebih bikin bete adalah suaranya bisa didengerin kalau kita memegang kabel atau menggerak-gerakkan dalam posisi tertentu. Pernah nggak mengalami itu? Duh, itu makanan sehari-hari saya.
Dulu di radio, saya pake headset dengan kabel gede dan kaku. Lalu karena masalah suara yang hilang muncul itu, saya ganti headset yang kabelnya semacam tali, sehingga lebih fleksible, nggak gampang putus. Tapi iya, ribetnya masih.
Headset adalah perangkat pendukung utama pemutar musik saya, saat saya traveling. Jadi mau tidak mau, saya harus punya alat ini. Lalu saya menemukan Logitech Wireless Headset. Alat ini simple banget, nggak pake ribet ngurus kabel, yaiyalah...namanya juga wireless. Bisa bekerja tidak hanya dengan iPad tetapi juga iPhone, iPod touch dan perangkat Bluetooth lainnya. Daya jangkaunya bisa mencapai 10 meter, dan mendukung laser-tuned driver untuk menghasilkan suara stereo yang kaya dan minim distorsi dan mikrofon noise-canceling yang mengurangi kebisingan latar belakang. Nah, yang terakhir ini sangat mendukung traveler untuk melakukan komunikasi jarak jauh melalui dunia maya, misalnya via Skype, kalau kangen pacar di rumah hehehe.
Saya adalah tipe penikmat musik yang kalau sudah menikmati musik kadang jatuhnya seperti trance, seperti ada yang merasuki tubuh saya., kadang tidak peduli apa yang terjadi di sekitar Nah, kalau perangkat pendukungnya keren, saya biasa menyetel kenceng-kenceng, terus kayak orang nggak sadar hehehe. Dengerin pake headset ini, kebutuhan saya akan musik terpenuhi.
Segi positif lainnya adalah, headset ini bisa dilipat-lipat, jadi tidak mengganggu kita saat packing. Kadang kekhawatiran saya atas model headset semacam ini adalah satu, kalau dimasukin backpack ketumpuk-tumpuk barang-barang lain, akan patah. Tetapi dengan model yang bisa dilipat seperti ini, lebih aman dan meminimalisasi kemungkinan patah.
Saya nggak bisa membayangkan bila saya traveling tanpa musik. Duh...itu pasti berat banget ya....
Bagi saya pribadi, Logitceh Mini Boombox itu kayak anak kucing yang mengeong, tapi suara yang muncul adalah singa jantan mengaum....grrawww....hehehe.
Perangkat ini fungsinya adalah sebagai speaker mobile ataupun combo speakerphone. Merupakan perangkat sistem suara untuk musik, film, game, bahkan bisa jadi speakerphone saat melakukan panggilan telepon. Logitech Mini Boombox bergerak melalui koneksi Bluetooth. Hanya dalam hitungan detik dan setelah dilakukan pairing, speaker mini dapat mengambil alih keluaran suara dari perangkat bergerak kita.
Selain itu, sebagai traveler, yang saya suka dari alat ini adalah ringkes. Tidak makan tempat, nggak bakal nambah-nambahin bagasi pesawat, atau memberatkan backpack kita hehehe. Lha wong beratnya cuma 219 gram. Desainnya pun keren. Punya saya warnanya merah dan hitam, sangat elegan buat cowok.Oya, di sisi lain perangkat portable ini juga ada semacam layar kontrol model sentuh. Kita bisa menambah atau mengurangi volume, men-skip lagu menuju track berikutnya atau balik ke track sebelumnya hanya dengan sekali towel saja. Lebih mendukung kegiatan hang out kita bareng temen-temen karena baterai internalnya mampu bertahan 10 jam penggunaan.
Lebih Personal
Ada saat di mana saya ingin memanjakan diri dengan musik dalam traveling, namun secara lebih personal. Headset adalah perangkat yang memungkinkan hal itu. Tetapi sejak saya mengenal headset pas kerja di radio, masalah saya selalu sama: gangguan di kabel, yang berakibat suaranya jadi sebelah doang, kadang kirinya mati, kadang giliran yang kanan. Atau bahkan mati total baik kanan maupun kiri. Atau yang lebih bikin bete adalah suaranya bisa didengerin kalau kita memegang kabel atau menggerak-gerakkan dalam posisi tertentu. Pernah nggak mengalami itu? Duh, itu makanan sehari-hari saya.
Dulu di radio, saya pake headset dengan kabel gede dan kaku. Lalu karena masalah suara yang hilang muncul itu, saya ganti headset yang kabelnya semacam tali, sehingga lebih fleksible, nggak gampang putus. Tapi iya, ribetnya masih.
Headset adalah perangkat pendukung utama pemutar musik saya, saat saya traveling. Jadi mau tidak mau, saya harus punya alat ini. Lalu saya menemukan Logitech Wireless Headset. Alat ini simple banget, nggak pake ribet ngurus kabel, yaiyalah...namanya juga wireless. Bisa bekerja tidak hanya dengan iPad tetapi juga iPhone, iPod touch dan perangkat Bluetooth lainnya. Daya jangkaunya bisa mencapai 10 meter, dan mendukung laser-tuned driver untuk menghasilkan suara stereo yang kaya dan minim distorsi dan mikrofon noise-canceling yang mengurangi kebisingan latar belakang. Nah, yang terakhir ini sangat mendukung traveler untuk melakukan komunikasi jarak jauh melalui dunia maya, misalnya via Skype, kalau kangen pacar di rumah hehehe.
Saya adalah tipe penikmat musik yang kalau sudah menikmati musik kadang jatuhnya seperti trance, seperti ada yang merasuki tubuh saya., kadang tidak peduli apa yang terjadi di sekitar Nah, kalau perangkat pendukungnya keren, saya biasa menyetel kenceng-kenceng, terus kayak orang nggak sadar hehehe. Dengerin pake headset ini, kebutuhan saya akan musik terpenuhi.
Segi positif lainnya adalah, headset ini bisa dilipat-lipat, jadi tidak mengganggu kita saat packing. Kadang kekhawatiran saya atas model headset semacam ini adalah satu, kalau dimasukin backpack ketumpuk-tumpuk barang-barang lain, akan patah. Tetapi dengan model yang bisa dilipat seperti ini, lebih aman dan meminimalisasi kemungkinan patah.
Saya nggak bisa membayangkan bila saya traveling tanpa musik. Duh...itu pasti berat banget ya....
1 comment:
kunjungan gan .,.
Menjaga kepercayaan orang lain lebih penting daripada membangunnya.,.
di tunggu kunjungan balik.na gan.,.
Post a Comment