Tuesday, November 20, 2012

Resort World Genting,Negeri Kecil di Atas Awan (part 1)


Saya selalu tidak percaya saat orang mengatakan sebuah destinasi itu jelek atau bagus. Saya selalu berpikir, jelek atau bagus sangat relatif. Begitu juga saat banyak yang membicarakan soal Resorts World Genting, banyak teman komentar bahwa Resorts World Genting tidak asyik buat dikunjungi. Percayalah, saya tidak segampang itu untuk dipengaruhi.




Genting Highlands Trip Part 1 Slideshow: Ariy’s trip to Tanah Tinggi Genting was created with TripAdvisor TripWow!


Resorts World Genting sebenarnya sudah sejak lama menjadi incaran saya untuk saya datangi. Saya sudah terlalu sering ke Malaysia, tetapi belum sekalipun ke Resorts World Genting. Nah, kalau sudah begitu, biasanya itu bakal menancap di benak saya…dan bakal jadi kenyataan. Tanggal 16-18 Oktober kemarin, kejadian deh saya ke Resorts World Genting juga. 

Indonesian Travel Bloggers
Jujur, dua hal yang membuat saya terpesona sebelum ke sana adalah pertama foto-foto yang saya lihat berupa bangunan tinggi yang menyeruak, menyembul di antara awan. Itu yang bikin saya nganga…so beautiful!. Kedua, saya pengen banget naik cable car menembus awan seperti yang ditunjukkan teman saya. Jarang-jarang saya se-excited ini mau jalan-jalan. Februari lalu sudah rencana ke sana sih, cuma ke geser Penang (lagi).

Tanggal 15 Oktober pagi, saya berangkat dari Yogyakarta menuju ke Jakarta naik Kereta Api Bogowonto. Saya menginap di apartemen seorang teman di Cengkareng. Selasa pagi, tanggal 16 Oktober, saya sudah harus berada di Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta. Setahu saya, ada empat travel bloggers lain yang akan jalan bersama. Tetapi sampai di Soetta, ternyata kami akan bersepuluh totalnya. Yaaaayy…the more the merrier !
Pukul 08.35 WIB pesawat membawa kami menuju ke LCCT, Kuala Lumpur, dan tiba lebih awal 10 menit di LCCT yaitu pukul 11.25 waktu setempat. Kami menggunakan van menuju ke Resorts World Genting. 


Sepanjang hari awan menyelimuti kawasan Genting

Penggal awal perjalanan memang masih biasa saja, tetapi memasuki jalur menanjak ke arah tanah tinggi, pemandangan mulai berbeda. Cantik banget, dengan kanan kiri bukit, jurang. Lebih nyaman karena jalan menuju ke Resort World Genting sangat mulus dan lebar. Saat itu juga jalan sangat lengang…jangan bayangin jalur ke Puncak ya.

Saatnya Pestaa...

Van tidak langsung ke hotel tempat di mana saya dan teman-teman travel bloggers akan menginap. Kami mampir dulu ke Goh Tong Jaya, untuk makan siang. Hari itu, di depan meja terhampar (serius, saya suka pake diksi ini, karena makanannya benar-benar terhampar banyaaaak) makanan mulai dari Gulai Kepala Ikan, Ayam Rendang, Daging Rendang, Cumi Rendang, dan aneka masakan lainnya yang secara umum hampir sama dengan masakan Padang dan beberapa merupakan masakan berbumbu kari. Saya jatuh cinta dengan Cumi Rendangnya!

Alamaaak....lapernyaa

Di rumah makan ini pula saya bertemu dengan orang Tegal yang sudah lama menjadi pegawai rumah makan itu. Dia sepertinya suka saat saya ajak berbicara dalam bahasa Jawa. Tempat makan saya adalah sebuah kawasan Ruko yang berjajar banyak toko dan warung makan. Mulai dari makan besar, hingga Ubi Cilembu juga ada lho…tapi yang terkenal sih duriannya yang bernama Musang King. Mantapss….kami pun berpesta pora menikmati Musang King. Bentuknya tidak terlalu besar, dagingnya berwarna kuning, dan manisnya minta ampuuuun…
Kawasan Goh Tong Jaya
Sekitar pukul 15.00, pesta Musang King harus berakhir. Tidak ada sedih dan duka, karenaaaa…kami akan menuju ke Starwberry Park…aww…aww. Resorts World Genting memang wilayah yang sangat cocok untuk menanam buah-buahan semacam ini. Lokasi Genting sendiri berada di Pegunungan Titiwangsa, yang berada di perbatasan negara bagian Pahang dan Selangor. 

Saat kami pesta Durian Raja, hujan sudah turun. Saya sudah berpikir, sepertinya jalan-jalan ke Strawberry Park-nya bakal batal nih. Ternyata enggak, saat kami beranjak, hujan mulai reda. Pemandangan kanan kiri dengan pegunungan hijau berselimut awan (awalnya saya piker kabut), membuat saya menikmati sekali perjalanan itu. Tak berapa lama, kami sudah sampai di Strawberry Park.
Musang King Durian
Tampilan di depannya sih biasa saja, tetapi begitu masuk ke dalam, terhampar kebun strawberry yang atapnya dilindungi plastik. Saya juga melihat kebun semacam ini di kawasan Tawangmangu, lereng Gunung Lawu ataupun di daerah pegunungan lain di Indonesia. Tetapi yang membuat beda adalah, pengelola Strawberry Park membuat kebun itu rapi dan tertata. Kita boleh masuk ke kebun dan memetik sendiri strawberry. Mereka akan memberikan kita keranjang kecil dan gunting untuk alat memetik. Minimal harus 100 gram.
Dan ini ternyata bukan hanya trip tentang strawberry, meskipun labelnya Strawberry Park. Sisi lain kebun ini kita bisa menjumpai kebun bunga Lavender, ungu menghampar. Di pojokan kebun, terdapat satu rumah kecil yang dominan ungu, menjual aneka souvenir yang kebanyakan sih buat cewek, semacam kotak perhiasaan, boneka, hiasan, lain-lain. Duh, saya seperti masuk ke rumah janda: ungu semua!

Nah, untuk keluar taman, kita akan melewati beberapa booth yang menjual madu, lengkap dengan replica sarang lebah supeeer gede. Kayaknya itu asli deh, serem juga ya. Setelah itu, kita akan masuk ke kebun jamur. Aneka jamur dikembangkan di sini. Mau lihat-lihat boleh, kalau mau beli ada juga lokasi khusus yang menjual aneka produk jamur. Lepas dari kebun jamur, sudah ditunggu nih aneka souvenir Resorts World Genting, mulai gantungan kunci serta pernak-pernik lainnya. Menurut saya? Well, saya selalu suka yang berhubungan dengan alam. Saya menikmati bagian di kebun Lavender dan Strawberry. 





Strawberry Park - Mushroom Farm - Lavender Park

Nah, perjalanan kami belum kelar. Hari pertama di lengkapi dengan kunjungan ke Chin Swee Temple. Rencananya sih, kami ingin melihat sunset di Chin Swee, tapi rencana tinggal rencana kalau melihat mendung tebal semacam ini. Pukul 17.00 kami sudah berada di Chin Swee. Kalau di depan sih, kelihatannya seperti kuil-kuil lain yang pernah saya kunjungi di Thailand atau di China. Tetapi begitu saya masuk dan naik ke lantai atas, beuuuuh….mantap. 

Chin Swee Pagoda
Saya pernah masuk ke kuil di Pegunungan Doi Suthep, Chiang Mai, Thailand. Tapi itu tidak seindah Kuil Chin Swee. Ini yang benar-benar kawasan luas terbuka di punggung pegunungan. Sejauh mata memandang, kalau nggak awan…pepohonan hijau…mobil-mobil yang terlihat kecil menyusuri jalan. Ada jalur di sisi bukit bagian atas yang bisa kita daki (jalurnya sudah rapi untuk jalan kaki), nah…di sini kita akan melihat beberapa level kehidupan di akhirat, patung-patung yang menggambarkan kehidupan di neraka, bahwa setiap manusia akan mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya. Ngeri juga melihat patung-patung dalam berbagai cerita, penyiksaan di akhirat. Di ujungnya, kita akan melihat patung Buddha yang terbuat dari batu…gedeeee bangeet.
Ada hall di depan patung Buddha, dengan berbagai ornament gapura yang cantik. Di sini salah satu view point yang keren buat mengabadikan perjalanan. Tak heran kalau kita akan bertemu dengan pasangan calon pengantin yang melakukan sesi foto pre-wedding.
Saya tuh pecinta kuil-kuil Budhha. Saya kunjungi kuil-kuil kecil di Singapura, kuil-kuil cantik di Thailand, maupun kuil-kuil eksotis di China. Tapi bagi saya, Chin Swee unggul untuk satu hal, lokasinya! Keren.



Chin Swee Temple


Kelar dari Chin Swee, kami segera menuju ke Maxims Genting Hotel untuk check in. Bintang 5 booo….:). Sudah berkunang-kunang mata saya melihat kamar saya nan indah…dududu…dubidam. 
my room
Mohon maaf, untuk sementara lupain dulu ya soal nyari kamar dorm di hostel. Saya mau menikmati kemewahan sesaat dulu. Saya satu kamar dengan seorang teman, twin beds dengan flat TV gede, shower dan baththub  yang lengkap dengan Aigner Black Toiletries…mohon maaf lagi, saya musti simpan lagi sabun batangan Lifebuoy yang sudah saya bawa wwkwkwkwk….Aigner Black ini!

Arak Malaysia

Malam itu, selepas mandi air panas, kami mengunjugi Visitor’s Galleria yang lokasinya terkoneksi dengan hotel. Apakah Visitor’s Galleria itu? Ini galeri di mana kita bisa melihat sejarah berdirinya Resorts World Genting dan kisah founder Resorts World Genting yaitu Mr Lim Goh Tong. Melihat foto-foto lama mereka membuka pegunungan ini menjadi sebuah resort kelas dunia membuat saya berdecak kagum. Puas dengan pengetahuan soal Resorts World Genting, kami makan di Bubbles and Bites.
Bubbles and Bites

Biru muda, menjadi warna dominan restoran ini. Keren euy…malam itu adalah makan malam sebenarnya. Saya pikir, makan malam yang disediakan jauh lebih besar dari gendutnya perut saya. Kalau ada kresek, sudah saya bawa pulang tuh makanan. Saya memesan menu macaroni, yang top rasanya. Tapi dari semua itu, yang paling saya ingat adalah Asti, arak Malaysia yang rasanya mantap…sejujurnya saya suka. Semoga ibu saya tidak membaca tulisan ini.  

Bubles and Bites adalah pengalaman salah satu pengalaman kuliner terhebat saya. Malam itu, kami menutup hari pertama dengan hang out di Patio, salah satu klub di Genting Resorts World. Saya memilih Baileys Irish Cream yang komposisinya (hasil dari googling nih), adalah susu manis kental, Irish whiskey, kopi, cokelat sirup, vanilla, hingga ekstrak almond. Yang lain mesennya macem-macem, tapi yang paling heboh adalah sesi nyedot Flaming Lamborghini. Apa itu Flaming Lamborghini? Ya ampun, gak tau? Sama, saya juga baru tahu pas di Patio itu hueheheh. Saya nggak mau tau resepnya, tapi pokoknya cara minumnya kereen aja. Jadi tuh ya.,..ada botol langsing tinggi, lalu di bawahnya di kasih gelas cawan nggak tau apa…minuman di siram dari ujung botol, sambil dibakar, nah, yang kita sedot tuh minuman di bagian cawannya sementara api terus menyala. Temen sebelah sudah membisikkan “Jangan minum deh, cepet banget naiknya.”

Saya juga cuma suka saja melihatnya. Tapi saat seperti itu, melihat saja sepertinya menjadi tabu. Maka, dengan terpaksa (so sorry Mom), saya minum beberapa sedot. Satu cawan bertiga…rasanya? Hmm…isi perut saya hangat menggelinjang wkwkwkw. Tetapi saya control diri kok, jarang-jarang juga saya minum, atau hampir tidak pernah lagi malah. 

Malam itu, kami menutup hari pertama dengan tubuh yang sangat lelah tapi fun. Saatnya menikmati kamar hotel mewah saya dan ngorok sejadi-jadinya. Saya lupa mengingat roommate soal ngorok saya yang kerap muncul saat saya capek. Paginya dia protes “Sial, kau ngorok kenceng banget.” Hihihiiih….(Bersambung yaa).

7 comments:

indobrad said...

ahahahahaha untung gw gak jadi sekamar sama lo ya bro. kalo kita sekamar sih, yg ada elo yg komplain sama gua. xixixixi

Ariy said...

hahaha....sebenarnya sama saja. Saya ngorok kayak gergaji, si Arie ngorok kayak mesin pemotong rumput :)

Riana Ambarsari said...

gue demen liat foto-foto My Journey elo di samping ini nih -->
*maap gak ada hubungannya sama Genting, hihihi*

Ariy said...

hahahaha.....kakakssss

rara said...

yes flaming lamborghini.. hahahaha :)) gw cuma takut rambut gw ikut kebakar aja :))

Susan Nancy Lauwrentz - Life is Surprisingly Random said...

Mas, Maxim's hotel rate permalemnya brp sih? Masih inget gak? :D

Ariy said...

@Nancy

krn kemarin dibayarin, jadi kagak ngerti rate-nya :). Tapi bisa dicek scr online kok di agoda.