Radio Nederland Wereldomroep merilis 10 kota paling berbahaya di dunia. Dalam daftar tersebut, Bangkok Thailand menjadi satu-satunya kota di Asia yang masuk daftar. Berikut daftar lengkapnya:
1. Ciudad Juarez, Meksiko
2. San Pedro Sula, Honduras
3. Caracas, Venezuela
4. New Orleans, Amerika Serikat
5. Cape Town, Afrika Selatan
6. Moscow, Rusia
7. Port Moresby, Papua Nugini
8. Rio de Janeiro, Brasil
9. Bangkok, Thailand
10. Bagdad, Irak
Dalam daftar itu, tidak disebutkan secara spesifik kenapa Bangkok disebut berbahaya. Hanya disebutkan bahwa angka transaksi narkoba semakin besar. Asumsinya, biasanya kegiatan semacam ini akan diikuti dengan tindak kriminal lainnya.
Nah, apakah Bangkok seberbahaya itu? Saya sudah dua kali ke Bangkok, dan saya terbiasa jalan-jalan ke sudut kotanya sampai ke perkampungan, pindah dari satu MRT, Sky Train, bus kota super murah, hingga jalan kaki. Saya masuk ke wilayah-wilayah yang katanya disebut berbahaya pasca kerusuhan domestik terkait situasi politik di sana. Tetapi dalam pandangan saya, semua aman-aman saja.
Saya tidak terlalu banyak melihat polisi berlalu-lalang. Ada beberapa polisi di pos-pos polisi dan menurut saya jumlahnya tidak seberapa. Dalam pandangan saya, mungkin bukannya mereka tidak siaga, tetapi menyebarkan polisi di sudut kota secara berlebihan justru akan memberikan kesan kota itu tidak aman.
Paling telat, saya kembali ke penginapan jam 10 malam, dan saya merasakan semua aman-aman saja. Suatu malam, saya pernah menunggu bus kota dari kawasan Mo Chit, Bangkok, yang lumayan jauh dari penginapan. Malam itu hujan, dan saya berada di pinggir jalan yang sepi, ada beberapa orang yang menunggu juga. Namun, hingga malam, bus saya tidak tampak, akhirnya saya sendirian di sana karena semua sudah naik ke bus masing-masing. Sedikit agak waswas, tetapi saya akhirnya mendapatkan bus saya. Tidak ada masalah, dan semua sepertinya hanya perasaan saya saja. Di dalam bus, saya sendirian karena hari sudah malam. Karena tidak mau mengantar saya seorang, kondektur bus meminta saya turun di kawasan Chathucak, untuk mencari bus lain. Bukan dioper, karena mereka tidak mengembalikan uang saya atau mencarikan bus pengganti.
1. Ciudad Juarez, Meksiko
2. San Pedro Sula, Honduras
3. Caracas, Venezuela
4. New Orleans, Amerika Serikat
5. Cape Town, Afrika Selatan
6. Moscow, Rusia
7. Port Moresby, Papua Nugini
8. Rio de Janeiro, Brasil
9. Bangkok, Thailand
10. Bagdad, Irak
Dalam daftar itu, tidak disebutkan secara spesifik kenapa Bangkok disebut berbahaya. Hanya disebutkan bahwa angka transaksi narkoba semakin besar. Asumsinya, biasanya kegiatan semacam ini akan diikuti dengan tindak kriminal lainnya.
Nah, apakah Bangkok seberbahaya itu? Saya sudah dua kali ke Bangkok, dan saya terbiasa jalan-jalan ke sudut kotanya sampai ke perkampungan, pindah dari satu MRT, Sky Train, bus kota super murah, hingga jalan kaki. Saya masuk ke wilayah-wilayah yang katanya disebut berbahaya pasca kerusuhan domestik terkait situasi politik di sana. Tetapi dalam pandangan saya, semua aman-aman saja.
Saya tidak terlalu banyak melihat polisi berlalu-lalang. Ada beberapa polisi di pos-pos polisi dan menurut saya jumlahnya tidak seberapa. Dalam pandangan saya, mungkin bukannya mereka tidak siaga, tetapi menyebarkan polisi di sudut kota secara berlebihan justru akan memberikan kesan kota itu tidak aman.
Paling telat, saya kembali ke penginapan jam 10 malam, dan saya merasakan semua aman-aman saja. Suatu malam, saya pernah menunggu bus kota dari kawasan Mo Chit, Bangkok, yang lumayan jauh dari penginapan. Malam itu hujan, dan saya berada di pinggir jalan yang sepi, ada beberapa orang yang menunggu juga. Namun, hingga malam, bus saya tidak tampak, akhirnya saya sendirian di sana karena semua sudah naik ke bus masing-masing. Sedikit agak waswas, tetapi saya akhirnya mendapatkan bus saya. Tidak ada masalah, dan semua sepertinya hanya perasaan saya saja. Di dalam bus, saya sendirian karena hari sudah malam. Karena tidak mau mengantar saya seorang, kondektur bus meminta saya turun di kawasan Chathucak, untuk mencari bus lain. Bukan dioper, karena mereka tidak mengembalikan uang saya atau mencarikan bus pengganti.
Apakah saya mengalami masalah? Tidak sama sekali. Saya hanya waswas, dan itu wajar. Kita memang harus waspada.
Justru pada siang hari, saya banyak melihat kriminal-kriminal kroco yang berkeliaran. Khususnya di kawasan-kawasan wisata. Mulai sopir tuktuk yang brengsek, penjual makanan yang brengsek, tukang tipu berkedok memberi makanan ke burung-burung di taman, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, menurut saya masih wajar. Hampir di semua tempat wisata pasti adalah orang curang semacam ini. Selebihnya, saya melihat Bangkok kota yang aman untuk berwisata, dengan catatan tentu saja ya. Catatanya apa? ya kalau dalam konteks kita traveling, tentu kita tidak traveling atau jalan-jalan pada dini hari bukan?
Kadang orang mencampur adukkan soal perasaan aman dengan perasaan nyaman. Saat kita berada di tempat sepi dan merasa takut (padahal kenyataannya tidak mengalami tindak kriminal sama sekali) maka kita berkesimpulan bahwa itu tidak aman. Menurut saya, ini perlu dibedakan ya. Saya jadi inget dengan apa kata Clifton Fadiman:
“When you travel, remember that a foreign country is not designed to make you comfortable. It is designed to make its own people comfortable.”
Kadang orang mencampur adukkan soal perasaan aman dengan perasaan nyaman. Saat kita berada di tempat sepi dan merasa takut (padahal kenyataannya tidak mengalami tindak kriminal sama sekali) maka kita berkesimpulan bahwa itu tidak aman. Menurut saya, ini perlu dibedakan ya. Saya jadi inget dengan apa kata Clifton Fadiman:
“When you travel, remember that a foreign country is not designed to make you comfortable. It is designed to make its own people comfortable.”
so, pack your backpack now ! selamat traveling.
regards,
A
3 comments:
saya setuju dgn kamu!
jadi kalo di luar negeri kita merasa tidak nyaman, maka nikmatilah itu sebagai keindahan, rite Pak Cik ? ;)
alhamdulillah, gak ada kota dari Indonesia ya
Post a Comment