Anda mungkin masih dimaklumi saat melewatkan destinasi lain ketika traveling di Medan atau Sumatra Utara. Tetapi, melewatkan Danau Toba sepertinya tidak termaafkan. Danau Toba memiliki luas 1.265 kilometer persegi, dengan kedalaman mencapai rata-rata 450 meter dan dapat dilalui feri besar. Danau Toba adalah sebuah danau purba yang dalam penelitian disebutkan terjadi karena adanya ledakan sekitar 73.000–75.000 tahun yang lalu pada sebuah gunung berapi besar dengan letusan mahadahsyat.
Pelabuhan Ajibata |
Konon letusannya terjadi selama satu pekan dan debunya terlontar hingga 10 km di atas permukaan laut. Nah, dalam penjelasan ilmiahnya, para ahli dari berbagai belahan dunia menyatakan bahwa akibat letusan itu maka terbentuklah sebuah kaldera, yaitu fitur vulkanik yang terbentuk dari jatuhnya tanah sesudah letusan vulkanik. Berbentuk seperti wadah cekung, yang kemudian terisi air, itulah yang disebut Danau Toba saat ini. Yang mencengangkan, konon menurut para ahli letusan vulkanik Danau Toba sampai hingga Kutub Utara. Lalu, bagaimana dengan Pulau Samosir yang berada di tengah-tengah Danau Toba? Menurut para ahli, Pulau Samosir muncul karena adanya magma yang tertekan ke atas dan belum sampai muncul di permukaan bumi. Luar biasa, bukan?
Jadi, traveling ke Danau Toba layaknya kita menapaki sejarah purba wilayah tersebut. Danau Toba adalah tempat yang bagus untuk bersantai. Akses menuju sana juga mudah. Danau Toba memiliki fasilitas akomodasi yang komplet untuk para wisatawan, bar, café, hingga pasar-pasar wisata. Selain Danau Toba, kawasan di sekitar Danau Toba tak kalah menariknya. Kami memulai perjalanan ke Danau Toba dengan titik tolak dari kawasan Masjid Raya. Dari titik itu, kami tinggal menyeberang jalan lalu menaiki angkot menuju Terminal Amplas, dengan tarif angkot hanya Rp3.000,00. Dari Terminal Amplas, kami naik bus menuju Pematang Siantar, yaitu Bus Intra. Sebenarnya, ada bus langsung menuju Parapat - kawasan terdekat dengan Pelabuhan
Ajibata,titik awal untuk menyeberang Danau Toba menuju Pulau Samosir - misalnya Bus Sejahtera. Namun, kami tidak menyadari hal itu. Bus Intra mulai beroperasi pukul 7.00 WIB, ketika di Medan masih seperti Subuh saja. Bus yang tidak terlalu besar itu bertarif tiket Rp22.000,00 menuju Pematang Siantar.
Pemandang Danau Toba dari Tomok |
Busnya cukup nyaman, bersih, dan memiliki fasilitas AC. Perjalanan sekitar empat jam, lalu kami turun dari bus ke pemberhentian terakhir Bus Intra, yang ternyata bukan Parapat, apalagi Danau Toba. Bus Intra bukanlah bus besar, hanya seperti bus tiga perempat. Harganya memang lebih mahal dibanding bus biasa, seperti Sejahtera, tetapi sangat nyaman, ber-AC, dan cukup cepat. Namun, bila bujet Anda tidak banyak, bus Sejahtera bisa jadi pilihan, karena memiliki keuntungan lain berupa bus ini langsung menuju dan dari Pelabuhan Ajibata. Tetapi, kondisi busnya tidak terlalu nyaman, tanpa AC, dan tentu saja mereka akan terus menaikkan penumpang sebanyak-banyaknya, meski tempat duduk sudah habis.
Akhirnya, kami pindah ke tempat pemberhentian minivan di Pematang Siantar dengan menggunakan angkot bertarif Rp2.500,00. Dari Pematang Siantar kami naik minivan ke Parapat dengan tarif Rp10.000,00. Perjalanan ke Parapat cukup nyaman, meski sopir minivan sedikit ngebut. Agak menyeramkan juga karena saat hampir tiba di kawasan Parapat, satu sisi gunung dan sisi lain adalah jurang dalam dengan Danau Toba di bawahnya. Tetapi, semua terbayar dengan pemandangan yang superindah.
Bibir Danau Toba yang disebut warga setempat sebagai "pantai" |
Di sebelah kiri terdapat gunung, bukit hijau, dan hutannya, akan tampak monyet-monyet berkeliaran hingga ke pinggir jalan. Sementara itu, jurang di sisi kanan yang langsung menampakkan pemandangan luas Danau Toba juga memesona. Akan tampak banyak vila, hotel, hingga karamba-karamba yang terlihat seperti kotak-kotak kecil di sisi-sisi terluar danau. Di satu titik pemberhentian akhir, sopir minivan menurunkan kami di Parapat, sebuah lokasi persimpangan dengan kanan dan kiri warung, hotel, penginapan, dengan banyak papan petunjuk.
Parapat adalah salah satu lokasi tepat untuk mengakses Danau Toba, tak heran akomodasi di sana komplet. Kami lalu mengambil angkot menuju Pelabuhan Ajibata, lokasi penyeberangan menuju Danau Toba. Angkot hanya bertarif Rp2.000,00 dan kami langsung diturunkan di depan lokasi penyeberangan. Rute perjalanan yang kami lakukan di atas adalah salah satu rute yang bisa digunakan untuk mencapai Danau Toba. Tetapi, rute di atas bukanlah rute terbaik, meskipun sisi lain moda transportasi yang kami dapatkan sangat baik. Cara lainnya adalah ada bus yang langsung menuju Pelabuhan Ajibata dari Medan. Namun, bus itu bus ekonomi, tanpa AC, dan kondisinya memang tidak terlalu nyaman.
Menyeberangi Danau Toba |
Jalur menuju Pelabuhan Ajibata cukup menarik. Pemandangan didominasi oleh penginapan, warga yang berjualan suvenir, ulos, kaus-kaus wisata seperti “I Love Toba Lake”, dan sebagainya.
Mendekati Pelabuhan Ajibata, kita dapat melihat bahwa wilayah ini adalah wilayah yang sangat “hidup”. Wisata seperti memberi nyawa pada kehidupan warganya. Toko suvenir, guesthouse, warung makan, warung internet, dan tour travel agent, menunjukkan bahwa pariwisata telah menjadi salah satu gantungan hidup warganya.
Yang khas dari warung makan di sana adalah kita bisa mendapatkan hasil alam Danau Toba, berupa ikan bakar, ikan goreng, dan aneka produk danau lainnya. Untuk ikan bakar, misalnya, dengan satu piring nasi dihargai sekitar Rp20.000,00 satu porsinya. Menyantap hidangan ikan bakar bisa dilakukan sambil menunggu kapal berangkat. Nah, dari titik ini pula kita bisa menyeberang ke Pulau Samosir dengan hanya tiket Rp 4.000 per orang, dan perjalanan akan menempuh waktu sekitar 40 menit. Keren euy...dingin juga. Serem-serem asyik, karena kita melewati danau purba yang dalam.
Mendekati Pelabuhan Ajibata, kita dapat melihat bahwa wilayah ini adalah wilayah yang sangat “hidup”. Wisata seperti memberi nyawa pada kehidupan warganya. Toko suvenir, guesthouse, warung makan, warung internet, dan tour travel agent, menunjukkan bahwa pariwisata telah menjadi salah satu gantungan hidup warganya.
Yang khas dari warung makan di sana adalah kita bisa mendapatkan hasil alam Danau Toba, berupa ikan bakar, ikan goreng, dan aneka produk danau lainnya. Untuk ikan bakar, misalnya, dengan satu piring nasi dihargai sekitar Rp20.000,00 satu porsinya. Menyantap hidangan ikan bakar bisa dilakukan sambil menunggu kapal berangkat. Nah, dari titik ini pula kita bisa menyeberang ke Pulau Samosir dengan hanya tiket Rp 4.000 per orang, dan perjalanan akan menempuh waktu sekitar 40 menit. Keren euy...dingin juga. Serem-serem asyik, karena kita melewati danau purba yang dalam.
Selengkapnya cerita jalan-jalan saya dengan Ajie Hatadji di Sumatera Utara, bisa dibaca di buku "Travelicious Medan; Jalan Hemat Jajan Nikmat". Have a nice trip!
3 comments:
wah, saya aja hampir tiap bulan ke tomok gak bosan2 mas,
abis gak terlalu jauh dari medan,
cuma sekarang Parapat agak sunyi..
salam kenal, ditunggu follow backnya lho..
Iya, sekarang memang sunyi ya, apalagi habis maghrib...tapi bagi yang pengen relaxing, ini tempat yang asyik banget.
Makasih Yud, udah berkunjung :)
wah kapan ya bise ke danau toba? makasi ceritanya
Post a Comment