Saya
selalu tidak percaya saat orang mengatakan sebuah destinasi itu jelek atau
bagus. Saya selalu berpikir, jelek atau bagus sangat relatif. Begitu juga saat
banyak yang membicarakan soal Resorts World Genting, banyak teman komentar
bahwa Resorts World Genting tidak asyik buat dikunjungi. Percayalah, saya tidak
segampang itu untuk dipengaruhi.
Genting Highlands Trip Part 1 Slideshow: Ariy’s trip to Tanah Tinggi Genting was created with TripAdvisor TripWow!
Resorts
World Genting sebenarnya sudah sejak lama menjadi incaran saya untuk saya
datangi. Saya sudah terlalu sering ke Malaysia, tetapi belum sekalipun ke Resorts World Genting. Nah,
kalau sudah begitu, biasanya itu bakal menancap di benak saya…dan bakal jadi
kenyataan. Tanggal 16-18 Oktober kemarin, kejadian deh saya ke Resorts World
Genting juga.
Indonesian Travel Bloggers |
Jujur,
dua hal yang membuat saya terpesona sebelum ke sana adalah pertama foto-foto
yang saya lihat berupa bangunan tinggi yang menyeruak, menyembul di antara
awan. Itu yang bikin saya nganga…so
beautiful!. Kedua, saya pengen banget naik cable car menembus awan seperti yang ditunjukkan teman saya.
Jarang-jarang saya se-excited ini mau
jalan-jalan. Februari lalu sudah rencana ke sana sih, cuma ke geser Penang
(lagi).
Tanggal
15 Oktober pagi, saya berangkat dari Yogyakarta menuju ke Jakarta naik Kereta
Api Bogowonto. Saya menginap di apartemen seorang teman di Cengkareng. Selasa
pagi, tanggal 16 Oktober, saya sudah harus berada di Terminal 3, Bandara
Soekarno Hatta. Setahu saya, ada empat travel
bloggers lain yang akan jalan bersama. Tetapi sampai di Soetta, ternyata kami
akan bersepuluh totalnya. Yaaaayy…the more
the merrier !
Pukul
08.35 WIB pesawat membawa kami menuju ke LCCT, Kuala Lumpur, dan tiba lebih
awal 10 menit di LCCT yaitu pukul 11.25 waktu setempat. Kami menggunakan van
menuju ke Resorts World Genting.
Sepanjang hari awan menyelimuti kawasan Genting |
Penggal awal perjalanan memang masih biasa
saja, tetapi memasuki jalur menanjak ke arah tanah tinggi, pemandangan mulai
berbeda. Cantik banget, dengan kanan kiri bukit, jurang. Lebih nyaman karena
jalan menuju ke Resort World Genting sangat mulus dan lebar. Saat itu juga
jalan sangat lengang…jangan bayangin jalur ke Puncak ya.
Saatnya Pestaa...
Van
tidak langsung ke hotel tempat di mana saya dan teman-teman travel bloggers akan menginap. Kami
mampir dulu ke Goh Tong Jaya, untuk makan siang. Hari itu, di depan meja
terhampar (serius, saya suka pake diksi ini, karena makanannya benar-benar
terhampar banyaaaak) makanan mulai dari Gulai Kepala Ikan, Ayam Rendang, Daging
Rendang, Cumi Rendang, dan aneka masakan lainnya yang secara umum hampir sama
dengan masakan Padang dan beberapa merupakan masakan berbumbu kari. Saya jatuh
cinta dengan Cumi Rendangnya!
Alamaaak....lapernyaa |
Di
rumah makan ini pula saya bertemu dengan orang Tegal yang sudah lama menjadi
pegawai rumah makan itu. Dia sepertinya suka saat saya ajak berbicara dalam
bahasa Jawa. Tempat makan saya adalah sebuah kawasan Ruko yang berjajar banyak
toko dan warung makan. Mulai dari makan besar, hingga Ubi Cilembu juga ada
lho…tapi yang terkenal sih duriannya yang
bernama Musang King. Mantapss….kami pun berpesta pora
menikmati Musang King.
Bentuknya tidak terlalu besar, dagingnya berwarna kuning, dan manisnya minta
ampuuuun…
Kawasan Goh Tong Jaya |
Sekitar
pukul 15.00, pesta Musang King
harus berakhir. Tidak ada sedih dan duka, karenaaaa…kami akan menuju ke
Starwberry Park…aww…aww. Resorts World Genting memang wilayah yang sangat cocok
untuk menanam buah-buahan semacam ini. Lokasi Genting sendiri berada di
Pegunungan Titiwangsa, yang berada di perbatasan negara bagian Pahang dan
Selangor.
Saat
kami pesta Durian Raja, hujan sudah turun. Saya sudah berpikir, sepertinya
jalan-jalan ke Strawberry Park-nya bakal batal nih. Ternyata enggak, saat kami
beranjak, hujan mulai reda. Pemandangan kanan kiri dengan pegunungan hijau
berselimut awan (awalnya saya piker kabut), membuat saya menikmati sekali
perjalanan itu. Tak berapa lama, kami sudah sampai di Strawberry Park.
Musang King Durian |
Tampilan
di depannya sih biasa saja, tetapi begitu masuk ke dalam, terhampar kebun
strawberry yang atapnya dilindungi plastik. Saya juga melihat kebun semacam ini
di kawasan Tawangmangu, lereng Gunung Lawu ataupun di daerah pegunungan lain di
Indonesia. Tetapi yang membuat beda adalah, pengelola Strawberry Park membuat
kebun itu rapi dan tertata. Kita boleh masuk ke kebun dan memetik sendiri
strawberry. Mereka akan memberikan kita keranjang kecil dan gunting untuk alat
memetik. Minimal harus 100 gram.
Dan
ini ternyata bukan hanya trip tentang strawberry, meskipun labelnya Strawberry
Park. Sisi lain kebun ini kita bisa menjumpai kebun bunga Lavender, ungu
menghampar. Di pojokan kebun, terdapat satu rumah kecil yang dominan ungu,
menjual aneka souvenir yang kebanyakan sih buat cewek, semacam kotak
perhiasaan, boneka, hiasan, lain-lain. Duh, saya seperti masuk ke rumah janda:
ungu semua!
Nah,
untuk keluar taman, kita akan melewati beberapa booth yang menjual madu, lengkap dengan replica sarang lebah
supeeer gede. Kayaknya itu asli deh, serem juga ya. Setelah itu, kita akan
masuk ke kebun jamur. Aneka jamur dikembangkan di sini. Mau lihat-lihat boleh,
kalau mau beli ada juga lokasi khusus yang menjual aneka produk jamur. Lepas
dari kebun jamur, sudah ditunggu nih aneka souvenir Resorts World Genting,
mulai gantungan kunci serta pernak-pernik lainnya. Menurut saya? Well, saya selalu suka yang berhubungan
dengan alam. Saya menikmati bagian di kebun Lavender dan Strawberry.
Strawberry Park - Mushroom Farm - Lavender Park |
Nah, perjalanan kami belum kelar. Hari pertama di lengkapi dengan kunjungan ke Chin Swee Temple. Rencananya sih, kami ingin melihat sunset di Chin Swee, tapi rencana tinggal rencana kalau melihat mendung tebal semacam ini. Pukul 17.00 kami sudah berada di Chin Swee. Kalau di depan sih, kelihatannya seperti kuil-kuil lain yang pernah saya kunjungi di Thailand atau di China. Tetapi begitu saya masuk dan naik ke lantai atas, beuuuuh….mantap.
Chin Swee Pagoda |
Ada
hall di depan patung Buddha, dengan berbagai ornament gapura yang cantik. Di
sini salah satu view point yang keren
buat mengabadikan perjalanan. Tak heran kalau kita akan bertemu dengan pasangan
calon pengantin yang melakukan sesi foto pre-wedding.
Saya
tuh pecinta kuil-kuil Budhha. Saya kunjungi kuil-kuil kecil di Singapura,
kuil-kuil cantik di Thailand, maupun kuil-kuil eksotis di China. Tapi bagi
saya, Chin Swee unggul untuk satu hal, lokasinya! Keren.
Kelar dari Chin Swee, kami segera menuju ke Maxims Genting Hotel untuk check in. Bintang 5 booo….:). Sudah berkunang-kunang mata saya melihat kamar saya nan indah…dududu…dubidam.
my room |
Mohon maaf, untuk sementara lupain dulu ya soal nyari kamar dorm di hostel. Saya mau menikmati kemewahan sesaat dulu. Saya satu kamar dengan seorang teman, twin beds dengan flat TV gede, shower dan baththub yang lengkap dengan Aigner Black Toiletries…mohon maaf lagi, saya musti simpan lagi sabun batangan Lifebuoy yang sudah saya bawa wwkwkwkwk….Aigner Black ini!
Arak Malaysia
Malam itu, selepas mandi air panas, kami mengunjugi Visitor’s Galleria yang lokasinya terkoneksi dengan hotel. Apakah Visitor’s Galleria itu? Ini galeri di mana kita bisa melihat sejarah berdirinya Resorts World Genting dan kisah founder Resorts World Genting yaitu Mr Lim Goh Tong. Melihat foto-foto lama mereka membuka pegunungan ini menjadi sebuah resort kelas dunia membuat saya berdecak kagum. Puas dengan pengetahuan soal Resorts World Genting, kami makan di Bubbles and Bites.
Bubbles and Bites |
Biru muda, menjadi warna dominan
restoran ini. Keren euy…malam itu adalah makan malam sebenarnya. Saya pikir, makan malam yang disediakan jauh lebih besar dari
gendutnya perut saya. Kalau ada kresek, sudah saya bawa pulang tuh makanan.
Saya memesan menu macaroni, yang top rasanya. Tapi dari semua itu, yang paling
saya ingat adalah Asti, arak Malaysia yang rasanya mantap…sejujurnya saya suka.
Semoga ibu saya tidak membaca tulisan ini.
Bubles and Bites adalah
pengalaman salah satu pengalaman kuliner terhebat saya. Malam itu, kami menutup
hari pertama dengan hang out di
Patio, salah satu klub di Genting Resorts World. Saya memilih Baileys Irish
Cream yang komposisinya (hasil dari googling nih), adalah susu manis kental,
Irish whiskey, kopi, cokelat sirup, vanilla, hingga ekstrak almond. Yang lain
mesennya macem-macem, tapi yang paling heboh adalah sesi nyedot Flaming Lamborghini.
Apa itu Flaming Lamborghini? Ya ampun, gak tau? Sama, saya juga baru tahu pas
di Patio itu hueheheh. Saya nggak mau tau resepnya, tapi pokoknya cara minumnya
kereen aja. Jadi tuh ya.,..ada botol langsing tinggi, lalu di bawahnya di kasih
gelas cawan nggak tau apa…minuman di siram dari ujung botol, sambil dibakar,
nah, yang kita sedot tuh minuman di bagian cawannya sementara api terus
menyala. Temen sebelah sudah membisikkan “Jangan minum deh, cepet banget
naiknya.”
Saya juga cuma suka saja melihatnya.
Tapi saat seperti itu, melihat saja sepertinya menjadi tabu. Maka, dengan
terpaksa (so sorry Mom), saya minum
beberapa sedot. Satu cawan bertiga…rasanya? Hmm…isi perut saya hangat
menggelinjang wkwkwkw. Tetapi saya control diri kok, jarang-jarang juga saya
minum, atau hampir tidak pernah lagi malah.
7 comments:
ahahahahaha untung gw gak jadi sekamar sama lo ya bro. kalo kita sekamar sih, yg ada elo yg komplain sama gua. xixixixi
hahaha....sebenarnya sama saja. Saya ngorok kayak gergaji, si Arie ngorok kayak mesin pemotong rumput :)
gue demen liat foto-foto My Journey elo di samping ini nih -->
*maap gak ada hubungannya sama Genting, hihihi*
hahahaha.....kakakssss
yes flaming lamborghini.. hahahaha :)) gw cuma takut rambut gw ikut kebakar aja :))
Mas, Maxim's hotel rate permalemnya brp sih? Masih inget gak? :D
@Nancy
krn kemarin dibayarin, jadi kagak ngerti rate-nya :). Tapi bisa dicek scr online kok di agoda.
Post a Comment