Benar-benar sakaw (pinjem kosa kata ini meski tak tau rasa sebenernya gimana). Okay, aku ulang lagi. Bener-bener sakaw beberapa bulan terakhir. Dvd player rusak dan moment-moment terindah bersama film-film pilihanku pun hilang begitu saja.
Jangan anggap ini sebuah rutinitas reguler ya. Nop. Ini bahkan sangat menyenangkan. Serupa mendebarkan tapi tanpa desingan peluru huheheehhe. Sangat menegangkan. Iya, semua proses dari mulai mendata film apa yang harus ditonton di hari apa, apakah rental sudah ada, kalau sudah ada apakah aku akan kebagian atau harus menunggu 3 minggu sebelum bisa melihatnya? Begini lebih jelasnya.
Dulu (aku kembali sakaw bila harus memikirkan yang dulu), bangun pagi sudah ada list di otak....ssseeettttttttttttttttttttt....seperti berkelebat "Oh besok aku mau nonton ini film".....seeeetttttttt....berikutnya berkelebat, "Sudah ada belum ya di Movietime Honggowongso?"
Keesokan harinya, pasti sudah absen ke Movietime. Mengedarkan pandangan ke sudut paling selatan, mencari di rak new release. Satu out. Dua out. Tiga dan seterusnya biasanya begitu. Lalu, beranjak ke film-film lama di rak sebelah utara. Paling apes naik ke lantai dua meminjam film lebih lama lagi. Kalau beruntung, aku bisa ketemu mbaknya yang dulu pernah bantu aku menyimpankan pesananku dan rela telepon ke rumah untuk memberitahukan pesananku sudah ada (Thanks mbak...pfffhh...maap aku bahkan lupa namanya). Bila berhasil mendapatkan yang aku inginkan, maka langkahku ke kantor (aktivitas berikutnya nih) akan terasa lebih ringan. Berharap pekerjaan segera selesai, pulang ke rumah dan menikmati moment-moment menyenangkan dengan segelas kopi di mug kusam kesayangan.
Seperti sakaw saja kalau mengingat betapa menyenangkannya nonton Gladiator sebanyak tiga kali. Menahan genangan di mata saat melihat Jerry Maguire untuk ketiga kalinya. Nangis saat nonton Pay it Forward (malu sebenernya mengatakan hehehehe), atau perasaan excited melihat film Indonesia macam Gie.
Keharuan macam I'am David atau melankoli model Schindler's list pas Mr Schindler memberikan cincinnya untuk menebus satu nyawa tawanan perang. Kegilaan-kegilaan moderen ala Runaway Jury, One Flew Over The Cuckoo's Nest, serta ketegangan yang nyandu ala The Sixth Sense, Bourne Identity, Bourne Supremacy, Bourne Ultimate. Trilogi Bourne tergila gak akan terganti, sumpah.
Moment-moment itu terkadang terlalu sederhana. Simplifikasi itu kadang jatuhnya terlalu indah. Seperti halnya saat menikmati kesederhanaan Cold Mountain, In the Glooming, In the Name of Father, John Q, Being John Malkovich, Brokeback Mountain, Note on Scandal, Under The Tuscan Sun, The Terminal, Breaking and Entering, atau sesederhana keluarga "aneh" dalam Little Miss Sunshine.
Tapi aku kadang masih suka menikmati kerumitan ala Donnie Darko, Capote, pecahan-pecahan mozaik Crash, Rainman, the Sleepers, the History boy. Atau kerumitan sejarah macam downfall dan Munich. Dan beberapa sangat memperkaya, lihat saja the Pursuit of HappYness, The Good Girl, Philladelphia, I am Sam, Billy Elliot, Olliver Twist....ougghhh....daftar itu masih panjang, sangat panjang...semoga akhir bulan sakaw itu hilang*.
*aku sudah mengincar dvd player keren di pusat belanja deket rumah. Watch me!
2 comments:
Pasti merek DVD playernya AKIRA...SUNCO ATAU AICO ya?
bukan Cong, secara aku minded sama SONY, ya beli SONY lah. Itu alternatif pertama, kalo SONY gak ada, baru cari GT-MAN yang anti selip, gak ada juga? baru merek Crocodile, warna pink, ada gambar Hello Kitty di tengah...Puas Cong???
Post a Comment