Saturday, June 9, 2012

Merencanakan liburan hemat

*) Tulisan ini merupakan artikel wawancara Koran Jakarta dengan saya, yang dimuat pada Minggu, 10 Juni. Versi online-nya bisa dilihat di link berikut: http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/92787 

Nginep di Bandara, seperti di Changi Airport bukan hal haram
Merencanakan sebuah perjalanan wisata tidak seharusnya melihat dari aspek tujuannya saja. Calon pelancong juga sebaiknya merancang biaya yang akan dikeluarkan selama perjalanan agar kegiatan berwisata lebih nyaman dan lancar.

Melakukan perjalanan wisata dengan biaya murah adalah impian semua orang. Namun, untuk mendapatkan hal itu bukan berarti harus mengorbankan mimpi berwisata yang diinginkan sebelumnya. Dibutuhkan sebuah kreativitas dan kecerdasan dalam mengatur pengeluaran keuangan untuk mewujudkan sebuah liburan indah sesuai dengan mimpi Anda.

Perencanaan keuangan sebelum berwisata merupakan ide yang sangat baik. Bila dirancang dengan detail, para calon pelancong akan mendapat gambaran jumlah pengeluaran nantinya. Melalui penganggaran, Anda akan dapat memisahkan keuangan yang sebaiknya dikeluarkan atau tidak selama perjalanan dengan benar, dan biaya perjalanan pun akan dapat lebih ditekan.

Membuat daftar pengeluaran tidaklah sekadar menghitung harga kamar hotel, pesawat, dan penyewaan mobil. Biaya makan, tiket masuk tempat hiburan, dan hal-hal kecil lainnya juga harus dimasukkan daftar rancangan biaya wisata tersebut. Hal-hal apa saja yang harus dilakukan dalam perencanaan keuangan wisata tersebut?

Budgeting ala Ariy

Ariyanto merupakan seorang backpacker yang mulai aktif melakukan perjalanan wisatanya sejak 2008. Hingga saat ini, Ariyanto telah menulis enam buah buku yang berisi pengalaman-pengalaman dirinya selama travelling. Dua buku pertama yang ditulisnya adalah Rp2 Juta Keliling China Selatan dalam 16 Hari (2010) dan Rp1 Jutaan Keliling Thailand dalam 10 Hari (2010).

Baginya, travelling dapat menjadi sebuah kegiatan yang tidak mahal dengan mengubah cara berpikir tentang "mahal" dan melakukan sebuah perencanaan yang cerdas. "Backpacking adalah cara saya untuk travelling. Ada yang bilang backpacking itu berkonotasi dengan menggelandang dan menggembel. Bagi saya, backpacking adalah smart travelling," ungkap Ariy, panggilannya, kepada Koran Jakarta. "Backpacking harus merencanakan semuanya secara detail, termasuk soal keuangan," tambah dia.

Prinsip seorang backpacker adalah selalu travelling on budget. Ariy pun selalu tegas mengenai perencanaan pengeluaran ini. Namun, dirinya tidak selalu bertindak ekstrem dalam mengatur keuangan berwisata tersebut. Baginya, travelling merupakan kegiatan yang sangat subjektif, dan tinggal disesuaikan dengan preferensi masing-masing.

Tiga hal yang menjadi perhatian pelancong adalah sisi transportasi, penginapan, dan makanan. "Tiga hal itu adalah hal utama yang saya tentukan dalam membuat itinerary. Hal-hal lain, misalnya soal tiket spot wisata biasanya mengutamakan mendatangi lokasi wisata yang tidak berbayar. Di luar negeri banyak sekali lokasi wisata yang tidak berbayar," papar Ariy yang baru-baru ini juga bekerja sama dengan Trinity, Rini Raharjanti, Andrei Budiman, dan Claudia Kaunang dalam penulisan TraveLove: Dari Ransel Turun ke Hati.

Perencanaan transportasi yang pertama dilakukan adalah menggunakan tiket promo untuk yang memilih pesawat terbang. Memilih tiket promo ini dapat dilakukan melalui laman resmi maskapai penerbangan. Untuk perjalanan domestik, Ariy lebih memilih menggunakan perjalanan darat seperti kereta api. Ketika di luar negeri juga tidak masalah untuk berpindah tempat dari wilayah yang satu ke lainnya dengan menggunakan kereta api.

Untuk transportasi dalam kota, Ariy menghemat biaya dengan menggunakan bus umum, MRT, atau transportasi umum lainnya. Banyak kota tujuan wisata memiliki bus yang mengelilingi beberapa tempat hiburan wisata, dan beberapa di antaranya berharga murah. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk melakukan riset online untuk mengetahui transportasi umum tersebut beserta rutenya.

Untuk penginapan, Ariy lebih memilih menginap di hostel, guest house, ataupun home stay untuk menghemat biaya. Dirinya lagi-lagi menyarankan riset tempat terlebih dahulu untuk mendapatkan harga penginapan yang lebih rendah. "Kebanyakan hostel juga menyediakan sarapan gratis, jadi menghemat uang lagi. Beberapa juga memiliki harga cukup masuk akal bagi para traveller," jelas Ariy.

Terakhir adalah makanan. Ketika di luar negeri, Ariy lebih memilih mencari makan di food street. Selain lebih murah, makanan di tempat itu lebih banyak menawarkan makanan khas setempat. "Kadang saya juga melakukan brunch kalau tidak menemukan hostel yang free breakfast. Paginya bisa diganjal roti ringan dari supermarket sekitar," ungkap Ariy.

Dalam hal perencanaan anggaran berwisata, Ariy mengakui selalu menyediakan biaya sokongan sebesar 10 persen dari total biaya perjalanan yang telah dibuat sebelumnya. Back up anggaran itu tidak boleh diutak-atik lagi dan hanya boleh digunakan untuk hal-hal yang bersifat mendesak. edh/R-4

2 comments:

Anonymous said...

salam kenal Mas Ariy :),

kapan ya kira2 akan menerbitkan buku travelling hemat ke korea nya? hehehe :D..


salam dari aceh :)

*Lee

Ariy said...

salam kenal juga Lee

Buku traveling hemat ke Korea sudah dibikin teman saya satu penerbit, Claudia Kaunang. Sudah ada di toko buku lho :)