Sebagai orang yang sama-sama menyenangi traveling, kami
memiliki banyak kesamaan, antara lain kami memiliki banyak cerita seputar
perjalanan yang pernah kami lakukan. Beberapa kali obrolan, meluncurlah
cerita-cerita seru yang pernah kami alami. Sampai kemudian, saya lontarkan ke Sony, hey...kayaknya seru nih nulis bareng.
Sebagai travel
writer, saya beruntung lumayan sering jalan dan memiliki banyak stok
cerita. Sementara Sony, yang berlatar belakang akademisi, saya lihat jam
terbang jalan-jalannya juga tinggi, entah untuk urusan kuliah atau yang lainnya.
Saya memikirkan konsep buku The Ho(S)tel
ini saat saya traveling di Kuala Lumpur bulan Februari 2012. Waktu itu saya sering memikirkan hotel atau
hostel yang aneh-aneh, salah satunya saya ingin sekali mencoba konsep capsule hotel yang ada di Kuala Lumpur
(di kota-kota dunia lain banyak yang sudah punya), yaitu tempat nginep buat traveler
on budget, hanya serupa ruangan kecil sebadan (saya membayangkan peti mati
agak gede sedikit), extremely small room,
yang ditata bertumpuk-tumpuk. Saya juga membayangkan ini semacam kotak
pendingin mayat di rumah sakit hihihi. Sayangnya saya batal mencoba capsule hotel di Kuala Lumpur, karena
kelupaan sampai pulang.
Tapi dari situ muncul ide, saya memiliki banyak cerita tentang menginap di
hotel, hostel, homestay, guesthouse, atau
apapun itu namanya, kenapa tidak ditulis saja? Lalu saya ingat Sony, yang
meskipun saya belum pernah traveling bareng dengannya, saya pikir Sony pasti
punya banyak cerita yang bisa dibagi mengingat jam traveling dia yang lumayan
tinggi.
Hotel
atau hostel menjadi salah hal yang mewarnai setiap perjalanan. Tiga hal utama
yang selalu menjadi perhatian awal saya (pasti Anda juga) sebagai traveler
adalah transportasi, makan, serta hotel atau hostel. The Ho(S)tel - tentu dari judulnya Anda akan tahu kami akan
bercerita tentang apa - merupakan cerita
perjalanan masing-masing dari kami, dari satu hotel ke hotel lain, dari satu
ranjang hostel ke ranjang hotel yang lain, dari satu toilet homestay ke toilet homestay yang lain. Semua dari perspektif traveler. Ada cerita
seru, sial, aneh, yang ingin kami bagi untuk Anda. Dari shocking story di sebuah hotel kecil di Surabaya, hingga cerita
dari sebuah hotel di Salzburg, di Austria. Dari “keseruan” di sebuah hostel di
Kunming, China hingga kehebohan di sebuah penginapan di Sydney. Semua kami
tampilkan secara ringan dan apa adanya.
Ada perbedaan mendasar yang saya temukan dari cara
traveling saya dengan cara traveling Sony, yang menurut saya bisa saling
melengkapi untuk mewujudkan buku ini. Pertama soal gaya traveling, Sony
memiliki banyak pengalaman traveling dengan menginap di hotel berbintang,
meskipun juga dia punya banyak pengalaman menginap di hostel (dorm sekalipun). Sementara saya,
menginap di hotel berbintang beberapa kali saja dan bisa dihitung dengan jari,
nyaris lebih dominan menginap di hostel atau hotel murah, dan lebih sering di dorm. Hal lainnya, saya bisa fokus
menuliskan pengalaman tinggal di hotel atau hostel di kawasan Asia dan domestik,
dan Sony memiliki pengalaman tinggal di hotel Eropa dan Australia. Perbedaan
ini yang kemudian kami diskusikan dan kami menuliskannya untuk Anda.
Cerita-cerita yang kami tuliskan kami kelompokkan dalam
tiga bagian: yaitu bagian The Hotel
tentang cerita seputar pengalaman kami menginap di hotel, kemudian The Hostel yang tentunya cerita
pengalaman menginap di hostel, yang ketiga adalah “The Hotel”, ya hotel dalam
tanda kutip, sebuah pengalaman menginap tidak literally di hotel, tetapi fungsinya bagi kami sebenarnya sama
saja.
Akhirnya, senang bisa berbagi cerita dengan Anda tentang
pengalaman kami. Semoga membuat Anda semakin semangat untuk traveling dan
menemukan cerita Anda sendiri.
Cheers,
Ariy & Sony
8 comments:
Selamat ya mas ari, lancar jaya bukunya terbit ;)
Jyaaah gua seharusnya ikut Rie, gua banyak cerita tentang the hostel..... Mulai dari "misteri ranjang bergoyang", "turis di tengah turis", "tips dan trik sholat di hostel", dan judul judul aneh lainnya wakakkakaak
Darn gua ga tau project ini :D
@Fardelynhacky : makasih mbakkk...ayo ikut nuliss :). Terima kasih juga sudah mampir di blog saya.
@Cipu: nggak inget pas itu...padahal butuh banyak tulisan. Next book ikoot yak
can't wait can't wait..
saya pengen ngerasain tinggal di homestay, dan belom tau bedanya ama hostel.. buku ini kayanya bisa menjawab pertanyaan dibenak saya :)))
Wah, menarik kayaknya buku ini. jadi pengin baca. Selamat,ya. Nomadic Heart-nya juga keren tuh.
Waaaah...sudut pandangnya jadi kebalikan dari hotelicious nih mas ari... buku seperti ini yg sudah lama saya tunggu. Congrats buat bukunya!
deadlinenya masih lama ya..
:) .
seru, tentang perjalanan saya suka.
Post a Comment