Nyaris semua traveling saya on budget. Kenyataannya memang saya tidak memiliki banyak duit untuk melakukan ini itu, pergi ke ini itu, yang sekiranya menguras kantong lebih dalam. Tetapi juga bukan berarti saya berpayah-payah, berdarah-darah selama traveling, kayak yang pernah ditudingkan beberapa orang ke saya. Saya tetap enjoy dengan gaya traveling saya, dengan duit seadanya.
Itu juga yang saya katakan ke teman saya saat kami akan melakukan traveling bareng. Bahwa saya bukan orang yang akan memaksakan diri untuk melakukan sesuatu yang di luar kemampuan saya atau sesuatu yang tidak saya suka. Artinya, kalau ada yang mau traveling bareng saya ya harus bisa menerima gaya saya. Tetapi bukan berarti juga bahwa dia harus ngikut gaya saya ya. Saya terbuka sekali misalnya traveling bareng, terus ternyata travelmate saya mau melakukan sesuatu dan saya nggak cocok, ya nggak papa silakan lakukan. Bahkan bukan tidak mungkin misalnya saya stay di hostel, travelmate pengen tinggal di hotel yang bagus, ya silakan. Kita split dulu, ntar tinggal diatur aja jalan barengnya. Menurut saya itu cukup fair.
Ini juga yang terjadi saat jalan bareng dengan teman saya di Bangkok, Thailand. Teman saya pengen banget mencoba salah satu skybar atau rooftop bar, apapun dan di mana pun di Bangkok yang penting nyoba satu. Saya bilang ke dia, itu bukan gaya traveling saya. Uang adalah salah satu pertimbangan utama. Pertimbangan kedua, saya tidak cukup nyaman dengan suasana club atau bar. Jadi saya memang nyaris tidak pernah ke tempat-tempat itu. Saya tidak ngebeer (ini jadi bahan guyonan teman-teman yang saya temui dalam beberapa traveling), saya tidak suka ke club meskipun beberapa kali pernah (rada terpaksa). Saya cukup menikmati jalan di wet market atau blusukan di kampung. Pokoknya anaknya memang tidak seru kalau diajak jalan gaul. Yeah, that's me anyway...suka atau tidak suka.
Nah, tapi kali ini saya takluk. Saya kasihan dengan teman saya yang lagi ngidam hehehe. Ya sudah berangkat. Bukan soal ditraktirnya, tetapi memang tidak merasa nyaman saja. Tetapi teman saya janji tidak akan lama di sana. Baiklah. Setelah membuat daftar beberapa skybar, akhirnya diputuskan untuk menuju ke Cloud47 rooftop bar. Teman saya melakukan reservasi melalui telepon sebelum kami berangkat.
Klaimnya sih ini sebagai "The Largest Rooftop Bar in Bangkok". Lokasinya berada di puncak United Center Office Tower, tepatnya di lantai 47. Itulah kenapa pakai nama Cloud47. Gedung ini (mungkin) yang paling tinggi di Silom Rd. Gampang sih menuju ke Silom, bisa pakai skytrain, kalau sudah sampai di kawasan Silom lihat gedung yang paling tinggi dan cari gedung berlogo merah bertulis "United Center". Awalnya begitu nemu gedung ini merasa sudah sampai. Ternyata belum. Jadi gedung tempat Cloud47 berada di bagian belakang, sementara akses utama berada di gedung bagian depan yang isinya selain perkantoran juga ada beberapa kafe. Tinggal cari pintu belakang dari gedung bagian depan, lalu kita akan masuk ke pintu depan gedung bagian belakang. Nah bingung kan? hehehe.
Setelah kebingungan, kami akhirnya menemukan pintu belakang gedung utama, dan langsung dihubungkan ke pintu depan gedung kedua yang ada di belakang. Tetapi di sini pun tidak ada tanda-tanda kami menemukan akses masuk ke Cloud47, sebelum akhirnya kami berinisiatif bertanya kepada dua orang gadis yang berada di semacam akses gedung itu. Ternyata mereka ini adalah petugas pintu masuk menuju ke Cloud47. Setelah dicek reservasi, kami mendapatkan stempel di pergelangan tangan, sebelum petugas itu memberikan akses dengan ngetap access card di enter gate kayak di MRT itu.
Langsung masuk lift menuju lantai 47. Kejutan pertama adalah saat kita keluar dari lift, atmosfer sudah berubah. Udah di-set up macam suasana masuk club begitu. Dan Club47 ini berada di atap dengan pemandangan terhampar adalah kesibukan Kota Bangkok. Haduuuh...seger ini mata!
Interiornya dominan putih. Saat kami datang, baru segelintir tamu yang ada di sana. Pegawainya juga masih banyak yang prepare ini itu. Maklum, buka baru jam 05.00 sore, dan kami masuk beberapa saat setelah buka. Kursi-kursi kotak dengan meja kaca bertebaran. Satu pojok terdapat semacam small stage yang mungkin untuk live music. Kursi-kursi di pinggir menjadi favorit karena di sana kita bisa nemu pemandangan yang paling keren.
Datang saat menjelang sunset mungkin bisa menjadi pilihan waktu yang bagus. Dan jangan pulang sebelum malam, karena pemandangan saat hari sudah gelap pun tak kalah eloknya. Terus apa yang disajikan di sana? Kalau berpikir bahwa tempat ini mahal, mungkin pikiran Anda akan sama dengan pikiran saya. Tetapi setelah sampai di sana, yak ampuuuun...murce! Duit seratus ribuan saja sudah cukup untuk berdua. Di sini beer saja cuma 160 Baht udah dapet, atau sekitar Rp 60.000-an lah. Kalau saya, karena saya kampungan a.k.a udik, saya milih es kelapa muda yang disajikan dengan satu kelapanya langsung. Lupa harganya berapa, tetapi nggak lebih dari Rp 50.000!
Nah, kalau pengen sesuatu yang berbeda saat traveling ke Bangkok, Thailand, kayaknya jelajah skybar akan menjadi pengalaman yang seru dan menghasilkan foto-foto keren (kalau gape motret ya...nggak kayak saya yang kacrut banget kalau motret). Ada banyak skybar dengan karakteristik macem-macem untuk ditawarkan. Banyak situs online yang sudah mengupasnya, jadi kita tinggal menyesuaikan saja dengan ketertarikan kita. Kalau bagi saya sih sudah cukup sekali saja, asal tahu dan pernah. Saya lebih memilih jalan-jalan di pasar tradisional macam emak-emak (teteup) dan tiba-tiba menemukan makanan seru atau aneh saat menjelajahinya :).
Cheers,
Ariy
No comments:
Post a Comment