Thursday, August 14, 2008

dua pekan



Ada dua pekan penuh menuju kebebasan yang aku rasakan. Terlalu mendramatisasi yak? hehehhe. Nop, aku percaya memang ini rasanya seperti kebebasan. Bayangkanlah moment di mana kita berteriak sekeras-kerasnya di atas bukit, dengan echo yang bisa sampai 20 kali...bebas...bas...bas...bas...bas...bas...bas...bas...lihat baru beberapa echo saja kita sudah merasa seperti menelan sekarung permen mint dengan "plong"-nya yang luar biasa menghantam...hmmmm....kata temanku di Jakarta (yang masih berbahasa gaul di usia kepala tiga) kalimat-kalimatku di sebut lebay...biasa kalo dia sms nulisnya begini *lebay dot com* hehehhehehe (sorry al, piss yo!!)
Tapi benar kok. Dua pekan yang diawali dari tanggal 11 kemarin memang kebebasan yang sebenar-benarnya. Berbeda dengan cuti-cuti sebelumnya yang biasanya aku sudah mempersiapkan pergi kemana, terakhir ke Bali, cuti kali ini tidak mungkin nggembel lagi ke luar kota. Finasial sangat berpengaruh, karena bulan ini juga harus menyelesaikan pembayaran rumah. Selain itu ada tugas marathon untuk mengadakan bakti sosial hingga akhir Agustus.
Tetapi ada hikmahnya. Aku memiliki banyak waktu luang untuk memikirkan hal-hal yang positif dan bahkan berpeluang menambah uang saku. Pertama, ada penawaran untuk menjadi penulis lepas di website milik sebuah perusahaan franchise makanan di Semarang. Masih dalam proses tes sih. Tetapi tulisan pertama, dari dua tulisan yang diujikan, mendapatkan review bagus dari pimpinan perusahaan. Jadi bersemangat rasanya.
Kedua, aku memiliki waktu luang untuk melampiaskan hasrat membacaku. Kali ini yang jadi pilihan adalah kumpulan Cerpen dari Korea yang Laut dan Kupu-Kupu. Buku yang aku beli dengan Dini di Gramedia seharga Rp 40.000. Tidak tahu kenapa memilih buku itu. Tetapi keinginan mencoba membaca fiksi yang berbeda saja. Semangat sekali. Dan saat ini sudah tiga Cerpen yang dibaca. Satu hal, aku sangat menyukai sekali cara penulis-penulis Korea menggambarkan sesuatu secara lugas. Bagaimana proses pipis yang dilakukan difable, detil-detil sederhana digambarkan tanpa kemudian berakhir sebagai jorok. Mereka lugas sekali dalam menulis. Cuman memang, kadang susah memahami model percakapan yang ada di hampir semua tulisan, secara kultur berbeda dengan kita. Sederhananya, ini seperti saat kita bertanya,"Apakah kamu lapar?" kemudian dijawab "Saya tidak tahu siapa namanya," well...harus ekstra fokus sampai kemudian kita menemukan apa yang dimaksudkan dalam percakapan-percakapan karakter di dalamnya.
Hmmm...see? aku sangat bersemangat bercerita. Yap, itulah yang aku bilang bahwa ini sebuah kebebasan. Mana sempat mendapatkan hal-hal yang remeh temeh namun membahagiakan seperti ini di hari kerja.
Oya, schedule-schedule hedon yang sempat tertunda dengan teman-teman juga akan segera direalisasikan. Dua pekan itu lama. Tetapi dua pekan juga tak lama. Menikmatinya sebagai kesenangan akan memperpendek waktu. Menikmatinya sebagai kesusahan akan memperpanjang waktu. Tetapi melewatkan begitu saja justru akan memperpendek umur. Yupppp...masih separuh jalan !!! :)
regards,
A

2 comments:

Anonymous said...

Eh, gw protes ya...dari dulu gw manusia berkepala satu pak...ada sh kepala gw satu lagi tapi tersembunyi, itupun kecil..mentoknya gw manusia berkepala dua...*lebay banget dot net*

Ariy said...

Rusooooooooooooohhhh