Capek sebenarnya harus mengulang persoalan yang sama. Isu tentang "Against Guide Books" sebenarnya sudah muncul sejak mungkin lima tahun terakhir, saat tren traveling mulai melanda, khususnya traveling murah. Dan bukan sekali dua kali kami "dihajar" orang atau sesama penulis tentang buku-buku kami. Sampai saya, Claudia Kaunang, Rini Raharjanti, dan temen-temen penulis lain kadang geleng-geleng kepala. Hebat bener ini ya para haters. Saya tahu perasaan teman-teman penulis lainnya, tapi saya tidak berhak mewakili apa yang mereka rasakan untuk dituangkan di sini. Yang saya rasakan, saya tidak pernah benar-benar mengerti dengan alasan-alasan yang super ajaib yang dilakukan penyerang untuk menyerang buku saya.
Pertama kali berseteru, karena buku saya dihujat habis-habisan oleh penulis perjalanan belanja-belanji sampai mati ke berbagai negara. Saya akan menerima situasi di mana orang tidak suka buku saya. It is not a book for everyone. Tapi setidaknya, lakukan dengan cara bijak dan membaca bukunya dulu. Bukan covernya, atau bukan halaman pertama ya. Be smart. Kalau orang bersikap pintar dalam menilai buku-buku saya, saya akan menerima itu sebagai review yang konstruktif untuk next book. Tapi kalau cuma menghujat dan menghujat tanpa tahu apa yang dibicarakan, mohon maaf saya akan melawan.
Saya ingat perseteruan saya dengan penulis itu. Si Ibu yang doyan nulis buku belanja itu, dalam kategori saya memang mengambil cara traveling yang berbeda dengan saya. Dia menggunakan "traveling cantik", dengan destinasi yang berbeda tentunya. Saya ada masalah dengan itu? Tidak. Sangat tidak. Karena bagi saya, itu hak dia menulis dan bertraveling dengan gaya cantik. Saya anggap itu keberagaman dan biarkan pembaca memilih mana yang cocok buat dibaca sesuai dengan life style mereka. Saya memilih bertraveling dengan gaya murah (super murah) kok dia menghujat ya? Kata teman "Karena dia nulis soal negara yang sama dengan budget tinggi, sementara kau budget rendah." Sampai di sini saya berpikir, oh serem juga ya persaingan di dunia penerbitan buku, khususnya buku-buku perjalanan.
Kedua, saya bertemu dengan seorang penulis buku perjalanan yang saya kagumi. Tulisannya luar biasa. Saya berpikir, dia adalah orang yang pandai dan pantas saya kagumi. Sampai kemudian ada satu situasi di mana saya menemukan dia bukanlah orang yang bijak seperti yang saya bayangkan. Dengan lugas mengatakan tidak menyukai guide book dan para penulisnya harus bertanggung jawab atas kerusakan sumber alam/pariwisata akibat banyaknya wisatawan yang datang setelah membaca guide book. So silly. Kenapa menyalahkan guide books ? Kenapa tidak menuntut pembubaran kementerian pariwisata saja sekalian? Stop iklan komersial wisata Indonesia di banyak media. Jangan ada kampus pariwisata. Tutup pasar-pasar souvenir di lokasi wisata. Dan lain sebagainya. Kalau berbicara kerusakan, bukankah justru menyetop industrialisasi pariwisata adalah sebuah tindakan yang menimbulkan kerusakan massif? berapa juta orang Indonesia akan kehilangan mata pencariannya? You tell me.
Yang saya tahu, penulis besar yang dulu jadi kebanggaan saya itu masih melakukan "kampanye" against guide books. Semoga materi kampanye dia berikutnya lebih pintar dari yang dia sampaikan sebelumnya di banyak forum/media.
Ketiga, suatu saat teman saya memberitahu soal blog yang bener-bener sudah eneg dengan buku-buku kami para penulis guide books dan menyebut buku-buku ini buku-buku sesat. Eneg boleh. Just don't buy it. Lalu disenggollah salah satu materi di buku saya. Mereka mempermasalahkan soal saya menggunakan Couchsurfing dan HospitalityClub dalam salah satu buku saya. Yang lain menyebut ini sebagai penipuan.
"Pertanyaan saya, apakah itu ilegal? menggunakan Couchsurfing dan HospitalityClub?"
Let me tell you something. Buku-buku guide dengan gaya traveling on budget adalah buku panduan, how to. Bisa jadi how to macam-macam: how to get here, how to get there, how to get free accommodation, how to get free food, how to get cheap hostel. Nah, Couchsurfing dan HospitalityClub adalah salah satu cara untuk mendapatkan itu untuk memenuhi prinsip traveling berbiaya rendah. Artinya, saya sharing pengalaman "how to" dengan cara ini.
Perlu saya tegaskan, Couchsurfing dan HospitalityClub adalah organisasi traveler yang terbuka, TIDAK BERBAYAR, dan semua bisa menjadi bagiannya. Kalau Anda mau mengikuti cara saya, ya silakan. Kalau Anda tidak cocok, ya saya punya solusi lain. Apakah solusi lain itu? saya menuliskan beberapa hostel murah bila memang Anda tidak mau dengan cara Couchsurfing atau HospitalityClub. Adil kan?
Jadi kalau kemudian ada orang menyebut saya menipu karena saya pake jasa Couchsurfing/HospitalityClub...ya tidak bisa. Perlu saya tegaskan lagi, orang-orang yang menampung saya (hanya 2 orang dari total 16 hari perjalanan) bukanlah teman saya. Saya kenal mereka setelah ketemu dengan mereka, sebelumnya kayak lotere mencari teman yang mau menampung. So, bukan karena saya teman mereka sebelumnya. Semua orang bisa mengikuti jejak saya ini demi prinsip traveling murah. Dan ini semua saya jelaskan dengan gamblang di buku. Dua orang membantu saya dengan Couchsurfing dari total 16 hari perjalanan dan tiba-tiba saja saya dituding sesat. Jadi sekarang ini mudah sekali menunjuk ke arah orang: oh kamu sesat, kamu bukan.
Playing God!
Playing God!
Guys, sebut saya reaktif. Tapi come on...be smart. Review-lah buku saya dengan cara cerdas dan bukan berdasar prasangka. Kalau jelek, bilang jelek tapi bukan menuduh dan menghujat. Tapi kalau kemudian semua yang disampaikan itu tendensius dan hanya berdasar cemburu atau persaingan di industri buku, well...saya harus bilang : shame on you!
Regards,
A
6 comments:
saya adalah backpacker pemula, dan yang menginspirasi saya adalah the naked traveler (walau kadang ada selipan iklannya) dan a journo. kemudian buku-buku yang kalian terbitkan. and hey! your books are amazing and it's like bible for us, for those who like travelling.
and i'm agree that this books are not for everyone, so please for "koper traveler" don't judge it. buat mereka yang menghujat : be wise man! like twitter, if you like, follow it, but later if you dislike it, just unfollow, so simple. dan buat bang ariyanto, i have been there... tetap berkarya, mereka hanya nyamuk-nyamuk yg senang sekali gangguin mimpi saat kita tertidur dengan pulas di rumah sahabat yang baru dikenal di tempat antah berantah!
Baca pengalamannya bikin keder Mas. Padahal baru mau memulai karir sebagai penulis. Hehehe... :)
heheh.. keep writing and traveling.. bro..
I'm one of the smart readers.. :p *muji gak tau malu...
Bang Komang Widre: saya terpesona dengan kalimat Anda. Huge thanks :)
Indra: siyap-siyap aja ya Ndra :). Akan banyak angin di atas bukit. Angin ribut malah :)
Chen An: well you are :), makasih ya support-nya.
Salam dari Solo semua :)
awalnya sy hanya penggemar trinity lalu sy nemu blog ini dr tulisan trinity gak di sangka blog ini adalah pengarang buku panduan yg sll sy tenteng2 kmana2. buat sy, anda, claudia kaunang dll adalah penyelamat. kalian menginspirasi bahkan mempermudah kami para backpacker. kami gak perlu pusing nyari2 hostel murah, dll tinggal baca dan ikuti itinerary di buku beres!bahkan banyak skali tips yg bisa kami terapkan. AMAZING ! sy juga pembaca smua bukunya si ibu yg suka belanja itu(mantan kakak ipar trinity) sy juga senang baca buku beliau hanya untuk pengetahuan. tp sangat disayangkan kl beliau yg sy kagumi menghujat penulis lain. bukankah hak masing2 orang untuk berkarya dan hak kami para pembaca untuk memilih. rejeki udah ada yg atur.. semangat bang.. saya berterimakasih banget buat para penulis guide book tanpa kalian kami "galau" heheh GANBATTE !!
awalnya sy hanya pengikut blognya trinity. lalu sy menemukan blog ini dr tulisan trinity. Gak di sangka ternyata yg punya blog ini adlh pengarang buku yg sering sy tenteng kmana mana. tulisan ini membuat sy miris skali terhadap persaingan yg sangat tidak sehat antara para penulis. padahal kan hak masing2 penulis untuk menulis apa yg dia senang dan hak kami para pembaca untuk memilih buku yg kami suka. buat apa ada saling menghujat ??? sy justru bertimakasih skali kpd para pengarang guide book. dgn adanya buku mrk sangat memudahkan kami poara backpacker. gak perlu pusing search hostel murah, dll. tinggal ikuti itinerarry beres. sy bner2 gak ngebayangin kl gak ada buku panduan itu.backpacker jd ribet bener n ngerii krn gak punya reverensi. sy juga pembaca bukunya si ibu yg suka belanja itu. sy koleksi buku beliau krn banyak "ilmu" belanjanya. sangat disayangkan kl ibu itu menghujat penulis lain padahal kan kalian berbeda arah. masing2 pengarang punya arah berbeda dlm bukunya. semangat terus ya mas.. sy lg nunggu TraveLove hadir di sby. cheers :)
Post a Comment