Hari ini mendapat email dari editor saya di Bentang Pustaka, bahwa TraveLove akan segera terbit dalam waktu seminggu ke depan. Akhirnya....seperti kelegaan orang yang mau melahirkan.
Bagi saya, setiap buku selalu memberikan kebanggaan tersendiri. Empat buku saya semua adalah buku yang saya tulis sendiri. Buku kelima saya, Travelicious Medan adalah buku pertama saya bekerja sama dengan orang yaitu Ajie Hatadji. Dan TraveLove adalah buku penanda saya bekerja sama dengan banyak orang untuk pertama kalinya. Ini menjadi buku ke enam saya secara resmi.
Enam buku sudah saya selesaikan, dan bagi saya ini pencapaian pribadi yang luar biasa, meskipun saya juga tahu banyak hujatan atas buku-buku saya (khususnya guide book) dan ada yang menyebutnya sebagai rubbish books. Saya terima, saya doakan yang terbaik bagi para haters saya :). Diakui atau tidak, haters membuat orang menoleh ke saya...serius. Jadi jangan disangka Tuhan menjadikan orang sebagai hater supaya mereka berdosa saja, bukan....mereka ada gunanya kok. Mereka membuat saya terus belajar dan belajar. Selain itu, fakta di lapangan, buku yang dihujat, dianggap sesat, dicaci maki, justru buku yang banyak dicari. Bukaaan...saya pribadi tidak menginginkan buku saya dihujat, tapi apa mau dikata, nasib saya memang harus dihujat hehehe., meskipun catet yaa...saya tidak pernah menghujat buku orang. Tuhan Maha Mendengar, buku saya laris. Lebih membanggakan lagi, saya menginspirasi banyak orang untuk memulai langkah pertama mereka menuju traveling sebenarnya. Saya banyak menerima email, pesan di social media, bahwa buku saya membuka mata mereka, bahwa traveling murah bukanlah hal mustahil. Banyak yang ingin ketemu saya, mengucapkan terima kasih, bahkan ada ibu-ibu di Jakarta yang bela-belain telepon ke penerbit di Jogja untuk meminta no hp saya, dan akhirnya benar...kami bertemu tahun 2010 akhir, dan bertemu lagi di tahun 2011. Gara-garanya cuma dia baca buku China saya, dan akhirnya dia jalan ke sana. Saya dijamu di restauran besar miliknya yang dikelola sang anak.
Dan sekarang tanpa sadar, saya sudah sampai di buku ke enam TraveLove. Buku ini muncul dari diskusi saya dengan Trinity "The Naked Traveler" dan travel writer Rini Raharjanti. Jadi, pilih-pilih teman itu memang ada pentingnya ya...saya selalu menghindari orang-orang yang memberikan efek negatif ke saya, orang yang memandang dunia secara negatif, karena itu akan memberi efek negatif juga pada cara saya memandang dunia. Nah, Trinity dan Rini adalah beberapa dari banyak teman, yang selalu memberikan efek positif bagi saya. Saya banyaaaak belajar dari Trinity tentang apapun, tidak hanya tentang buku, tetapi tentang dunia. Dengan Rini, saya mendapatkan teman diskusi yang tak kalah tangguhnya. Dengan latar belakang masing-masing, termasuk kultur, kami adalah partner hebat dalam diskusi, setidaknya itu menurut saya. Bagi saya, dua orang ini sudah satu frekuensi dengan saya. Saya tentu bangga memiliki teman-teman mereka.
Kami adalah kalong. Setiap malam pikiran kami berputar. Kami mendiskusikan apa saja. Dari film, musik, buku, hingga tren di masyarakat. Tetapi kami bukan tipe orang-orang yang hidupnya habis buat berdiskusi tetapi lupa implementasi. Jadi kami berpikir, kami harus terus berkarya. Sampai kemudian, kami berpikir untuk membuat satu buku bareng. Kami mencoba berdiskusi untuk mencari satu hal saja...satu hal yang menghubungkan orang di dunia ini. Jawabnya adalah CINTA!
Cinta adalah sesuatu yang tidak pernah habis untuk dikupas, dinikmati, diteliti, dikuliti, ditangisi, ditertawai, dan semua orang pernah mengalaminya. Kami akhirnya memilih ide besarnya itu. Lalu karena kami semua adalah travel writers, maka kami sepakat akan membuat buku soal cinta dan traveling. Diskusi sampai Subuh itu seru sekali, kami menggali semua kemungkinan ide, dari yang terkonyol, terjelek, tergaring, sampai akhirnya kami memutuskan : TraveLove adalah judul buku yang akan kami buat.
Persoalan lain muncul, bagaimana kami akan membuat buku, dengan standar jumlah halaman untuk layak disebut buku? sementara untuk menulis banyak, Trinity jelas dia sangat sibuk. Waktu itu saya juga tengah mempersiapkan Travelicious Medan, sementara Rini kerjaan kantornya berjibun. Akhirnya kami menyepakati ini akan menjadi sebuah antologi. Menyerahkan ide matangnya ke penerbit, dan biarkan penerbit mencari penulis-penulis tambahan.
Melalui email bersama, kami sampaikan penawaran ke penerbit, dan dengan cepat mendapatkan respons positif. Lalu bergabunglah sejumlah travel writers untuk memberikan kontribusi tulisan: Claudia Kaunang, Sari Musdar, Andrei Budiman, Rei Nina, Salman Faridi, dan Lalu Abdul Fatah.
Bagian masing-masing disepakati sebagai sebuah cerita hasil pengalaman pribadi penulis, terkait cinta dalam arti universal. Cinta kepada ayah, ibu, teman, cewek, cowok, dan lain sebagainya., serta apapun itu. Dan disepakati, setting-nya boleh di mana saja di belahan dunia manapun. Ini menawarkan eksplorasi dunia dan eksplorasi hati sekaligus. Saya pribadi cukup puas dengan hasil yang saya tuangkan di sini. Selanjutnya menjadi bagian Anda untuk menikmati dan menilai karya-karya kami.
Sempat pending beberapa saat, akhirnya....buku ini kelar dicetak juga. Di buku ini, Anda akan bisa melihat sisi romantis para travel writers, yang biasanya terkesan tangguh, bisa jadi terlihat mellow. Intinya, buku ini akan mengajak kita untuk menjelajahi indahnya dunia, indahnya hati dan indahnya CINTA. :)
Selamat membaca,
A
8 comments:
wahbukunya keren2 mas,,jd pengen jalan2,hehe..
postingan2nya jg sangat menarik dan bermanfaat,,terus menulis,,karena dengan menulis kita bisa mengembangkan imajinasi kita dan menjadikan kita lebih kretaif ^_^
salam kenal
kalau berkenan silahkan mampir ke EPICENTRUM
folloback juga ya buat nambah temen sesama blooger,,tukeran link juga boleh,,makasih..^_^
Makasih Mas Rizki sudi mampir ke blog saya.
Epicentrumnya keren. Boleh saja nanti di link. Sukses ya Mas
terus menulis mas ariy. aku suka tulisan - tulisanmu hehehehe sangat bermanfaat pokoknya.
Makasih bosss :)Makasih sudi mampir juga
"saya selalu menghindari orang-orang yang memberikan efek negatif ke saya, orang yang memandang dunia secara negatif, karena itu akan memberi efek negatif juga pada cara saya memandang dunia." <- saya setuju sekali quote ini!!
makasih mas :)
dahsyatnya buku emang bikin yang baca jadi terinspirasi...
lanjut Mas Ariy, met menggugah kami yang tengah bermimpi...
*menyelami kembali mimpi keliling dunia yang statusnya hibernasi...
makasih Bu Guru...jangan berhenti bermimpi....suatu saat bakal kesampaian. Amin. :)
Post a Comment