Medan memiliki atraksi menarik yang terkait dengan fauna. Ada banyak pilihan menarik untuk mengeksplorasi Kota Medan. Kali ini, kita akan berkunjung ke beberapa spot terkait fauna, yang memang menjadi andalan wisata kota ini. Highlight kami adalah jatuh pada penangkaran buaya (Crocodile Farm) yang dikenal dengan nama Taman Buaya. Rasa penasaran kami atas lokasi ini sudah di ubun-ubun. Apalagi teasing yang selalu dibisikkan kepada kami tentang penangkaran ini adalah: Inilah penangkaran buaya terbesar di Asia !! Konon bahkan salah satu yang terbesar di dunia. Hollaaa…
Taman Buaya berada di Jl Bunga Raya 2, No 54, Sunggal, Medan, daerah Asam Kumbang, sekitar 10 km dari pusat Kota Medan, yaitu di Medan Selayang. Memang agak jauh ke luar kota, namun cukup mudah menemukannya karena banyak orang yang tahu. Bila Anda naik transportasi umum, maka dari jalan utama di kawasan Asam Kumbang, Anda akan berhenti di depan gapura dengan papan petunjuk menuju ke Taman Buaya. Dari gapura ini, kita tinggal jalan kaki sekitar 100 meter menuju ke lokasi. Taman Buaya adalah penangkaran yang dikelola keluarga penduduk lokal. Dari depan tampak seperti rumah biasa, dengan warung di bagian muka. Warung ini sekaligus tempat kita membeli tiket dan Anda juga bisa membeli minuman ataupun souvenir miniature buaya dari plastik. Setelah membayar tiket, kita akan masuk ke bagian samping rumah, dan dimulailah petualangan ala Crocodile Dundee !!
Beberapa kolam utama akan menyambut kita. Kolam kering ini menampung beberapa buaya disesuaikan umurnya. Mulai dari beberapa bulan, hingga berumur 25 tahun lebih. Selain kolam kering, di belakang akan kita temukan rawa luas dengan permukaan berlumut hijau. Beberapa buaya sepanjang dua kali tubuh manusia tampak berjemur, yang lain akan mengambang diam tanpa gerak, atau terkadang dengan gerakan slow motion. Menarik sekali mengamati tingkah mereka. Buaya-buaya ini bergerak sangat lamban, tetapi sekali kita mendapatkan momentum, begitu mereka bergerak kita akan mendapatkan foto yang cantik. Oya, pengunjung juga bisa berfoto dengan buaya, seorang pawang akan mengeluarkan salah satu buaya ukuran sedang dari kolam kering, lalu dimulailah aksi potret memotret bersama sang buaya. Untuk berfoto, dikenakan biaya, sekitar Rp 20.000 dan diserahkan langsung ke sang pawang. Selain itu, pengunjung juga bisa memberi makan buaya dengan membeli makanan buaya berupa unggas (ayam atau bebek) yang disediakan pengelola.
Merunut eksistensinya, tersebutlah nama Lo Than Mok, dialah pemilik ribuan buaya ini, dan memulai memelihara buaya sejak tahun 1959. Total buaya di lokasi ini mencapai 2.500 ekor lebih, dengan kebutuhan pangan setiap harinya mencapai 1 ton dan berada di lokasi seluas 2 hektare. Taman Buaya mengenakan tiket murah kok, cuma Rp 3.000 per orang, buka dari jam 09.00 WIB - 17.00 WIB.
Bagaimana menuju ke Taman Buaya:
Naik Angkot 64 turun di Kampung Lalang (pemberhentian terakhir Angkot sebelum masuk ke Terminal Pinang Baris). Lalu ganti Angkot ke arah Taman Buaya (dari perempatan Kampung Lalang belok kiri searah ke Terminal Pinang Baris. Ada banyak Angkot). Pulang, gunakan Angkot dari arah berlawanan kembali ke Kampung Lalang, lalu ambil Angkot nomor 23 untuk menuju ke Medan Kota.
Cerita soal perjalanan saya di Medan bersama travelmate saya Ajie Hatadji, bisa Anda nikmati secara lengkap di buku Travelicious Medan; Jalan Hemat Jajan Nikmat, terbitan B-First (Bentang Pustaka).
Have a nice trip! :)
A
2 comments:
kulitnya buat dijual ya..?
saya malah kurang tahu Mas bro.Kalo di lihat di sana, nggak ada sih penjualan kerajinan kulit buaya. Btw, terima kasih sudah mampir.
Post a Comment