Nanning adalah salah satu kota di daratan China yang menjadi kunjungan saya pada 2010 lalu. Saat itu masih musim dingin. Tetapi kalau cuma dihabiskan buat meringkuk di apartemen seorang teman ya nggak seru.
Maka jalan-jalanlah saya. Kebetulan ada semacam bazaar, dan kami menuju ke sana. Ada stan makanan, jualan alat-alat rumah tangga, permainan, dan lain sebagainya. Nah, pas sampai di depan sebuah stan makanan, saya lumayan kaget nih. Awalnya ada tulisan Indofood. Saya pikir, wah hebat juga nih, produsen mie instan di Indonesia sudah masuk ke China juga. Usut punya usut, ternyata maksud tulisan Indofood adalah "Indonesian Food" alias makanan Indonesia. Maka bertemulah saya dengan Lumpia dari Semarang yang mereka tulis dengan Lompia (seperti orang Jawa melafalkan makanan ini), kemudian ada Lemper, yaitu ketan yang diisi ayam dengan rasa gurih (kalau di Indonesia dibungkus daun pisang). Ada lagi Kue Ku - biasanya ada dijual di penjual kue basah. Warnaya merah menyala (ada juga yang hijau) terbuat dari tepung ketan dan isinya kacang hijau manis. Selain itu juga ada bikang ambon.
Mereka sudah membuatnya terlebih dahulu kemudian disimpan di dalam kotak makanan, bila ada yang membeli akan dihangatkan kembali. Hmmm...rasanya lumayan lho. Hanya bikang ambonnya yang agak benyek. Tapi menurut saya sudah cukup lumayan membunuh kangen saya pada Indonesia. Saat saya tanya, apakah mereka membuat sendiri? mereka menyatakan tidak. Namun, si pembuat maupun penjual bukanlah orang Indonesia atau keturunan Indonesia.
Dari informasi yang saya dapatkan melalui teman asli setempat, masuknya makanan-makanan Indonesia ini karena memang banyak imigran dari Indonesia yang merupakan warga keturunan Tionghoa. Pada tahun 1960-an, saat situasi politik tidak berpihak kepada warga keturunan Tionghoa, banyak yang lari dari Indonesia untuk mengadu nasib di negeri leluhurnya, yaitu China.
No comments:
Post a Comment