Hoiii...para penyuka masakan pedas, saatnya berpestaa!! Hueheheheh....inilah masakan yang saya rekomendasikan dengan sangat-sangat-sangat untuk para penikmat masakan pedas.
Namanya adalah Oseng-Oseng Mercon. Demi melihat diksi "mercon" dan "pedas", maka kita pun pasti langsung paham...kenapa namanya jadi Oseng-Oseng Mercon.
Datanglah ke kawasan Jl Ahmad Dahlan, maka akan Anda temukan sejumlah warung lesehan yang menjual Oseng-Oseng Mercon. Untuk menuju jalan ini gampang kok, dari arah Malioboro lurus saja sampai titik nol kilometer (perempatan depan Benteng Vredreburg), lalu belok kanan saja. Nah, itulah kawasan Jl Ahmad Dahlan.
Saya memilih Oseng-Oseng Mercon di depan SMA Muhammadiyah 5, di jalan yang sama. Yaitu warung lesehan milik Bu Narti. Konon nih, resepnya sudah ada turun temurun sejak tahun 1940-an. Lalu apa sih sebenarnya Oseng-Oseng Mercon itu? ini adalah masakan bumbu oseng-oseng biasa, tetapi isinya didominasi oleh thethelan, koyor...kalau roaming karena menggunakan bahasa Jawa, maka biar gampang disebut lemak sapi. Yang mendominasi lainnya? tentunya cabe. Bagi saya, sebenarnya masakan ini sedaaaaap....bumbunya terasa. Kalau orang Jawa bilang nglawuhi atau teman yang sangat pas bila disandingkan dengan nasi. Tetapi kok sebenarnya? Jadi bagi saya, yang tidak sebenarnya apa dong? ya maaf, karena saya bukan penyuka pedas yang sangat (sambal sih oke aja, tapi bukan yang menyengat), maka saya tidak bisa menghabiskan banyak. Cukup beberapa sendok saja saya sudah kibar-kibar bendera putih tanda menyerah.
Oseng-Oseng Mercon di masak di atas arang |
Oseng-Oseng Mercon paling nikmat dimakan dengan nasi putih hangat, kemudian ada lalapan mentimun sekadar membuat mulut kita istirahat sebentar dari rasa menyengat hueheueheue. Disajikan di atas piring kecil, sementara nasinya diletakkan di daun pisang, makanan ini sering jadi ajang seru-seruan, taruhan bagi mereka yang tidak bernyali makan pedas hehehe. Seporsinya Rp 7.000 (kalau belum naik ya...soalnya tempe tahu aja sekarang harganya melangit hihihi). Nasinya Rp 3.000. Kalau tidak tahan pedas, ada pilihan makanan lain di sini, seperti lele goreng dan ayam goreng/bakar. Serius, kalau ke Jogja, jangan lupa ya mampir ke sini. :)
No comments:
Post a Comment