Jalan-jalan kita kali ini ke Amphawa Floating Market. Bersama dengan sepuluh teman lain dari berbagai negara, saya menikmati keseruan sisi lain Thailand di Amphawa Floating Market. Oya, kebetulan teman-teman baru saya ini adalah anak-anak Couchsurfing dari berbagai negara. Kami nggak kenal satu sama lain, hanya waktu di Bangkok saya iseng buka postingan di group Bangkok, ada anak yang ngajak jalan bareng ke Amphawa Floating Market. Lalu akhirnya terkumpullah sebelas orang, mulai dari Amrik, Guatemala, Thailand, Taiwan, Spanyol, Belgia, Italia, Fillipina, dan saya perwakilan dari Indonesia :).
Meeting point-nya di seberang Hotel Asia, Bangkok. Amphawa menjadi pilihan kami karena kami pikir Amphawa tidak akan seramai Damnoen Saduak Floating Market yang memang lebih dulu terkenal (dan asumsi kami keliru). Kami pikir juga, Amphawa lebih terjaga keasliannya, serta tak kalah menarik dibanding Damnoen Saduak.
Kami naik bus kota menuju Southern Bus Terminal dengan tarif 18 Bath, waktu itu sekitar Rp 5.000,-. Tiba di Southern Bus Terminal, kami menunggu beberapa saat sebelum masuk bus ke Amphawa dengan tiket 70 Baht (Rp 19.600). Ini adalah bus AC, meskipun kondisinya tidak mewah dengan AC tua. Tetapi lumayanlah, mengingat tiketnya juga tidak mahal.
Amphawa Floating Market berada di Provinsi Samut Songkhram, sekitar satu hingga satu setengah jam perjalanan dari Bangkok. Sama dengan Damonoen Saduak, ini adalah floating market dengan banyak penjual makanan, warung apung, penjual buah, hingga penjual souvenir. Banyak atraksi menarik, selain kita juga bisa berkeliling ke spot-spot menarik di sepanjang tepi sungai dengan perahu sewaan.
Pasar ini istimewa karena ini adalah pasar yang telah ada sejak 50 tahun yang lalu, dan pernah menjadi salah satu pasar komersial utama di sepanjang Sungai Mae Klong. Amphawa adalah salah satu kabupaten yang kaya dan makmur daerahnya. Tempat ini adalah tempat kelahiran Raja Rama II.
Berbeda dengan Damnoen Saduak, pasar apung ini hanya buka tiga hari, yaitu Jumat, Sabtu dan Minggu. Bila pagi masih relatif sepi dan geliat warga baru akan terasa setelah pukul 12.00. Jalan-jalan ke Amphawa akan makan waktu sehari penuh. Menarik sekali mengamati bagaimana penduduk setempat, dari laki-laki muda hingga perempuan tua, berdayung sampan sendirian dengan beberapa barang dagangannya. Banyak di antaranya yang terlihat memasak di atas perahunya. Memang inilah yang menjadi atraksi utama. Jadi di kedua sisi Sungai Mae Klong ini terdapat toko-toko souvenir hingga rumah makan. Beberapa kursi kayu ditata, di sinilah kita bisa duduk untuk makan. Kita order makanan kepada penjual yang ada di atas perahu. Lalu dengan tangkas mereka bergerak memasak, sedang di sisi lain selalu menjaga keseimbangan agar posisi perahu mereka stabil.
Lampu blitz berkilat dari berbagai sudut memotret aksi mereka. Seafood menjadi andalan para pedagang makanan ini. Sementara Thai Food macam pad thai dan salad papaya juga tersedia. Saya memesan nasi goreng udag seharga 25 Baht (Rp 7.000). Rasanya? Ya begitulah :).
Puas makan, kami jalan berkeliling ke sisi sungai satu menuju sisi lain yang dihubungkan dengan jembatan batu. Menarik melihat apa yang mereka jual. Dari jus aneka rasa buah seharga 10 Baht (Rp 2.800), hingga mainan anak-anak kuno dari kaleng. Dari aneka snack khas Thailand, hingga poster iklan jadul. Oh iya, jangan lupa membeli kaus-kaus bertuliskan Amphawa berbagai model. Saya beli satu kaos seharga 99 Baht (Rp 27.720). Di Amphawa kita juga bisa berkeliling dengan menggunakan perahu sewaan.
Saat senja tiba, kami bersiap kembali ke Bangkok. Tetapi saya heran, justru semakin gelap, pengunjung semakin banyak. Usut punya usut, ternyata Amphawa memang sangat ramai kalau malam. Rahasianya? bila malam tiba, kunang-kunang berterbangan di sekitar sungai, menjadi pemandangan yang menarik perhatian para wisatawan. So, journer...kalau kamu ke Thailand dan pengen sesuatu yang beda, berkunjunglah ke Amphawa Floating Market. Murah meriah dan seru :)
Cheers,
Ariy
No comments:
Post a Comment